Mengenang Tragedi Kecelakaan Bus Tewaskan 35 Orang di Blondo Magelang

Mengenang Tragedi Kecelakaan Bus Tewaskan 35 Orang di Blondo Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 03 Sep 2023 21:49 WIB
Keluarga korban selamat bus Sumber Waras vs Colt di Blondo, Magelang. Iswanto menunjukkan potret kecelakaan bus maut pada 1981 silam.
Potret kecelakaan bus vs Colt pada 1981 silam. (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Kecelakaan maut bus dengan mobil pernah terjadi di sekitar Jembatan Elo, Pare Blondo Magelang pada tahun 1981 silam. Bahkan, pernah ada monumen untuk memperingati tragedi kecelakaan yang menewaskan hingga 35 orang itu.

Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin, 24 Agustus 1981 silam. Kecelakaan adu banteng itu melibatkan Mitsubishi Colt Station atau Colt T berwarna merah dengan Bus Sumber Waras.

Dalam tragedi itu total 35 orang tewas, 32 orang luka berat, dan 20 orang luka ringan. Dari korban meninggal, 7 di antaranya merupakan penumpang Colt T yang total berpenumpang 14 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu bus Sumber Waras dari arah Jogja dalam kondisi penuh penumpang sedangkan Colt T meluncur dari arah sebaliknya atau dari arah Magelang. Kondisi jalan di Blondo, Magelang, yang itu masih sempit membuat tabrakan kedua kendaraan itu tak terelakkan.

Akibat kejadian itu, Colt T itu rusak parah sedangkan bus jatuh ke Sungai Elo. Memori kecelakaan itu pun masih membekas di ingatan warga Pare, Blondo, Kecamatan Mungkid.

ADVERTISEMENT

Suara keras benturan bus dengan Colt 4 dekade lalu itu masih terekam di benak Karniyem (72) yang rumahnya berada dekat dengan jembatan Elo. Dia mengenang hendak belanja ke pasar saat tragedi itu terjadi.

"Saat itu, pagi jam 08.00 WIB saya mau belanja (jalan) sampai pojokan jembatan kok hati ngerasa nggak enak, terus pulang. Saya tutup pintu (tak lama) kok dengar suara derrr, aduh, astagfirullahaladzim," kenang Karniyem saat ditemui di Pare Blondo, Minggu (3/9/2023).

Karniyem kala itu tak berani membuka pintu rumahnya karena anaknya masih kecil-kecil. Dari balik kaca dia mengintip para korban kecelakaan dievakuasi ke bagian depan rumahnya.

"Pertama (yang ditolong) anak umur 4 tahun, tanpa baju cuma pakai celana, terus mbah-mbah. Semua (korban) yang meninggal (diangkat) ke depan rumah," ujarnya.

Lokasi Jembatan Elo yang berada di Blondo, Pare, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diunggah Minggu (3/9/2023).Lokasi kecelakaan bus di Jembatan Elo yang berada di Blondo, Pare, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diunggah Minggu (3/9/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Menurutnya, Bus Sumber Waras disebut membawa rombongan pengantin. "Itu kan ngantar pengantin sepasaran dari Jogja mau pulang daerah Semarang," katanya.

Hal senada juga disampaikan Muklas (52). Pria yang kala itu masih berusia SD itu masih ingat dengan tragedi bus nahas tersebut.

"Saat itu, saya masih kelas 2 SD. Lagi mainan, ada (tabrakan) di dekat Jembatan Elo yang sebelah kanan. Bus masuk sungai kelihatan bokonge (belakangnya)," ujar Muklas.

Selengkapnya di halaman berikut.

Dia bahkan ingat detail jumlah korban tewas maupun luka dalam peristiwa itu.

"Sekitar 35 orang yang meninggal, luka berat 32, luka ringan 20 orang," katanya.

Monumen 'Jangan Menyusul Musibah Kami'

Tak lama setelah kejadian kecelakaan maut itu, dibangun sebuah monumen untuk menghormati para korban. Colt warna merah yang terlibat kecelakaan pun dipajang sebagai pengingat agar pengendara berhati-hati.

Monumen itu berlokasi sekitar 200 meter dari lokasi kecelakaan. Lokasi persisnya berada di sisi kiri jalan dari arah Jogja, dekat dengan lokasi persawahan.

Namun, kini monumen itu dihilangkan karena ada rencana pelebaran jalan yang bakal dibuat menjadi empat lajur. Dua dari arah Jogja dan dua lajur dari arah Semarang.

"Dibongkar (monumen) saya lupa. Pokoknya sebelum dilebarkan ini, pelebaran 2006," ujar Muklas.

Monumen itu pun juga masih diingat oleh warga Temanggung, Anis E. Dia teringat semasa kecil selalu diminta orang tanya untuk menengok monumen itu saat melintas monumen tersebut.

"Katanya 'jangan menyusul musibah kami'. Istilah itu pengingat, jangan sampai kita teledor di jalan agar tidak terjadi kecelakaan seperti itu. Jadi setiap kali melihat, kadang ada rasa takut karena kendaraan yang dipajang itu hancur. Itu kenangan waktu kecil, tapi sekarang sudah tidak ada monumennya," ujar Anis.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads