Sebuah batu yang diduga yoni dan lapik arca ditemukan di asrama Kodim 0723/ Klaten, Klaten Selatan. Banyak cerita mengikuti batu tersebut, termasuk kisah kolam yang konon dipakai gadis atau noni Belanda pada zaman dulu.
"Kalau noni-noni mandi itu konon karena mereka ikut orang tuanya di pabrik tembakau. Kalau mandi katanya di kolam yang sekarang jadi lapangan," ungkap ketua RT 03 RW 14 Asrama Kodim 0723/Klaten, Klaten Selatan, Sokibul kepada detikJateng, Minggu (27/8/2023) siang.
Diceritakan Sokibul, dulunya lokasi itu adalah pabrik peninggalan Belanda kemudian dijadikan asrama. Batu diduga yoni itu sejak dulu berada di depan asrama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Batu itu dari dulu di situ, dulu katanya ada patungnya perempuan. Depan itu dulu pohon sukun disebut Sukunan, seputaran pohon sukun itu banyak patung tapi karena jaman berubah sehingga pada hilang," tutur Sokibul.
Menurut Sokibul, selain patung ada kolam di luar asrama. Kolam itu sudah lama hilang karena ditimbun untuk lapangan upacara.
"Sudah ditimbun untuk lapangan upacara, kalau kolam itu di luar asrama. Dulu juga ada batu seperti dalam asrama itu tapi di kampung dekat lapangan tapi saya tanyakan orang kampung sudah tidak ada," imbuh Sokibul.
Sementara itu, pegiat cagar budaya Klaten, Muhammad Anshori mengatakan banyak cerita yang mengikuti temuan batu itu. Banyak arca ditemukan di sekitar.
"Konon banyak arca di situ dulu yang sudah hilang, juga ada menyerupai jaladwara saluran. Tapi hanya tinggal satu itu (yoni) sekarang," kata Anshori kepada detikJateng.
Menurut Anshori, dari cerita-cerita kemungkinan juga ada patirtan (kolam). Apalagi di samping asrama ada bangunan lama PTPN untuk tembakau.
"Tidak banyak informasi yang bisa digali kecuali Pak RT dan warga setempat. Dimungkinkan juga ada patirtan, apalagi ada PTPN di dekatnya," imbuh Anshori.
Diberitakan sebelumnya, batu yang diduga yoni dan lapik arca ditemukan berada di kompleks asrama Kodim 0723/Klaten. Diduga batu itu sudah cukup lama berada di tempat tersebut.
Hari ini sejumlah pegiat cagar budaya di Klaten mendatangi tempat tersebut untuk memeriksa temuan tersebut.
"Ini termasuk jarang bukan langka, cuma di Klaten jarang. Ada yang menyebut yoni kecil tapi anehnya di atasnya ada ukiran teratai," ungkap salah satu pegiat cagar budaya Klaten, Muhammad Anshori kepada detikJateng, Minggu (27/8/2023) siang.
(aku/aku)