Tim gabungan terus melakukan upaya penyelamatan delapan penambang yang terjebak air di lubang galian emas ilegal Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Namun kendala yang dihadapi masih sama yakni kondisi air yang menggenangi lubang tak kunjung surut.
Padahal tim pencari sudah mengerahkan puluhan mesin pompa dari daya 5 PK sampai 20 PK.
Kasi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama mengungkapkan air yang terus menggenangi lubang galian diduga dari air tanah. Bukan dari rembesan air sungai yang masuk ke Sumur Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Analisis sementara dugaan kami yang jebol itu cekungan air tanah semakin kuat," kata Priyo kepada wartawan, Senin (31/7/2023).
Dugaan tersebut diperkuat dari permukaan air yang kembali naik setelah sempat turun dari 14 meter menjadi 12 meter.
"Kenapa bisa semakin besar, kemungkinan dugaannya adalah karena tanah-tanah di sekitar bocoran sudah semakin jenuh," terangnya.
Upaya yang sudah dilakukan tim pencari gabungan selain menyedot enam titik sumur juga telah membendung Sungai Tajur dan Sungai Datar. Namun upaya tersebut masih belum membuahkan hasil.
Seperti diketahui delapan penambang emas terjebak air tanah di galian tambang Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Mereka terjebak sejak Selasa (25/7) lalu.
Para penambang tersebut berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hingga saat ini nasib delapan penambang tersebut masih belum diketahui.
Terkait kejadian ini Polresta Banyumas telah menetapkan empat orang tersangka dalam kejadian tersebut. Mereka semua adalah warga desa setempat dari pemilik lahan, pengelola dan pemilik modal.
(apl/ams)