Melihat Serunya Kejuaraan Panahan Berkuda di Cilongok Banyumas

Melihat Serunya Kejuaraan Panahan Berkuda di Cilongok Banyumas

Anang Firmansyah - detikJateng
Jumat, 07 Jul 2023 20:01 WIB
Peserta Grand Prix 2023 Memanah dan Berkuda beraksi di Cilongok, Banyumas, Jumat (7/7/2023).
Peserta Grand Prix 2023 Memanah dan Berkuda beraksi di Cilongok, Banyumas, Jumat (7/7/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Puluhan atlet muda dari berbagai provinsi berlomba memanah di atas kuda dalam kejuaraan Grand Prix Series 2023 di halaman Pondok Pesantren Modern ZIIS, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Kejuaraan itu berlangsung 4 hari sejak kemarin hingga Minggu mendatang.

Wakil Pimpinan Ponpes Modern ZIIS, Ryadh Arudhiskara mengatakan Banyumas menjadi tempat pertama penyelenggaraan series kejuaraan Memanah dan Berkuda tahun 2023.

"Jadi seri pertamanya, pembukaan, di Pondok Pesantren Modern Ziis Banyumas," kata Ryadh kepada wartawan, Jumat (7/7/2023) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ryadh menjelaskan, kejuaraan tersebut akan berlangsung 4 series. Setelah gelaran di Banyumas, kejuaraan akan berlangsung di Riau, Klaten, dan final di Palembang.

Kejuaraan ini bertujuan menjaring atlet muda untuk berlaga di kejuaraan internasional.

ADVERTISEMENT

"Bulan Agustus rencana ada kejuaraan di Prancis, ini termasuk bagian dari seleksi," ujarnya.

Kejuaraan memanah dan berkuda ini dibagi menjadi dua kelompok umur. Yaitu junior untuk kelompok umur di bawah 17 tahun dan senior untuk 17 tahun ke atas. Adapun kategori yang dilombakan ada tiga, yaitu Korean Track, Qabaq Track dan Kassai Track.

Peserta Grand Prix 2023 Memanah dan Berkuda beraksi di Cilongok, Banyumas, Jumat (7/7/2023).Peserta Grand Prix 2023 Memanah dan Berkuda beraksi di Cilongok, Banyumas, Jumat (7/7/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

"Yang paling sulit itu Qabaq Track atau menembak dengan bidikan sasaran di atas. Jadi kecepatan dan ketepatan menjadi penilaiannya," ucap Ryadh.

Perlombaan ini di bawah naungan Kumpulan Pemanah Berkuda Indonesia (KPBI) dan World Horseback Archery Federation (WHAF). Di Banyumas, perlombaan ini diikuti 27 peserta dari Banten, Lampung, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumbar, Sumsel, dan Pekanbaru.

"Dari Banyumas ada 6 atlet, junior 4 dan senior 2, dari ponpes semua," kata Ryadh.

Menariknya, seluruh peserta lomba memanah dan berkuda itu mengenakan pakaian tradisional. Ryadh menjelaskan penggunaan kostum adat itu punya maksud tersendiri.

"Pakai kostum tradisional karena kita di bawah Unesco juga. Ini kan olahraga tradisional, jadi biar menyatu saja. Ada cerita dulu kalau pangeran tidak bisa memanah dan berkuda itu tidak bisa jadi raja. Nah di pondok pesantren ini kita ajarkan semuanya," terang Ryadh.

"Ini termasuk olahraga kegemaran Rasulullah. Di ponpes sini sudah 2 tahun jadi ekstrakurikuler," imbuhnya.

Salah satu peserta termuda asal Lampung, Isa Ahmad (11) tertarik menekuni memanah dan berkuda karena ayahnya juga hobi berkuda.

"Dari kecil sudah senang karena melihat bapak, jadi pengin ikut. Baru kali ini ikut kejuaraan," kata murid kelas 5 MI Al Fatah Lampung Selatan itu.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads