Misteri 'Manusia Jawa', Fosil Asal Sangiran yang Masih Bertahan di Belanda

Misteri 'Manusia Jawa', Fosil Asal Sangiran yang Masih Bertahan di Belanda

Tara Wahyu NV - detikJateng
Rabu, 12 Jul 2023 18:48 WIB
Diorama manusia purba di Museum Sangiran, Sragen, Rabu (12/7/2023).
Diorama manusia purba di Museum Sangiran, Sragen, Rabu (12/7/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Sragen -

Pemerintah Belanda mengembalikan sejumlah artefak budaya yang sebelumnya diambil di masa kolonialisme di Indonesia. Sayangnya, fosil 'Manusia Jawa' tidak masuk dalam daftar yang dikembalikan.

Belanda memilih untuk tetap menyimpan fosil istimewa yang merupakan penghubung evolusi kera ke manusia itu. Padahal, di Indonesia yang menjadi lokasi fosil itu ditemukan, masih banyak misteri mengenai 'Manusia Jawa' yang masih harus digali.

Pamong budaya pertama Museum Sangiran, Pipit Melinda mengatakan fosil 'Manusia Jawa' sebenarnya ditemukan di dua tempat, yaitu di situs Sangiran dan di Trinil, Ngawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi untuk jenisnya, karakteristiknya bahkan usianya mirip-mirip usianya 700.000 tahun yang lalu," kata Pipit, Rabu (12/7/2023).

Menurut Pipit, kehidupan 'Manusia Jawa' pada saat itu masih menjadi misteri bagi para peneliti. Bahkan, peneliti juga belum bisa menyimpulkan cara manusia purba itu hidup dan bertempat tinggal.

ADVERTISEMENT

Pada masa itu, kebanyakan manusia purba memang hidup di gua. Namun di kawasan Sangiran yang menjadi lokasi penemuan fosil itu justru tidak dijumpai adanya bekas gua purba.

"Secara kondisi lingkungan di sini juga tidak ada gua, dan situsnya terbuka sabana gitu kan tanaman juga menunjukkan hidup di terbuka semak-semak," jelasnya.

"Jadi sampai sekarang belum ada bukti bagaimana hidupnya. Karena mungkin kalau punya tenda itu bahan organik bisa lapuk kalau hidup jaman dulu belum ada data menjawab. Untuk Gua terdekat di Pacitan berapa ratus kilometer dr sini gua terdekat belum ada," lanjut Pipit.

Adapun dari hasil penelitian, diduga 'Manusia Jawa' memiliki ukuran yang sama dengan manusia modern dengan tinggi badan sekitar 170 sentimeter.

"Kira-kira sama dengan kita 170 sentimeter. Karena sudah diketahui, bisa diukur tinggi tulang paha bisa dikira kita. Dan itu sama dengan manusia sekarang," ucapnya.

Ia mengatakan untuk umur 'Manusia Jawa' terbagi menjadi tiga yakni Homo erectus arkaik, Homo erectus tipik dan Homo erectus progresif .

"Di Sangiran paling banyak ditemui manusia purba, bahkan mungkin di Indonesia maupun di dunia di sini. Dari usia yang ditemukan dari usia tua sampai dari muda. Untuk di Sangiran yang ditemukan jenis Arkaik yang umurnya berkisar 1,6 juta tahun dan tipik yang berusia 700.000 tahun," pungkasnya.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads