Sisa-sisa reruntuhan kapal selam Titan, termasuk sisa-sisa tubuh manusia yang diduga dari penumpangnya, telah ditemukan tim pencarian dan penyelamatan, dua hari lalu. Berikut ini yang terjadi pada sisa-sisa tubuh manusia yang tewas di laut.
Dilansir detikINET, Jumat (30/6/2023), sisa reruntuhan kapal selam yang hilang kontak selama beberapa hari itu ditemukan tim pencarian pada Rabu (28/3). Adapun jenazah yang diduga penumpangnya akan diangkut ke pelabuhan di Amerika Serikat untuk dianalisis.
Apa yang terjadi pada sisa-sisa tubuh manusia yang meninggal di laut? Berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk terurai dalam air? Apa yang terjadi pada jenazah manusia di laut? Simak jawabannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam air yang dingin, dikutip dari detikINET, keberadaan bakteri menyebabkan tubuh manusia kembung karena gas dapat tertahan sedemikian rupa, sehingga tubuh tetap berada di dasar laut.
Sekitar seminggu di laut, kulit manusia akan menyerap air dan mengelupas dari jaringan di bawahnya, memungkinkan penghuni laut seperti ikan, kepiting, dan kutu laut memakan daging.
Air dingin juga mendorong pembentukan adipocere atau zat dengan konsistensi sabun seperti lilin. Zat itu terbentuk dari lemak dalam tubuh yang membantu melindunginya dari pembusukan.
Biasanya, jasad yang berada di perairan dengan suhu di bawah 7 derajat Celcius dan minim fauna bisa ditemukan dalam kondisi nyaris utuh selama beberapa minggu. Adapun kerangkanya masih dapat dikenali dalam kurun sekitar lima tahun.
Sedangkan perairan tropis seperti Laut Arab akan mempengaruhi dekomposisi tubuh secara berbeda. Tubuh biasanya akan mengapung ke permukaan setelah tiga atau empat hari, sehingga dapat terhempas ombak.
Dalam waktu dua minggu, pembusukan tubuh akan memungkinkan makhluk laut lain menemukan dan memakan mayat, lalu tulang yang tersisa akan tenggelam ke dasar laut.
Begitu berada di dasar laut, tulang-tulang tersebut secara bertahap terkubur lumpur laut dan dapat terurai selama beberapa bulan atau tahun, tergantung kadar asam di dalam air.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menariknya, tubuh yang terendam dalam air cenderung memperlambat laju penguraiannya, dengan asumsi tidak ada faktor satwa liar yang signifikan di dekatnya seperti hewan pemangsa atau mikroorganisme tertentu.
Karena fakta bahwa laut dan samudra biasanya menurunkan suhu tubuh manusia, pertumbuhan bakteri pun melambat. Proses dekomposisinya juga lebih lambat. Setelah dikeluarkan dari air, tubuh dapat terurai lebih cepat.
Di air hangat dan dangkal, pembusukan lebih cepat, sehingga mayat dapat muncul ke permukaan dalam dua hingga tiga hari.
Karena air dingin memperlambat pembusukan, orang yang tenggelam di perairan pada kedalaman 30 meter atau lebih mungkin tidak akan muncul ke permukaan. Sebab, berat air mencegah tubuh mereka naik.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)