Sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) sering dikeluhkan oleh masyarakat. Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek, Zulfikri mengatakan solusi sistem zonasi yaitu semua sekolah harus merata.
"Konsekuensinya semua sekolah harus merata. Mungkin selama ini yang menjadi persoalan di masyarakat itu mutu sekolah belum sama, masih ada sekolah unggulan sekolah ini, semua sekolah harus favorit," kata Zulfikri kepada wartawan di Jepara, Sabtu (29/7/2023).
Zulfikri mengatakan pada Kurikulum Merdeka semua sekolah adalah favorit, tidak lagi membeda-bedakan sekolah unggulan atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurikulum Merdeka semua sekolah favorit, semua guru favorit. Semua sekolah unggulan, semua guru unggulan, semua siswa unggulan, ini kita tanamkan," jelasnya.
"Ya kalau di kurikulum itu harusnya menerima anak apa adanya, semuanya," dia melanjutkan.
Menurutnya, sistem zonasi bertujuan menerima semua peserta didik yang rumahnya dekat dengan sekolah. Peserta didik yang dekat dengan sekolah menjadi prioritas untuk diterima di sekolah.
"Dengan sistem zonasi semua anak dekat dengan sekolah tertampung menjadi prioritas. Kalau masih ada tempat anak yang jalur prestasi, karena misi utamanya adalah memberikan layanan kepada semua anak," ungkap Zulfikri.
"Di Kurikulum Merdeka apapun kondisi anak itu tidak ada masalah, karena pembelajarannya kita seperti guru ngaji, apapun kemampuan anak masuk itu disesuaikan demi kemudahan," Zulfikri melanjutkan.
Dia juga mendorong agar sekolah-sekolah menambah daya tampungnya. Dia juga meminta sekolah memprioritaskan anak-anak yang dekat dengan sekolah untuk diterima.
"Hanya memang masalahnya daya tampung di sekolah. Nah kita mohon di masing-masing kebijakan di sekolah itu bertambah (daya tampungnya), dan memprioritaskan anak-anak yang dekat dengan sekolah itu," ungkap dia.
(apl/dil)