Sebanyak 49 Toa Pe Kong dari berbagai kelenteng di Jawa diarak menyusuri jalanan Kota Tegal, Jawa Tengah. Arak arakan toa pe kong berisi patung dewa ini dalam rangka perayaan Sejit Kongco Ceng Gwen Cin Kun.
Kirab Toa Pe Kong dipusatkan di Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal. Kegiatan ini digelar pada Minggu (16/7/2023) siang.
Ada 49 Toa Pe Kong berisi patung dewa yang diarak. Sebanyak 44 tandu berasal dari kelenteng luar kota dan 5 tandu dari kelenteng Tek Hay Kiong Tegal selaku tuan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Yayasan Tri Dharma Tegal, Gunawan Lo Han Kwee mengatakan perayaan ini diikuti oleh tamu dari berbagai kelenteng di Pulau Jawa seperti Tangerang, Jakarta, Semarang, Kudus, Indramayu, dan sejumlah kelenteng dari Jawa Timur.
"Peserta dari berbagai kelenteng di Pulau Jawa, total ada 44 tandu yang ikut dari luar kota. Dari kelenteng sini ada 5 tandu. Lalu ada rombongan Kemenag yang ikut dengan menabuh rebana," kata Gunawan.
Dijelaskan Gunawan, rangkaian perayaan Sejit Kongco ini dibuka dengan pagelaran gamelan Pusaka Kyai Naga Mulya milik Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal beberapa hari lalu. Selanjutnya, dilakukan ritual penyeberangan jembatan 7 bintang.
Sedangkan puncak perayaan digelar hari ini, yaitu kirab Gotong Toa Pe Kong yang diikuti oleh puluhan kelenteng. Kirab ini mengambil rute dari kelenteng Tek Hay Kiong menyusuri Jalan Udang, Jalan DR Soetomo, Jalan Proklamasi, Jalan Setia Budi, Jalan A Yani, Jalan DI Panjaitan, Jalan Veteran, dan finish kembali ke kelenteng.
Tidak hanya menarik perhatian warga keturunan Tionghoa, warga lokal Tegal juga antusias menyaksikan kirab Toa Pe Kong.
"Banyak warga Tionghoa dari luar kota yang sengaja datang untuk menyaksikan kirab. Jumlahnya sampai 2.000 orang," ujar Gunawan.
Perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun kali ini merupakan yang pertama setelah pandemi COVID-19. Sebelumnya, perayaan ini sempat vakum selama 3 tahun akibat pandemi.
Terpisah, Rohaniwan Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Chen Li Wei mengatakan tradisi ini memiliki makna para dewa mengunjungi umatnya dan memberikan berkah. Ibarat pejabat-pejabat Tiongkok zaman dahulu yang melakukan inspeksi ke masyarakat dengan menggunakan kendaraan tandu yang digendong.
"Kendaraan pada masa itu adalah tandu. Jadi ini kongco naik tandu keliling ke para umatnya untuk menghalau segala yang tidak bagus dan memberikan keberkahan bagi masyarakat," jelasnya.
(dil/ahr)