15 Contoh Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, dan Strukturnya

15 Contoh Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, dan Strukturnya

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Selasa, 29 Agu 2023 17:50 WIB
Ilustrasi aktivitas di Laboratorium Namru-2.
15 Contoh Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, dan Strukturnya. Foto: Edi Wahyono
Solo -

Teks laporan percobaan biasanya digunakan untuk menjelaskan secara rinci hasil sebuah eksperimen atau percobaan baik dengan benda mati maupun benda hidup. Berikut ini contoh teks laporan percobaan yang bisa jadi referensi.

Dalam dunia ilmu pengetahuan, terdapat istilah percobaan dan eksperimen. Percobaan dilakukan untuk memahami suatu materi dengan cara eksperimen. Eksperimen ini dapat menggunakan benda mati maupun benda hidup. Metode yang digunakan pun ada pengamatan dan uji coba (praktikum).

Setelah selesai melakukan suatu percobaan, maka ditulislah laporan hasil percobaan dalam bentuk teks. Teks inilah yang disebut dengan teks laporan hasil percobaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan hasil percobaan merupakan suatu bentuk dokumentasi yang memiliki peran vital dalam mengkomunikasikan hasil-hasil percobaan, pengamatan, atau penelitian kepada para pembaca.

Berikut ini pengertian, ciri, serta struktur yang tepat dalam penyusunan laporan hasil percobaan dikutip detikJateng dari Modul Aku Bisa, Aku Mencoba oleh Kemendikbud RI.

ADVERTISEMENT

Pengertian Teks Laporan Hasil Percobaan

Teks laporan hasil percobaan merujuk pada jenis teks yang menjelaskan tentang hasil dari suatu percobaan yang telah dijalankan oleh penulis. Teks semacam ini umumnya digunakan untuk mendokumentasikan percobaan, menyusun karya ilmiah, atau menyusun laporan praktikum. Kontennya cenderung berisi data terperinci tentang hasil praktik, pengamatan, dan penelitian yang telah dilakukan. Fungsi utama teks laporan hasil percobaan adalah untuk mencatat kegiatan yang telah dilakukan serta merekam data yang diperoleh selama percobaan tersebut.

Saat menulis laporan hasil percobaan, penting untuk memastikan kejelasan, kelengkapan, dan menghindari repetisi yang tidak diperlukan agar para pembaca dapat dengan mudah memahami isi laporan tersebut. Penggunaan bahasa atau frasa yang mudah dimengerti, dipahami, dan dicerna juga harus diperhatikan agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan secara jelas.

Ciri Teks Laporan Hasil Percobaan

Ciri-ciri dari teks laporan hasil percobaan antara lain:

  1. Disusun berdasarkan hasil percobaan, pengamatan, atau penelitian disertai pemecahannya.
  2. Pembahasan masalah teks laporan hasil percobaan dikemukakan secara obyektif sesuai dengan realita atau fakta dan kebenarannya dapat diuji.
  3. Disusun berdasarkan struktur isi teks secara runtut dan sistematis.
  4. Menggunakan bahasa ilmiah baku, jelas, komunikatif, dan logis.
  5. Ditulis dengan data lengkap sebagai pendukung laporan.
  6. Dibuat menarik dan interaktif.
  7. Menuntaskan masalah-masalah yang dimunculkan secara terperinci dan lengkap.

Struktur Teks Laporan Hasil Percobaan

Berikut merupakan struktur dari laporan hasil percobaan,

1. Pendahuluan

Pendahuluan bertujuan untuk memandu pembaca ke inti pembahasan dalam teks hasil percobaan. Bagian ini meliputi tiga unsur, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan percobaan.

  1. Latar belakang masalah: Bagian ini menggambarkan permasalahan yang diidentifikasi sebagai asal mula yang perlu diselesaikan.
  2. Rumusan masalah: Dijelaskan dengan jelas cakupan masalah untuk memastikan penjelasannya tidak terlalu luas. Rumusan masalah yang efektif melibatkan: 1) Merumuskan dalam bentuk pertanyaan, 2) Mengandung informasi padat dan terarah, dan 3) Memberi petunjuk untuk pengumpulan data yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
  3. Tujuan Percobaan: Tujuan dari teks laporan hasil percobaan adalah menyajikan tujuan yang telah ditetapkan, terfokus pada tema yang dipilih, dan sejalan dengan rumusan masalah

2. Landasan Teori

Landasan teori berfungsi sebagai penjelasan mengenai teori-teori yang relevan yang dipilih. Teori harus memiliki relevansi dengan alternatif pemecahan masalah yang dipilih, dan disusun secara terstruktur.

3. Metode Percobaan

Bagian ini mencakup langkah-langkah dan prosedur yang diterapkan dalam mengumpulkan data atau informasi untuk mengatasi permasalahan dan menguji hipotesis. Hipotesis berperan sebagai dugaan awal yang diusulkan dan berfungsi sebagai jawaban bagi permasalahan yang diajukan. Biasanya, hipotesis diungkapkan dalam bentuk variabel yang dapat diuji secara empiris.

4. Hasil Percobaan

Metode percobaan mencakup langkah seperti penentuan subyek percobaan, sampel yang akan digunakan, teknik pengumpulan data, alat ukur, bahan-bahan, peralatan yang diperlukan, dan metode analisis. Data yang diperoleh disusun secara lengkap dan terstruktur dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik, tergantung pada jenis data (kuantitatif/angka).

5. Kesimpulan

Kesimpulan adalah rangkuman dari hasil percobaan dan analisis yang telah dilakukan. Kesimpulan ini harus menjawab hipotesis.

Contoh Laporan Hasil Percobaan

Contoh 1: Mengetahui Kadar Vitamin C pada Makan/Minuman

Latar Belakang

Vitamin adalah suatu zat organik yang diperlukan tubuh sebagai pengaturan proses fisiologis tubuh. Walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat-zat lain. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan sendi, dan gusi. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan makanan dapat menggunakan larutan amilum iodida atau biasa juga menggunakan betadine.

Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan tersebut adalah mengetahui kadar kandungan vitamin C yang terdapat dalam sampel makanan/minuman yang diuji.

Bahan

Percobaan ini menggunakan bahan berupa:

  1. Jeruk nipis,
  2. Jambu merah,
  3. Tomat,
  4. Air,
  5. Amilum iodida (betadine),
  6. Vitamin C tablet, dan
  7. Minuman sari buah.

Alat

Peralatan yang digunakan adalah:

  1. Pipet tetes,
  2. Tabung reaksi,
  3. Mortar dan penumbuknya.

Langkah-langkah

  1. Bahan-bahan seperti jeruk nipis, jambu merah, dan tomat diambil ekstraknya, untuk vitamin C tablet dibuat larutan.
  2. Tiap tabung reaksi diisi dengan amilum iodida sebanyak 1 ml lalu diberi tetes demi tetes ekstrak atau larutan bahan makanan tadi
  3. Catat berapa tetes yang diperlukan agar larutan amilum iodida menjadi jernih.

Hasil

Hasil Diketahui bahwa semakin banyak jumlah tetesan yang diperlukan maka semakin sedikit kandungan vitamin C pada bahan makanan tersebut.

  1. Ekstrak jambu biji berubah warna ketika diberi 1 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 200%
  2. Larutan vitamin c berubah warna ketika diberi 2 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 100%
  3. Sari buah tomat berubah warna ketika diberi 13 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 15,4%
  4. Sari jeruk nipis berubah warna ketika diberi 15 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 13,3%
  5. Minuman sari buah berubah warna ketika diberi 17 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 11,8%
  6. Saus tomat ABC berubah warna ketika diberi 36 tetes betadine, artinya kadar vitamin c yang dimiliki adalah 5,5%

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan beberapa bahan makanan yang diklaim mengandung Vitamin C, diketahui bahwa kandungan vitamin C dari buah jambu biji merah paling tinggi di antara bahan makanan lain yang kami uji kadar vitamin C.

Selain itu, diketahui bahwa kadar vitamin C dalam minuman sari buah yang dinyatakan mengandung 100% vitamin C, ternyata kadar vitamin C nya hanya 11, 8% atau tidak sesuai dengan informasi nilai gizi yang tercantum pada kemasan produk.

Perlu diketahui bahwa lebih baik mengonsumsi bahan makanan alami yang mengandung vitamin C, seperti jeruk nipis, tomat, dan jambu biji merah lebih baik dikonsumsi daripada bahan makanan yang telah tercampur dengan zat aditif (buatan).

Contoh 2: Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai

Pendahuluan

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang cukup memainkan peran penting dalam proses fotosintesis dan pengaturan pertumbuhan tanaman. Dalam percobaan ini, kami akan menyelidiki bagaimana intensitas cahaya yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annuum).

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pengaruh intensitas cahaya yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman cabai dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat kering tanaman.

Hipotesis

Kami mengajukan hipotesis bahwa tanaman cabai yang diberikan intensitas cahaya yang lebih tinggi akan memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman cabai yang mendapatkan intensitas cahaya yang lebih rendah.

Bahan dan Metode

  1. Benih cabai
  2. Pot tanah
  3. Tanah potting mix
  4. Lampu pertumbuhan (untuk mengatur intensitas cahaya)
  5. Alat ukur tinggi tanaman
  6. Alat ukur berat kering tanaman
  7. Air

Langkah-langkah

  1. Menanam benih cabai dalam pot-pot dengan tanah potting mix.
  2. Membagi tanaman menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama.
  3. Menempatkan kelompok pertama di bawah intensitas cahaya rendah (2000 lux), kelompok kedua di bawah intensitas cahaya sedang (5000 lux), dan kelompok ketiga di bawah intensitas cahaya tinggi (10000 lux).
  4. Menyirami tanaman secara teratur dan menjaga kondisi lingkungan yang konsisten di seluruh kelompok.
  5. Mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu selama tiga minggu.
  6. Setelah tiga minggu, memanen tanaman dan mengukur berat keringnya.

Hasil

Hasil percobaan ini adalah tanaman cabai yang diberi intensitas cahaya tinggi akan memiliki tinggi tanaman yang lebih besar, jumlah daun yang lebih banyak, dan berat kering yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan intensitas cahaya rendah.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah intensitas cahaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai.

Contoh 3: Jebakan Tikus Sederhana

Tujuan

Untuk membasmi tikus dengan metode yang ramah lingkungan

Alat dan Bahan

  1. Ember yang berkapasitas besar.
  2. Kaleng bekas.
  3. Kawat besi.
  4. Balok kayu kecil.
  5. Selai kacang atau selai lainnya.
  6. Bor kayu
  7. Solder
  8. Paku
  9. Palu
  10. Sendok

Langkah-langkah

  1. Langkah pertama untuk membuat jebakan tikus sederhana adalah melubangi ember untuk menaruh kawat tersebut, kira-kira berdiameter 6 cm, dengan ketinggian kurang lebih ΒΎ dari ketinggian ember.
  2. Kedua, lubangi lagi ember tersebut di bawah lubang yang pertama tadi, lubang yang ini dibangun lebih besar supaya tikus bisa masuk ke dalamnya.
  3. Ketiga, buat jalan dari balok kayu kecil tadi menuju lubang yang lainnya.
  4. Keempat, buat juga lubang di kaleng bekas tadi cocok di tengah-tengah segi atas & bawahnya.
  5. Kelima, masukkan kawat tadi di lubang ember besar yang pertama! Lalu disusul kaleng bekas tadi.
  6. Keenam, olesi kaleng bekas tadi dengan selai kacang. Jebakan siap digunakan

Hasil

Sesudah mengikuti langkah-langkah pembuatan, jebakan tikus sederhana sudah bisa digunakan. Jebakan bisa diletakkan di gudang, dapur, kamar tidur, atau tempat-tempat yang banyak tikus. Jebakan ini hanya untuk menjerat atau menjebak tikus di dalam ember. Jebakan ini tidak membunuh tikus tersebut

Kesimpulan

Jebakan tikus tersebut adalah salah satu alat penjebak tikus dengan cara kerja yang ramah lingkungan tanpa harus memakai bahan kimia. Tidak hanya itu, cara ini bisa menekan anggaran yang haruslah dikeluarkan untuk melenyapkan tikus sebab bahan-bahan yang dipakai hanyalah sebuah barang bekas.

Contoh 4: Membuat Teleskop Sederhana

Latar belakang

Supaya dapat mengamati benda-benda di langit, dibutuhkan alat canggih yang disebut dengan teleskop. Teleskop merupakan sebuah teropong besar yang digunakan di dalam astronomi. Ilmu ini mempelajari benda-benda di langit. Astronomi tidak bisa berkembang dengan baik karena banyak orang yang berpendapat bahwa astronomi membutuhkan teleskop yang mahal dan berteknologi tinggi. Padahal, teleskop sederhana dapat dibuat dan pengamatan sederhana pun dapat dilakukan.

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat teleskop sederhana

Alat dan bahan

  1. Lensa objektif LUP (kaca pembesar) atau lensa cembung praktikum (biasa dijual di toko alat laboratorium) bisa membeli dengan diameter 5 cm.
  2. Pipa PVC dan perlup (sambungan pipa) dengan panjang kira-kira 30 cm.
  3. Perkakas seperti gergaji kecil dan lem perekat.
  4. Lensa okuler (bisa menggunakan lensa binokuler atau lensa mikroskop) atau bisa juga dengan membeli lensa di toko alat laboratorium dengan diameter 2,5 cm.

Langkah-langkah

Adapun cara pembuatan teleskop adalah sebagai berikut.

  1. Tentukan panjang badan teleskop dahulu dengan rumus fisika yang sudah kita ketahui yaitu : fob + fok = L.
  2. Potonglah pipa PVC yang panjangnya sudah diketahui.
  3. Letakkan lensa objektif ke dalam sambungan pipa, lalu sambungkan sambungan pipa yang sudah berisi lensa tadi di ujung paling depan pipa PVC yang sudah diukur. Ingat lensa objektif selalu terletak di depan lensa okuler
  4. Pasangkan perlup di ujung paling belakang pipa.
  5. Letakkan lensa okuler di perlupnya

Hasil

Setelah melalui langkah-langkah tersebut, kini teleskop sederhana sudah dapat digunakan untuk mengamati benda-benda langit, seperti kawah bulan ataupun planet-planet terdekat. Teleskop sederhana dan murah ini dapat kamu gunakan untuk mengamati benda-benda yang jaraknya cukup jauh.

Kesimpulan

Untuk mengamati benda langit yang jaraknya jauh ternyata tidak selalu harus menggunakan alat yang canggih dan mahal. Kamu cukup menggunakan benda-benda yang mudah didapatkan. Sebelum melakukan pengamatan, ada baiknya kamu melihat waktu terbit dan tenggelam serta arah objek yang akan diamati.

Contoh 5: Pengaruh Kepadatan Tanaman terhadap Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa)

Pendahuluan

Kepadatan tanaman, atau jumlah tanaman yang ditanam dalam suatu area tertentu, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dalam percobaan ini, kami akan menguji bagaimana kepadatan tanaman yang berbeda mempengaruhi produksi tanaman selada (Lactuca sativa).

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana berbagai kepadatan tanaman mempengaruhi produksi selada dalam hal jumlah daun, lebar daun, dan berat segar total.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa kepadatan tanaman yang lebih rendah akan menghasilkan tanaman selada dengan produksi yang lebih baik dibandingkan kepadatan yang lebih tinggi.

Bahan dan Metode:

  1. Benih tanaman selada (Lactuca sativa)
  2. Pot tanah
  3. Tanah campuran
  4. Alat ukur lebar daun
  5. Alat ukur berat segar
  6. Wadah penyiraman
  7. Alat ukur tinggi tanaman

Langkah-langkah:

  1. Menanam benih selada dalam pot-pot dengan tanah campuran.
  2. Membagi tanaman menjadi tiga kelompok dengan kepadatan yang berbeda: kepadatan rendah (3 tanaman/pot), kepadatan sedang (6 tanaman/pot), dan kepadatan tinggi (9 tanaman/pot).
  3. Menyirami tanaman dengan jumlah air yang sama setiap hari.
  4. Memantau tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun setiap minggu selama empat minggu.
  5. Setelah empat minggu, memanen tanaman dan mengukur berat segar total.

Hasil

Didapatkan hasil bahwa kelompok tanaman dengan kepadatan rendah akan menghasilkan produksi selada yang lebih baik, termasuk jumlah daun yang lebih banyak, lebar daun yang lebih luas, dan berat segar yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.

Kesimpulan

Dengan menganalisis hasil percobaan, kami akan dapat menyimpulkan kepadatan tanaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi tanaman selada.

Contoh 6: Pengaruh Waktu Penyiraman terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Latar belakang

Air adalah faktor penting dalam pertumbuhan tanaman, dan waktu penyiraman dapat berpengaruh pada perkembangan tanaman. Dalam percobaan ini, kami akan menyelidiki dampak waktu penyiraman yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata).

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana waktu penyiraman yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat kering tanaman.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa penyiraman di pagi hari akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik pada tanaman kacang hijau dibandingkan penyiraman di malam hari.

Bahan dan Metode

  1. Benih kacang hijau (Vigna radiata)
  2. Pot tanah
  3. Air
  4. Wadah penyiraman
  5. Alat ukur tinggi tanaman
  6. Alat ukur jumlah daun
  7. Timbangan
  8. Lampu pertumbuhan (untuk mempertahankan cahaya konstan)

Langkah-langkah

  1. Menanam benih kacang hijau dalam pot-pot dengan tanah yang seragam.
  2. Membagi tanaman menjadi dua kelompok: kelompok pertama disiram di pagi hari, dan kelompok kedua disiram di malam hari.
  3. Menyirami tanaman dengan jumlah air yang sama setiap kali sesuai waktu yang ditentukan.
  4. Menjaga suhu dan cahaya konstan di seluruh kelompok tanaman.
  5. Mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu selama empat minggu.
  6. Setelah empat minggu, memanen tanaman dan mengukur berat keringnya

Hasil

Kelompok tanaman yang disiram di pagi hari akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, termasuk tinggi tanaman yang lebih besar dan jumlah daun yang lebih banyak, dibandingkan dengan kelompok yang disiram di malam hari.

Kesimpulan

Dengan menganalisis hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa waktu penyiraman memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Contoh 7: Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat

Latar belakang

Pupuk berperan penting dalam memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang optimal. Dalam percobaan ini, kami akan menginvestigasi bagaimana berbagai jenis pupuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tiga jenis pupuk berbeda terhadap pertumbuhan tanaman tomat dalam hal tinggi tanaman, jumlah cabang, dan hasil panen.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa pemberian pupuk organik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman tomat yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia.

Bahan dan Alat

  1. Benih tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
  2. Pot tanah
  3. Pupuk kandang (pupuk organik)
  4. Pupuk NPK (pupuk kimia)
  5. Pupuk kombinasi (pupuk campuran organik dan kimia)
  6. Alat ukur tinggi tanaman
  7. Alat ukur jumlah cabang
  8. Alat ukur hasil panen (jumlah tomat yang dihasilkan)

Langkah-langkah

  1. Menanam benih tomat dalam pot-pot dengan tanah yang sama.
  2. Memisahkan tanaman menjadi tiga kelompok yang berbeda: satu diberi pupuk kandang, satu diberi pupuk NPK, dan satu lagi diberi pupuk kombinasi.
  3. Pemberian pupuk mengikuti dosis yang direkomendasikan untuk masing-masing jenis pupuk.
  4. Menyirami tanaman secara teratur dan menjaga kondisi lingkungan yang konsisten di semua kelompok.
  5. Mengukur tinggi tanaman dan jumlah cabang setiap minggu selama enam minggu.
  6. Setelah enam minggu, memanen tomat dari masing-masing tanaman dan menghitung hasil panen.

Hasil

Hasilnya bahwa kelompok tanaman yang diberi pupuk organik akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, termasuk tinggi tanaman yang lebih besar dan jumlah cabang yang lebih banyak, dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah perbedaan penggunaan pupuk berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Contoh 8: Uji Pewarna Berbahaya pada Makanan

Latar Belakang

Banyak penjual makanan nakal agar makanan yang dijualnya menarik pembeli. Salah satunya dengan menggunakan pewarna berbahaya. Pembeli harus waspada karena warna makanan yang menarik bisa saja memakai pewarna tekstil atau tes pewarna makanan berbahaya, Rhodamin B.

Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya pewarna berbahaya pada makanan atau tidak.

Alat dan Bahan

  1. Kerupuk harum manis
  2. Cairan pereaksi

Langkah-langkah

  1. Kerupuk dilarutkan dengan air.
  2. Setelah itu, larutan sebanyak 1 mililiter dituang ke dalam tabung reaksi dan diujikan dengan tiga pereaksi. Yang pertama ada 10-20 tetes, lalu pereaksi kedua ada lima tetes, dan pereaksi ketiga ada 10-20 tetes.
  3. Biarkan 5-10 menit.
  4. Jika makanan mengandung Rhodamin B, akan terbentuk semacam cincin berwarna merah muda di permukaan larutan.

Hasil

Kerupuk harum manis yang diuji ternyata mengandung pewarna sintetis

Kesimpulan

Makanan yang ada di sekitar kita ternyata tidak luput dari penggunaan pewarna sintetis. Setelah ini, kita harus lebih berhati-hati.

Contoh 9: Penggunaan Jamur Rhizopus Oligosporus dalam Pembuatan Tempe

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk memahami peran dan proses fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tempe menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Kami ingin mengetahui bagaimana jamur ini mengubah kedelai menjadi camilan yang lebih bergizi, enak, dan memiliki nilai tambah dari segi nutrisi.

Hipotesis

Jamur Rhizopus oligosporus akan menghasilkan proses fermentasi yang mengubah kedelai menjadi tempe dengan tekstur yang lebih padat, aroma yang khas, serta peningkatan kandungan nutrisi, seperti protein dan serat.

Bahan dan Alat:

  1. Kedelai (250 gram)
  2. Starter tempe (Rhizopus oligosporus)
  3. Daun pisang atau kertas pembungkus
  4. Wadah bersih
  5. Sendok
  6. Panci
  7. Termometer
  8. Blender atau penggiling

Langkah-langkah:

  1. Kedelai direndam dalam air selama 8-12 jam untuk mengembang dan memudahkan proses fermentasi.
  2. Kedelai direbus hingga matang dan empuk. Penggilingan Kedelai: Kedelai yang sudah matang digiling hingga halus.
  3. Kedelai yang sudah digiling dicampur dengan starter tempe (Rhizopus oligosporus).
  4. Campuran kedelai dan starter tempe dipadatkan dalam wadah bersih.
  5. Campuran yang sudah dipadatkan dibungkus dengan daun pisang atau kertas pembungkus.
  6. Wadah dibungkus ditempatkan di tempat hangat dan terkontrol selama 24-48 jam untuk proses fermentasi.
  7. Setelah fermentasi selesai, tempe diperiksa untuk memastikan kematangannya.

Hasil

Setelah proses fermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus, kedelai mengalami perubahan tekstur menjadi tempe yang padat dan aromanya menjadi khas. Tempe juga memiliki bintik-bintik hitam yang merupakan karakteristik dari proses fermentasi tersebut.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa penggunaan jamur Rhizopus oligosporus dalam pembuatan tempe memiliki efek positif terhadap tekstur, aroma, dan nutrisi dari kedelai. Proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur ini menghasilkan camilan yang lebih bergizi dengan peningkatan protein dan serat. Dengan begitu, tempe tidak hanya lezat, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik.

Contoh 10: Percobaan Membuat Hand Sanitizer Sendiri: Alternatif Pembersih Tangan yang Efektif

Latar Belakang

Hand sanitizer adalah produk pembersih tangan yang penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama dalam situasi wabah atau ketika akses air dan sabun terbatas. Banyak hand sanitizer di pasaran mengandung alkohol, yang dikenal dapat membunuh kuman dan virus. Dalam percobaan ini, kami akan mencoba membuat hand sanitizer sendiri dengan bahan yang lebih aman dan alami, sambil mengevaluasi efektivitasnya sebagai alternatif pembersih tangan.

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghasilkan hand sanitizer alami yang efektif dalam membersihkan tangan dan mengurangi risiko penularan kuman. Kami juga ingin memahami apakah bahan-bahan alami ini dapat menjadi alternatif yang baik untuk hand sanitizer berbahan alkohol.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa hand sanitizer yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti gel lidah buaya dan minyak esensial akan memiliki efek pembersihan yang baik dan dapat membantu mengurangi kuman pada tangan.

Bahan yang Dibutuhkan

  1. Gel lidah buaya
  2. Minyak esensial (misalnya, minyak teh melaleuca atau minyak lavender)
  3. Air
  4. Wadah botol semprot

Langkah-langkah

  1. Persiapkan gel lidah buaya, minyak esensial, dan air. Pencampuran
  2. Campurkan 2 bagian gel lidah buaya dengan 1 bagian air.
  3. Tambahkan beberapa tetes minyak esensial (sekitar 10 tetes) untuk memberikan aroma dan efek pembersih.
  4. Aduk campuran secara merata hingga semua bahan tercampur dengan baik.
  5. Tuangkan campuran ke dalam wadah botol semprot yang bersih dan kering.
  6. Gunakan hand sanitizer yang telah dibuat dengan cara menyemprotkannya pada tangan.
  7. Gosok tangan secara merata dan biarkan mengering.

Hasil

Hand sanitizer alami yang dibuat dari gel lidah buaya, minyak esensial, dan air ternyata memberikan efek pembersihan yang baik pada tangan. Tangan terasa segar dan bersih setelah menggunakan hand sanitizer ini.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan ini, kami menyimpulkan bahwa hand sanitizer alami yang terbuat dari bahan-bahan seperti gel lidah buaya dan minyak esensial adalah alternatif yang baik untuk hand sanitizer berbahan alkohol. Meskipun tidak sekuat hand sanitizer berbasis alkohol, hand sanitizer alami ini tetap efektif dalam membersihkan tangan dan mengurangi kuman. Dalam situasi di mana hand sanitizer berbahan alkohol sulit ditemukan, hand sanitizer alami ini dapat menjadi pilihan yang aman dan berguna dalam menjaga kebersihan tangan.

Contoh 11: Pengaruh Pemberian Kompos Bokashi terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat

Latar belakang

Kompos bokashi adalah salah satu jenis pupuk organik yang diperoleh dari proses fermentasi bahan organik. Pupuk ini mengandung mikroorganisme yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam percobaan ini, kami akan menginvestigasi pengaruh pemberian kompos bokashi terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana pemberian kompos bokashi mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat dalam hal tinggi tanaman, produksi buah, dan kualitas buah.

Alat dan Bahan

  1. Benih tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
  2. Pot tanah
  3. Tanah campuran
  4. Kompos bokashi
  5. Alat ukur tinggi tanaman
  6. Penggaris
  7. Alat ukur jumlah dan berat buah
  8. Alat uji pH tanah

Langkah-langkah

  1. Menanam benih tomat dalam pot-pot dengan tanah campuran.
  2. Membagi tanaman menjadi dua kelompok: kelompok pertama diberi kompos bokashi, dan kelompok kedua tanpa pemberian pupuk tambahan (kontrol).
  3. Memberikan kompos bokashi sesuai dosis yang direkomendasikan.
  4. Menyirami tanaman secara teratur dan menjaga kondisi lingkungan yang seragam.
  5. Mengukur tinggi tanaman setiap minggu selama enam minggu.
  6. Setelah enam minggu, memanen buah dari masing-masing tanaman dan mengukur jumlah dan berat buah.
  7. Mengukur pH tanah pada akhir percobaan.

Hasil

Diharapkan bahwa kelompok tanaman yang diberi kompos bokashi akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, termasuk tinggi tanaman yang lebih besar dan produksi buah yang lebih banyak, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Kesimpulan

Pemberian kompos bokashi memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

Contoh 12: Pengaruh Penyiraman Harian terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Latar belakang

Air adalah faktor penting dalam pertumbuhan tanaman. Dalam percobaan sederhana ini, kami ingin mengamati bagaimana penyiraman harian mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata).

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk melihat apakah penyiraman harian memiliki efek yang positif terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau dalam hal tinggi tanaman dan jumlah daun.

Bahan dan Alat

  1. Benih tanaman kacang hijau
  2. Pot tanah Tanah campuran
  3. Wadah penyiraman
  4. Alat ukur tinggi tanaman
  5. Alat ukur jumlah daun

Langkah-langkah

  1. Menanam benih kacang hijau dalam pot-pot dengan tanah campuran.
  2. Membagi tanaman menjadi dua kelompok: kelompok pertama disiram setiap hari, dan kelompok kedua hanya disiram dua kali seminggu.
  3. Menyirami kelompok pertama dengan jumlah air yang sama setiap hari, sementara kelompok kedua hanya disiram dua kali seminggu.
  4. Memantau tinggi tanaman dan jumlah daun setiap tiga hari sekali selama tiga minggu.

Hasil

Tanaman yang disiram setiap hari akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, termasuk tinggi tanaman yang lebih besar dan jumlah daun yang lebih banyak, dibandingkan dengan kelompok yang hanya disiram dua kali seminggu.

Kesimpulan

Penyiraman harian memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

Contoh 12: Percobaan Mengetahui Kandungan Yodium pada Garam

Latar Belakang

Yodium adalah mineral esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk fungsi kelenjar tiroid yang sehat. Salah satu cara utama mendapatkan yodium adalah melalui konsumsi garam beryodium. Garam beryodium diperkaya dengan yodium untuk mencegah gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium, seperti gondok. Dalam percobaan ini, kami akan menguji apakah garam yang kita gunakan sehari-hari mengandung yodium atau tidak.

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji keberadaan yodium dalam garam yang biasa kita gunakan dalam makanan sehari-hari. Kami ingin mengetahui apakah garam yang kita gunakan mengandung yodium atau tidak, serta apakah keberadaan yodium dapat diidentifikasi dengan bantuan zat kimia tertentu.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa garam yang kita gunakan sehari-hari mengandung yodium karena biasanya garam yang dijual di pasaran telah diperkaya dengan yodium. Kami juga menghipotesiskan bahwa dengan menggunakan zat kimia tertentu, kita dapat mengidentifikasi keberadaan yodium dalam garam.

Bahan

  1. Garam
  2. Tepung jagung
  3. Larutan amilum (pati)
  4. Larutan yodium

Langkah-langkah

  1. Campurkan sedikit tepung jagung dengan air hingga membentuk larutan yang kental.
  2. Tuangkan sedikit garam ke atas permukaan piring. Teteskan larutan yodium ke atas garam.
  3. Teteskan larutan yodium ke dalam larutan amilum yang sudah dibuat sebelumnya.

Hasil

Dalam percobaan identifikasi yodium, jika garam berubah menjadi biru setelah diteteskan larutan yodium, itu menunjukkan adanya yodium dalam garam. Dalam percobaan pengujian yodium, jika larutan amilum yang sudah dicampur dengan larutan yodium berubah menjadi biru atau ungu, itu menunjukkan adanya yodium dalam garam.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan identifikasi dan pengujian yodium, kami dapat menyimpulkan bahwa garam yang kita gunakan sehari-hari mengandung yodium. Percobaan ini mengonfirmasi bahwa garam yang dijual di pasaran biasanya telah diperkaya dengan yodium untuk memenuhi kebutuhan yodium dalam tubuh manusia. Mengevaluasi keberadaan yodium dalam garam penting untuk memastikan asupan yodium yang cukup bagi kesehatan kelenjar tiroid dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Contoh 13: Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi Kimia

Latar Belakang

Suhu adalah faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia. Dalam percobaan ini, kami akan mengamati bagaimana suhu mempengaruhi laju reaksi antara natrium bikarbonat dan asam cuka.

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki apakah suhu dapat mempengaruhi laju reaksi kimia antara natrium bikarbonat dan asam cuka.

Bahan dan Alat

  1. Natrium bikarbonat
  2. Asam cuka
  3. Termometer
  4. Gelas kimia
  5. Wadah berisi air dingin
  6. Wadah berisi air hangat
  7. Pengukur waktu

Langkah-langkah

  1. Menyiapkan natrium bikarbonat dan asam cuka dalam jumlah yang sama.
  2. Menyimpan natrium bikarbonat di dalam gelas kimia.
  3. Mencatat suhu awal dari asam cuka dan natrium bikarbonat.
  4. Menuangkan asam cuka ke dalam gelas kimia yang berisi natrium bikarbonat dan segera mulai mengukur waktu.
  5. Mencatat waktu yang diperlukan bagi reaksi untuk mencapai titik tertentu (misalnya, perubahan warna atau pelepasan gas).
  6. Mengulangi percobaan pada suhu yang berbeda, dengan meletakkan gelas kimia dalam air dingin dan air hangat.

Hasil

Suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan laju reaksi antara natrium bikarbonat dan asam cuka, sehingga reaksi akan terjadi lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Suhu mempengaruhi laju reaksi kimia antara natrium bikarbonat dan asam cuka.

Contoh 14: Pengaruh Waktu Paparan Cahaya terhadap Perubahan Warna Tinta

Latar belakang dan tujuan

Cahaya dapat mempengaruhi banyak material, termasuk warna tinta. Dalam percobaan ini, kami akan mengamati bagaimana waktu paparan cahaya mempengaruhi perubahan warna tinta hitam pada kertas. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah waktu paparan cahaya memiliki efek terhadap perubahan warna tinta hitam pada kertas.

Bahan dan Alat

  1. Kertas putih
  2. Tinta hitam
  3. Penggaris
  4. Dua lembar kertas berwarna untuk menghalangi cahaya
  5. Lampu hemat energi

Langkah-langkah

  1. Menyiapkan dua lembar kertas putih yang sama dan menuliskan tinta hitam pada masing-masing lembar
  2. Meletakkan satu lembar kertas di bawah sinar lampu hemat energi selama satu jam
  3. Meletakkan lembar kertas kedua di bawah sinar lampu hemat energi selama tiga jam.
  4. Setelah waktu yang ditentukan berlalu, membandingkan perubahan warna antara kedua lembar kertas.

Hasil

Kertas yang terpapar cahaya selama tiga jam akan mengalami perubahan warna yang lebih signifikan dibandingkan dengan lembar kertas yang terpapar cahaya selama satu jam.

Kesimpulan:

Waktu paparan cahaya mempengaruhi perubahan warna tinta pada kertas.

Contoh 15: Percobaan Membuat Prototype Paru-paru Sederhana dengan Botol dan Balon: Memahami Prinsip Pergerakan Paru-paru

Latar Belakang

Paru-paru adalah organ vital dalam sistem pernapasan manusia. Mereka berperan dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara. Dalam percobaan ini, kami akan mencoba membuat prototype sederhana yang dapat membantu memahami prinsip pergerakan paru-paru saat bernapas.

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengilustrasikan secara visual prinsip pergerakan paru-paru saat bernapas. Kami ingin menciptakan model sederhana yang bisa memberikan gambaran bagaimana paru-paru mengembang dan mengempis saat proses pernapasan berlangsung.

Hipotesis

Kami menghipotesiskan bahwa dengan menggunakan botol dan balon, kita dapat menciptakan prototype sederhana yang merepresentasikan pergerakan paru-paru saat bernapas. Ketika udara dihirup ke dalam balon (menggambarkan pengembangan paru-paru saat inspirasi), balon akan mengembang. Ketika udara dikeluarkan dari balon (menggambarkan pengempisan paru-paru saat ekspirasi), balon akan mengempis.

Bahan

  1. Botol plastik yang bisa ditutup
  2. Balon
  3. Sedotan plastik
  4. Selotip atau lem

Langkah-langkah

  1. Potong bagian bawah botol plastik dan pasang balon pada bagian potongan tersebut. Pemasangan
  2. Masukkan sedotan ke dalam bagian mulut botol yang masih tertutup.
  3. Tarik sedotan dengan lembut sehingga balon mulai mengembang. Ini mengilustrasikan pergerakan paru-paru saat inspirasi.
  4. Dorong sedotan kembali ke posisi semula sehingga udara keluar dari balon dan balon mengempis. Ini mengilustrasikan pergerakan paru-paru saat ekspirasi.

Hasil

Hasil percobaan ini akan menghasilkan model sederhana yang memperlihatkan bagaimana pergerakan paru-paru saat bernapas. Saat sedotan ditarik, balon mengembang (inspirasi), dan saat sedotan didorong kembali, balon mengempis (ekspirasi).

Kesimpulan

Dari percobaan ini, kami menyimpulkan bahwa dengan menggunakan botol dan balon, kita dapat membuat prototipe sederhana yang mengilustrasikan pergerakan paru-paru saat bernapas. Balon berperan sebagai pengganti paru-paru yang mengembang saat inspirasi dan mengempis saat ekspirasi. Percobaan ini memberikan gambaran visual yang bermanfaat tentang prinsip pergerakan paru-paru dalam proses pernapasan manusia.

Nah, berikut di atas adalah 15 contoh teks laporan hasil percobaan beserta pengertian, ciri, dan strukturnya. Setiap eksperimen yang dilakukan tidak selalu memiliki hasil yang sama secara terus menerus. Oleh karena itu, contoh di atas hanya sebagai referensi saja ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads