Ribuan umat Buddha mengikuti arak-arakan dalam rangkaian Puja Bakti Agung Asadha atau Asalha Mahapuja 2567 BE/2023. Arak-arakan digelar dari Candi Mendut menuju Borobudur.
Pantauan detikJateng, sebelum dilangsungkan arak-arakan, terlebih dahulu dilakukan doa bersama dipimpin Bhante Sri Pannavaro Mahathera di Candi Mendut.
Umat Buddha yang mengikuti prosesi ini mayoritas memakai pakaian warna putih dan membawa bunga sedap malam. Adapun iring-iringan prosesi barisan terdepan mobil hias, barisan Bhinneka Tunggal Ika, disusul pembawa bendera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, di belakangnya ada barisan kesenian prajuritan, pembawa hasil bumi, tandu pembawa roda Dhamma dan Tipitaka. Disusul pembawa payung puja, pembawa Amisa Puja, Kereta Kencana Mahadhatu pembawa relik Buddha, Bhikkhu sangha dan samanera.
![]() |
Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi mengatakan dalam sepanjang perjalanan tersebut umat Buddha diminta membaca paritta-paritta.
"Tadi Bhante Pannavaro (sebelum doa bersama) menyebutkan bahwa hari ini kita melaksanakan jalan dengan penuh kesadaran. Ada beberapa metode yang tadi disampaikan Bhante Pannavaro jika memang sanggup melafalkan paritta-paritta boleh dilafalkan, tapi toh pun kalau tidak mampu melafalkan setidaknya bisa berjalan dengan penuh kesadaran," katanya kepada wartawan di kompleks Vihara Mendut, Minggu (23/7/2023).
"Hanya sesungguhnya bukan perjalanan arak-arakan seperti biasa hanya bergembira, tapi hari ini penuh kesadaran sehingga terbangun spiritualitas. Hari ini kita melaksanakan puja untuk meningkatkan kualitas keyakinan," ujarnya.
Pihaknya menambahkan, sesampainya di Candi Borobudur prosesi akan ditutup dengan puja peringatan Asalha Maha Puja. Dimana nantinya akan dilangsungkan sembahyangan memperingati Hari Asadha.
"Hari Asadha adalah Hari Besar Agama Buddha di mana memperingati tentang Buddha memberikan dhamma yang pertama kepada lima petapa muridnya Buddha," ujarnya.
(aku/aku)