Begini Jadinya Kalau Warga Sekampung Kompak Bikin Drama Kolosal Kemerdekaan

Begini Jadinya Kalau Warga Sekampung Kompak Bikin Drama Kolosal Kemerdekaan

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Selasa, 15 Agu 2023 18:48 WIB
Drama kolosal kemerdekaan karya warga RW 04, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (15/8/2023).
Drama kolosal kemerdekaan karya warga RW 04, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (15/8/2023). (Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Sukoharjo -

Memeriahkan kemerdekaan dengan cara berbeda dilakukan warga RW 04, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Warga satu kampung kompak membuat drama kolosal kemerdekaan.

Mereka berbagi peran, ada yang menjadi pahlawan, tentara Belanda, tentara Jepang, dan rakyat biasa. Dipandu tokoh masyarakat Antonius Bimo Wijanarko, mereka menceritakan kondisi masyarakat yang tenang sebelum datangnya penjajah.

Kehidupan masyarakat desa pun berubah saat Belanda datang menjajah Indonesia. Mereka dipaksa kerja rodi. Sejumlah pahlawan yang melawan, seperti Pangeran Diponegoro hingga Cut Nyak Dien pun ditangkap Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sekian lama dijajah Belanda, Jepang datang untuk menjajah Indonesia. Masyarakat diminta kerja paksa. Masyarakat Indonesia melawan, hingga Presiden Republik Indonesia pertama Bung Karno membacakan teks proklamasi.

"Ceritanya ada dua penjajah datang, yaitu Belanda dan Jepang. Dengan semangat yang luar biasa dari para pahlawan, kita berhasil mengusir penjajah," kata pria yang akrab disapa Kokor itu kepada awak media, Selasa (15/8/2023).

ADVERTISEMENT

Dalam drama kolosal itu, warga hanya menggunakan properti sederhana, senjata dibuat dari bambu. Suasana semakin mendebarkan dengan adanya letusan dari meriam spirtus.

Di ujung cerita, warga menurunkan bendera Jepang, dan merobek warna biru pada bendera Belanda. Mereka kemudian mengibarkan bendera Merah Putih. Suasana khidmat tersaji saat warga kompak menghormat Merah Putih yang berkibar.

Drama kolosal kemerdekaan karya warga RW 04, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (15/8/2023).Drama kolosal kemerdekaan karya warga RW 04, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (15/8/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Pemeran Bung Hatta, sekaligus Ketua RT 01, Yanto mengatakan persiapan drama kolosal ini hanya tiga hari dan diikuti seluruh warga RW 04.

"Kami hanya rakyat kecil, beginilah cara kami berbakti pada bangsa dan negara. Dengan drama kolosal ini kami ingin mengingatkan perjuangan para pahlawan bangsa mengusir penjajah kepada generasi muda, dan berterima kasih kepada para pahlawan," kata Yanto.

Tak hanya anak muda, dalam drama kolosal ini juga melibatkan orang dewasa hingga lansia yang mengalami masa penjajahan.

Lasiyem (84) masih ingat betul bagaimana saat Belanda datang menjajah Indonesia. Setiap hari dia diteror rasa ketakutan.

"Dulu saya tau gegernya Londo (Belanda), kita dikejar-kejar. Kita bikin goa di kebun. Kalau Belanda datang pasti hilang, semua ndhelik (sembunyi), ora eneng panganan (tidak ada makanan), adanya sego (nasi) tiwul," kata Lasiyem.

Hal serupa juga terjadi saat Jepang datang menjajah. Dia bersyukur Indonesia sudah merdeka. "Sekarang sudah enak, sukses semua," pungkasnya.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads