Tambang Emas di Banyumas Ditutup, ESDM: Kalau Potensi Akan Ada Penilaian

Tambang Emas di Banyumas Ditutup, ESDM: Kalau Potensi Akan Ada Penilaian

Anang Firmansyah - detikJateng
Rabu, 02 Agu 2023 11:11 WIB
Tim SAR membongkar peralatan yang digunakan dalam operasi pencarian 8 penambang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa (1/8/2023).
Tim SAR membongkar peralatan yang digunakan dalam operasi pencarian delapan penambang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Selasa (1/8/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana akan melakukan kajian untuk menentukan seberapa layak lokasi tambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, untuk dijadikan tambang emas rakyat.

Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan provinsi untuk melakukan penilaian di lubang tambang Pancurendang.

"Kalau ke depannya memang lokasi ini memiliki potensi, tentunya nanti akan tetap ada asesmen penilaian. Lubang-lubang yang ada sekarang ini, kami siap bersama kantor Cabang Dinas ESDM Provinsi Jateng untuk melakukan penilaian," kata Herdadi kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dia juga meminta agar para penambang bisa memahami apabila setelah dikaji hasilnya dinyatakan tidak layak.

"Bila dinyatakan tidak aman tentu tidak bisa dilanjutkan," ujar Herdadi.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hal ini juga akan menimbang soal perencanaan tata ruang kelola Kabupaten Banyumas ke depan. Apabila ada potensi tambang tentu akan dikembangkan.

"Itu ke depan bisa diformalisasi berdasarkan bagaimana perencanaan dan tata ruang yang ada di Kabupaten Banyumas. Kalau memang ada potensi tambang yang bisa dikembangkan, tentu sudah sesuai dengan kaidah-kaidah teknis pertambangan yang baik," terangnya.

Berkaitan dengan peristiwa delapan penambang terjebak yang akhirnya dinyatakan hilang setelah tujuh hari pencarian, Herdadi mengatakan hal itu harus menjadi peringatan bersama. Dia menegaskan, kegiatan pertambangan harus legal agar tetap mengutamakan keselamatan.

"Momentum ini kita jadikan kesadaran bersama tentang pentingnya faktor penataan tata kelola pertambangan yang baik. Tentu harus izin yang resmi dan perencanaan yang baik," jelasnya.

Herdadi juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga delapan penambang yang hilang tersebut.

"Kami menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa ini. Tentunya duka cita terhadap korban terutama untuk korban yang ditinggalkan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, buntut dari peristiwa delapan penambang terjebak air di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, kepolisian akhirnya menutup kegiatan tambang di sekitar lokasi.

Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan penutupan itu dilakukan atas dasar perizinan serta kondisi penambangan yang tidak memperhatikan keselamatan pekerja.

"Proses penambangan ini sangat jauh dari kaidah keselamatan dan sangat berbahaya. Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan penambangan di lokasi ini," kata Edy kepada wartawan usai penutupan operasi pencarian di lokasi, kemarin.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menurut Kepala Desa Pancurendang, Narisun, penutupan kegiatan tambang itu akan berdampak pada pendapatan warga Grumbul Tajur.

"Nantinya setelah ditutup jelas warga kami kebingungan mencari mata pencarian. Terus terang saja dari warga Tajur khususnya sangat tergantung pada lubang ini," kata Narisun kepada wartawan, Selasa (1/8).

Nasirun pun meminta agar Pemerintah Kabupaten Banyumas turun tangan memberikan solusi konkret agar warga tidak kehilangan pekerjaan.

Narisun menjelaskan, aktivitas tambang emas sudah berlangsung sejak hampir 10 tahun lalu. Pihak desa sudah berulang kali mengimbau warga akan bahaya yang mengintai.

"Pada awal tahun 2015 saat saya menjabat pertambangan masih di sungai. Selama ini beroperasi keuntungan untuk masyarakat sini menambah keuntungan. Jadi banyak warga yang bekerja disini kemudian dari Warga Pancasan biasanya jadi kuli panggul di pasar. Tapi setelah ada tambang, ekonomi membaik," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads