Ketua BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Hilmi Ash Shidiq menyayangkan sikap Rektorat yang membatalkan kegiatan Student Vaganza dan pemecahan rekor MURI yang disiapkan oleh panitia Generasi UNS. Apalagi, kata dia, kegiatan tersebut sudah 80 persen berjalan.
"Kita sangat menyayangkan tindakan Rektorat mencabut perizinan secara mendadak, terkait rencana pemecahan rekor dan Student Vaganza. Apalagi, persiapan sudah menyentuh 80 persen dan 20 persen tinggal eksekusi," kata Hilmi saat dihubungi detikJateng, Selasa (22/8/2023).
Hilmi menilai sikap yang diambil Rektorat itu sebagai bentuk kegagapan dan kegugupan. Padahal, sebelumnya dari panitia telah mendapatkan surat izin kegiatan (SIK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibilang kecewa, kita kecewa ya, apa yang telah diputuskan Rektorat salah satu bentuk kegagapan dan kegugupan dalam membatalkan perizinan terutama di Student Vaganza dan rekor MURI. Padahal sebelumnya kita juga telah diberikan surat izin kegiatan," ujarnya.
Bukanya mendukung, kata Hilmi, pihak Rektorat justru mencabut perizinan kegiatan tersebut.
"Apa yang telah mahasiswa siapkan dan bentuk konsepnya pihak Rektor alih-alih mendukung justru cabut perizinan secara sepihak. Sangat mendadak, mepet banget," ujarnya.
Pihaknya yang juga sebagai Steering Committe (SC) Generasi UNS menampik pernyataan pihak Rektorat yang menyampaikan bahwa pihak panitia tidak pernah bertemu dengan wakil rektor.
"Kami sayangkan statement pihak Rektor (di) beberapa media menyatakan tidak pernah bertemu kami selaku panitia mahasiswa, itu kebohongan cukup besar mengatakan mahasiswa tidak pernah ketemu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kegiatan pemecahan rekor MURI dan Student Vaganza di Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UNS Solo dibatalkan. Hal ini memantik kekecewaan sejumlah panitia acara yang akhirnya memutuskan ramai-ramai mundur.
(aku/rih)