Hari Kemerdekaan 17 Agustus atau HUT RI merupakan salah satu peristiwa bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Mulai dari sejarah panjang di balik peristiwa 17 Agustus tersebut hingga semarak perayaannya bisa dijelaskan dalam sebuah teks narasi.
Mengutip modul Kemdikbud berjudul 'Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi', Teks narasi adalah suatu karangan cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian yang disusun secara runtut/kronologis sesuai urutan waktunya.
Teks narasi terdiri dari beberapa unsur yaitu tema, latar, penokohan, alur, dan sudut pandang. Teks jenis ini disusun menggunakan kata kiasan, kata kerja transitif, kata benda, sifat, frasa atau klausa, dan kata penghubung penanda urutan waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang sedang mencari contoh teks narasi, berikut contoh teks narasi tentang 17 Agustus yang dikutip dari situs Pojok Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Contoh Teks Narasi 17 Agustus dan Strukturnya
Orientasi
Semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 mulai terlihat sejak awal bulan Agustus 2023. Pagi hari tanggal 17 Agustus, sebagai puncak peringatan hari kemerdekaan Indonesia, warga bergerak menuju tempat upacara dan mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI, sebagian lain menyaksikan upacara peringatan HUT RI di layar televisi, sebagian yang lain sibuk menjajakan dagangannya untuk mendukung kegiatan peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
Selesai upacara, masyarakat Indonesia berduyun-duyun menuju lokasi lomba Agustusan yang digelar oleh banyak sekali penyelenggara. Lembaga pemerintahan sampai RT-RW menyelenggarakan kegiatan yang sama, yakni lomba Agustusan. Pada hari itu semua yang hadir dapat dipastikan tidak ada yang murung, karena akan banyak sekali kelucuan terjadi pada momen-momen perlombaan.
Namun, di balik segala kegembiraan dan kesukariaan masyarakat Indonesia memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan negaranya, muncul beberapa pemikiran yang berkembang. Ada yang menilai bahwa semestinya peringatan kemerdekaan itu harus dilakukan dengan bersyukur, memperbanyak riyadhoh, bukan bersuka ria dengan perlombaan-perlombaan yang tidak jelas manfaatnya.
Dari kondisi itulah, muncul pemikiran dari penulis, kenapa orang tua dahulu mewariskan peringatan hari kemerdekaan bangsa ini dengan perlombaan-perlombaan lucu yang mengundang kegembiraan dan kebahagiaan. Bahkan perlombaan-perlombaan tersebut seakan-akan perlombaan yang sia-sia dan tidak berfaedah?
Komplikasi
Pembukaan UUD tahun 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Dari paragraf pertama ini, kemerdekaan diantonimkan dengan penjajahan, maka untuk memaknai kemerdekaan perlu dikaji makna penjajahan.
Penjajahan atau imperialisme adalah sikap menguasai/memerintah pihak lain yang tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah. Dalam kondisi masa lampau, perbudakan adalah salah satu bentuk penjajahan.Karena penjajahan adalah menguasai pihak lain yang lebih lemah, maka dapat dipastikan bahwa kondisi yang terlahir dari sebuah penjajahan adalah ketidakbahagiaan.
Penjajahan akan menggerus nilai-nilai kegembiraan dalam hidup. Filosofi inilah yang kemudian penulis simpulkan dari pertanyaan kenapa peringatan hari ulang tahun kemerdekaan dirayakan dengan perlombaan-perlombaan yang mengundang kelucuan dan kebahagiaan.
Resolusi
Menurut sejarawan JJ Rizal perlombaan-perlombaan pada peringatan HUT RI diawali pada tahun 1950-an. Menurutnya, pada peringatan HUT RI ke-5, masyarakat sangat antusias untuk memeriahkannya. Salah satu cara untuk memeriahkannya adalah dengan menyelenggarakan beberapa perlombaan, yang pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada.
Perlombaan-perlombaan tersebut kemudian menjadi tradisi tahunan yang selalu ada pada peringatan HUT Kemerdekaan RI. Beberapa perlombaan yang menjadi menu utama dalam peringatan HUT kemerdekaan RI antara lain:
Perlombaan paling seru dan menjadi puncak dari perlombaan Agustusan adalah panjat pinang. Makna kemerdekaan dari permainan ini adalah keberhasilan hanya dapat diperoleh dengan menurunkan ego diri dan siap berkolaborasi dengan orang lain dengan rasa bahagia. Selicin apapun perjalanan mencapai puncak kesuksesan, pada titik waktu tertentu akan sampai juga pada tujuan.
Perlombaan yang menjadi menu utama lainnya adalah tarik tambang. Makna kemerdekaan yang dapat diperoleh dari permainan ini adalah kelompok yang mampu mundur dengan kuat adalah pemenang.
Ini artinya, kemerdekaan atau keberhasilan hanya bisa diperoleh dengan sikap merendah dan memundurkan ego diri sekuat tenaga. Mundur dalam makna ini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, tapi mundur dalam keadaan sadar dan penuh tenaga untuk menarik pihak lawan keluar dari demarkasinya.
Lomba utama yang dapat dipastikan selalu ada dalam lomba Agustusan adalah lomba makan kerupuk. Pesan kemerdekaan dari perlombaan ini adalah keberhasilan perjuangan hanya dapat diperoleh dengan kesabaran dan ketenangan mengamati target dan mendapatkannya di saat momentumnya tepat.
Reorientasi
Akhirnya, penulis mengajak kepada segenap pembaca, khususnya warga PAI, mari kita memaknai perlombaan-perlombaan Agustusan sebagai proses pendidikan untuk generasi penerus dengan menyampaikan pesan-pesan yang tersimpan dalam permainan-permainan tersebut.
Itulah contoh teks narasi 17 Agustus beserta strukturnya yang dapat dijadikan sebagai referensi. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(ahr/rih)