Suasana menyejukkan saat pelaksanaan salat Idul Adha di Masjid Al-Muqorrobin Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Pati. Ternyata dalam kehidupan sehari-hari antara umat bergama telah terjalin kehidupan yang rukun dan harmonis.
Dua tempat ibadah Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Desa Winong lokasinya berhadapan. Bangunan itu dipisahkan jalan desa. Akan tetapi jalan itu ditutup kanopi yang membuat seolah-olah masjid dan gereja disatukan.
Di luar hal itu ternyata masyarakat hidup rukun meskipun berbeda. Pendeta GKMI Winong, Didik Hartono mengatakan masyarakat Desa Winong hidup secara rukun dan bergotong royong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didik mencontohkan saat pihak masjid melaksanakan pembangunan. Umat kristen pun membantu pembangunan masjid, pun sebaliknya umat muslim membantu saat pihak gereja ada pembangunan.
"Dalam hidup seharian itu saya kira, memang menyangkut tempat ibadah, kayak kemarin masjid membeli tanah untuk perluasan depan, kami dari gereja saya selaku pendeta, mengajak umat Kristen untuk juga infaq, Infaq itu kami serahkan ke masjid ke panitia pembangunan masjid," jelas Didik saat dihubungi detikJateng lewat telepon, Kamis (29/6/2023).
"Dulu sebaliknya ketika gereja renovasi itu juga beberapa masyarakat ikut bersama membantu kami, bahkan di forum pertemuan RT itu dari bapak-bapak muslim itu menyampaikan bahwa kita harus ikut membantu, kita harus membantu bersama-sama," dia melanjutkan.
Oleh karena itu sikap toleransi dan guyub rukun tercermin di lingkungan masyarakat Desa Winong. "Artinya sikap toleransi yang muncul itu dalam kehidupan sehari masing-masing membutuhkan sesuatu kita bisa masuk membantunya," kata Didik.
Didik mengajak seluruh masyarakat untuk menjalin persaudaran selamanya. Tidak ada dipisahkan oleh tembok agama hingga suku yang berbeda.
"Sering kami imbau semangat seduluran selawase, persaudaraan selamanya, tidak dipisahkan tembok-tembok agama suku dan sebagainya, sebab kita ini suadara, lingkup Pati, ini kita satu saudara NKRI apapun agamamu apaun sukunya, kita harus bersama-sama hidup dengan rukun dan toleransi," ungkap Didik.
Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin Santrimo menjelaskan masyarakat menjalin hubungan yang rukun. Menurutnya tidak ada masalah meski dua umat bergama hidup secara berdampingan di Winong.
"Saya kira tidak ada masalah, kemudian kerukunan di RW, Pak Didik (pendeta) ini juga ikut," tambah Santrimo.
(ams/ams)