Raden Mukmin atau lebih banyak dikenal dengan sebutan Sunan Prawoto adalah raja keempat dari Kerajaan Demak. Ia merupakan putra dari Sultan Trenggono dan Ratu Pembayun binti Sunan Kalijaga. Sunan Prawoto menjadi raja Demak pada tahun 1546 menggantikan ayahnya yang meninggal dunia.
Sunan Prawoto menjabat sebagai raja Demak dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar Jiem Boen-ningrat IV. Ia memimpin Kerajaan Demak dalam waktu yang cukup singkat yakni tahun 1546-1549 sebelum dibunuh oleh utusan Arya Penangsang seorang adipati dari Jipang Panolan. Lantas seperti apa biografi Sunan Prawoto?
Berikut ini biografi Sunan Prawoto, dikutip detikJateng dari jurnal 'Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang' oleh Zuliani Putri dan Hudaidah (2021), buku 'Sunan Prawoto Penjaga Visi Politik Maritim Kesultanan Demak Bintara' oleh Ali Romdhoni (2021), dan laman Universitas Krisnadwipayana, Senin (5/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biografi Sunan Prawoto
Membunuh Raden Kikin
Sepeninggal Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor terjadi konflik perebutan kekuasaan terhadap Kerajaan Demak. Hal tersebut disebabkan karena Adipati Unus tidak memiliki keturunan untuk dapat melanjutkan kekuasaannya atas Kerajaan Demak. Sehingga kekuasaan tersebut kemudian diperebutkan oleh dua orang keturunan dari Raden Fatah yakni Raden Trenggono dan Raden Kikin.
Dalam perebutan tersebut Raden Kikin merasa dirinya lebih pantas untuk memimpin Demak karena memiliki pengalaman dan usia yang lebih tua daripada Raden Trenggono. Sementara itu, Raden Trenggono merupakan putra dari permaisuri Kerajaan Demak sehingga secara peraturan kerajaan maka ia paling berhak untuk melanjutkan kekuasaan atas Demak.
Melihat kondisi perebutan kekuasaan yang tidak kian mereda dan justru kian meluas membuat Sunan Prawoto mengambil tindakan dengan berpihak kepada Raden Trenggono. Sunan Prawoto mengutus seorang pembantunya bernama Ki Surayata untuk membunuh Raden Kikin. Ki Surayata berhasil membunuh Raden Kikin di sungai seusai shalat Jumat. Semenjak itu, Raden Kikin dijuluki sebagai Pangeran Sekar Seda ing Lepen.
Naik Tahta Sebagai Raja Demak
Pada Tahun 1546, Sultan Trenggono yang merupakan raja ketiga dari Kerajaan Demak meninggal dunia. Hal ini mengakibatkan kekosongan terhadap tahta Kesultanan Demak. Melihat kondisi itu Sunan Giri dan sesepuh dari Kesultanan Demak sepakat untuk mengangkat dan menjadikan putra sulung Sultan Trenggono, Sunan Prawoto sebagai sultan keempat dari Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar Jiem Boen-ningrat IV.
Ketika itu, Sunan Prawoto tidak dapat melihat atau buta. Kebutaan yang dialami oleh Sunan Prawoto kerap kali dikaitkan dengan kutukan pamannya yang telah ia bunuh ketika terjadi perebutan kekuasaan dengan ayahnya. Pelantikan Sunan Prawoto sebagai raja Demak menuai sejumlah pertentangan salah satunya oleh Arya Penangsang.
Pemerintahan Sunan Prawoto
Semasa kepemimpinannya Kerajaan Demak telah kehilangan kewibawaan bahkan sejumlah wilayah yang sebelumnya telah berhasil ditaklukkan oleh Sultan Trenggono melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Demak. Hal tersebut disebabkan karena Sunan Prawoto tidak memiliki keahlian dan kemampuan yang cukup dalam melakukan pengelolaan urusan pemerintahan. Selain itu, ia juga lebih memahami urusan agama daripada urusan politik.
Pada masa pemerintahan Sunan Prawoto pusat Kerajaan Demak yang terletak di Bintoro dipindahkan menuju Bukit Prawoto. Selama menjadi raja di Kerajaan Demak, Sunan Prawoto lebih banyak aktif dalam perjuangan agama daripada urusan politik kerajaan.
Dengan melihat kondisi yang demikian membuat Arya Penangsang berencana untuk melakukan pemberontakan dan merebut tahta Kerajaan Demak dari tangan Sunan Prawoto. Selain untuk memperoleh tahta Kerajaan Demak, hal itu ia lakukan untuk membalaskan dendam atas tindakan Sunan Prawoto ketika membunuh ayahnya pada tahun 1521.
Kematian Sunan Prawoto
Putra Raden Kikin, Arya Panangsang melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap Sunan Prawoto. Hal ini ia lakukan setelah memperoleh dukungan dari Sunan Kudus untuk merebut kekuasaan Demak dari Sunan Prawoto. Pada tahun 1549, Arya Panangsang mengutus seorang anak buahnya bernama Rungkud dan berhasil membunuh Sunan Prawoto.
Demikian biografi singkat Sunan Prawoto, sosok raja Demak keempat yang dibunuh Arya Penangsang.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/ahr)