BMKG Jateng Jelaskan Cuaca Siang Panas Pagi Dingin Banget

BMKG Jateng Jelaskan Cuaca Siang Panas Pagi Dingin Banget

Jarmaji - detikJateng
Rabu, 23 Agu 2023 17:44 WIB
bencana hidrometeorologi
Ilustrasi cuaca Jateng (Foto: dok. detikcom)
Boyolali -

Suhu udara siang dan malam di musim kemarau ini, seperti di wilayah Boyolali, terasa jauh perbedaannya. Siang cuacanya panas dan malam, terutama menjelang pagi, terasa sangat dingin.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, Sukasno menjelaskan tentang kondisi tersebut. Suhu udara disebutnya juga berkaitan dengan topografi wilayah. Semakin tinggi daerahnya semakin turun suhunya, artinya semakin dingin.

"Musim kemarau ini memang ada kaitannya dengan kalau pagi itu dingin, karena apa? Kalau siang kan nggak ada tutupan awan, jadi kalau siang panas kalau pagi itu dingin sekali," kata Sukasno ditemui usai mengikuti Apel Siaga Penanggulangan Bencana di lapangan Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Boyolali, Rabu (23/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala BMKG Jawa Tengah, Sukasno, Rabu (23/8/2023).Kepala BMKG Jawa Tengah, Sukasno, Rabu (23/8/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng

Sukasno menjelaskan di musim kemarau pada siang hari, bumi atau tanah menyerap langsung sinar matahari tanpa adanya halangan awan.

"Begitu pula malam, itu tidak ada tutupan awan yang menahan panas yang dilepaskan. Panas itu begitu saja lepas dari tanah, sehingga kalori yang ada di tanah ini cepat lepas sehingga terasa dingin," terang dia.

ADVERTISEMENT

Untuk suhu di musim kemarau ini, Sukasno membeberkan, data di BMKG Jateng hingga hari ini tercatat rata-rata suhu maksimum di angka 35 derajat celsius. Angka tersebut merupakan suhu yang diukur di dalam ruangan.

"Tapi untuk suhu puncak maksimum yang pernah terjadi, ini tahun 2019, itu sekitar 39,5 (derajat celsius). Suhu ruangan ya, beda dengan suhu yang di jalan raya itu beda," jelasnya.

Di musim kemarau tahun ini, puncak suhu udara diprediksi bisa sampai 39 derajat celsius. "Ya sekitar itu. Mudah-mudahan tidak lebih dari 39,5," imbuh dia.

Sukasno mengatakan, suhu udara tersebut diukur di dalam ruangan. Pihaknya tidak melakukan pengukuran di luar ruang atau di bawah sinar matahari.

"Ya, itu suhu yang kami ukur di ruangan. Jadi kami tidak mengukur di bawah sinar matahari. Tapi kami punya alat termometer yang kami taruh di tempat sesuai dengan spesifikasinya untuk mengukur ruangan. (Di luar ruangan) Lebih tinggi," ujarnya.

Fenomena El Nino juga berpengaruh pada tingginya suhu udara di siang hari. Karena El Nino yang mempengaruhi menurunnya curah hujan dan tutupan awannya berkurang.

"Mudah-mudahan tidak. Intinya sepanjang kita mulai sekarang antisipasi terhadap perubahan iklim, menahan terjadinya perubahan iklim, reboisasi, penanaman pohon yang banyak, kemudian mengurangi bahan bakar yang fosil-fosil itu, Insyaallah ini akan, paling tidak perubahannya tidak seekstrem yang kita bayangkan. Yang penting kita mulai antisipasi sekarang," tandasnya.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads