Surat Al Maidah Ayat 3: Wahyu Terakhir Rasulullah saat Haji Wada di Arafah

Surat Al Maidah Ayat 3: Wahyu Terakhir Rasulullah saat Haji Wada di Arafah

Agustin Tri Wardani - detikJateng
Selasa, 27 Jun 2023 13:24 WIB
al-quran hikmah
Surat Al Maidah Ayat 3: Wahyu Terakhir Rasulullah saat Haji Wada di Arafah. Foto: Getty Images/iStockphoto/karammiri
Solo -

Sejarah kehidupan Rasulullah memimpin umat Islam terdapat suatu peristiwa yang bernama Haji Wada. Momen ini berkaitan dengan turunnya wahyu terakhir Rasulullah SAW dari Allah SWT yaitu surat Al Maidah ayat 3 di Arafah. Bagaimana bunyi surat tersebut? Dan bagaimana kaitannya dengan Haji Wada? Simak penjelasan berikut.

Dikutip dari laman resmi NU dan Masjid Al-Hidayah Badan Pengawas Tenaga Nuklir, berikut ini penjelasan mengenai Surat Al Maidah ayat 3 yang merupakan wahyu terakhir Rasulullah saat Haji Wada di Arafah.

Peristiwa Haji Wada

Perkembangan dakwah Islam mencapai puncaknya setelah masa hijrah. Di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Madinah berkembang menjadi kota yang beradab dalam segala segi, baik ekonomi, politik, hingga keamanan militer. Para utusan kabilah-kabilah Arab datang untuk menyatakan dan menyebarkan keislaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun ke-10 setelah hijrah, Rasulullah SAW melakukan Haji dengan diikuti oleh 100.000 kaum muslimin. Saat ibadah haji itu Rasulullah SAW berpidato di bukit 'Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijrah dan turunlah wahyu yang terakhir yaitu Quran Surat Al Maidah Ayat 3 yang menjelaskan kesempurnaan agama Islam, sebagai agama yang diridhai oleh Allah, demikian juga karunia nikmat Allah telah dianugerahkan kepada Nabi dan umatnya secara lengkap dan sempurna. Wahyu itu terdapat dalam surat al-Maidah ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

ADVERTISEMENT

"Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi karunia nikmat-Ku atasmu serta telah Aku ridhai Islam itu menjadi agamamu." (QS al-Maidah: 3)

Dengan demikian sempurnalah agama Allah, agama Islam yang dibawa Rasul Muhammad. Karunia nikmat Allah telah diberikan kepada Nabi dan umatnya pada waktu itu. Tugas risalah Nabi hampir selesai, perjalanannya telah dekat ke arah tujuan, dimulai dari kota Mekah sampai kota Madinah.

Hal tersebut menandakan bahwa telah selesai sudah tugas Nabi Muhammad SAW di dunia. Peristiwa ini dikenal dengan nama Haji Wada atau Haji Perpisahan. Sekitar tiga bulan setelahnya, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit dan tiga hari kemudian wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijrah dalam usia 63 tahun.

Bacaan Arab, Latin, dan Arti Surat Al Maidah Ayat 3

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٣

Latin: ḫurrimat 'alaikumul-maitatu wad-damu wa laḫmul-khinzîri wa mâ uhilla lighairillâhi bihî wal-munkhaniqatu wal-mauqûdzatu wal-mutaraddiyatu wan-nathîḫatu wa mâ akalas-sabu'u illâ mâ dzakkaitum, wa mâ dzubiḫa 'alan-nushubi wa an tastaqsimû bil-azlâm, dzâlikum fisq, al-yauma ya'isalladzîna kafarû min dînikum fa lâ takhsyauhum wakhsyaûn, al-yauma akmaltu lakum dînakum wa atmamtu 'alaikum ni'matî wa radlîtu lakumul-islâma dînâ, fa manidlthurra fî makhmashatin ghaira mutajânifil li'itsmin fa innallâha ghafûrur raḫîm

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kandungan Surat Al Maidah Ayat 3

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 3:

  1. Pengharaman bangkai
  2. Pengharaman darah
  3. Pengharaman babi
  4. Pengharaman hewan yang disembelih atas nama selain Allah
  5. Pengharaman hewan yang mati tercekik
  6. Pengharaman hewan yang mati terpukul benda tumpul
  7. Pengharaman hewan yang mati terjatuh
  8. Pengharaman hewan yang mati tertanduk binatang buas
  9. Pengharaman hewan yang disembelih untuk berhala
  10. Binatang yang tercekik, terpukul, terjatuh, dan tertanduk bisa halal jika masih hidup dan sempat disembelih
  11. Larangan mengundi nasib dengan anak panah maupun metode sejenisnya
  12. Segala yang dilarang oleh Allah adalah kefasikan
  13. Orang-orang kafir telah berputus asa untuk mengalahkan kaum muslimin
  14. Tidak boleh takut kepada orang-orang kafir
  15. Perintah untuk takut dan taqwa kepada Allah semata
  16. Allah telah menyempurnakan agamaNya, maka Islam adalah agama yang sempurna
  17. Nikmat terbesar adalah nikmat Islam
  18. Islam adalah agama yang Allah ridhai. Selain Islam, Allah tidak meridhoinya
  19. Islam memberikan keringanan bagi orang-orang yang dalam kondisi darurat untuk memakan makanan haram yang jika tidak dilakukannya bisa mengakibatkan kematian
  20. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Tafsir Surat Al Maidah Ayat 3

Menurut Tafsir Wajiz, pada ayat ke 3 surat Al Maidah yang lalu telah dijelaskan beberapa perbuatan yang diharamkan. Ayat ini menguraikan lebih terperinci makanan-makanan yang diharamkan. Berikut penjelasan lengkapnya.

Ada sepuluh jenis makanan yang diharamkan, semuanya berasal dari hewan. Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam Surah Al An'am/6: 145, yaitu daging babi, dan daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, demikian pula diharamkan daging hewan yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.

Bagi hewan yang tercekik, dipukul, jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas adalah halal hukumnya kalau sempat disembelih sebelum mati. Dan diharamkan pula hewan yang disembelih untuk berhala, serta diharamkan pula mengundi nasib dengan anak panah.

Orang Arab Jahiliah menggunakan anak panah untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Mereka mengambil tiga buah anak panah yang belum memakai bulu, masing-masing anak panah itu ditulis dengan kata-kata "lakukan"," jangan lakukan", dan anak panah yang ketiga tidak ditulis apa-apa.

Semua anak panah itu diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Kakbah. Bila mereka hendak melakukan suatu perbuatan, maka mereka meminta agar juru kunci Kakbah mengambil salah satu dari tiga anak panah itu.

Mereka melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan sesuai dengan bunyi kalimat yang tertulis dalam anak panah yang diambilnya. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulangi sekali lagi.

Pada hari ini, yaitu pada waktu Haji Wada, haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, orang-orang kafir telah putus asa untuk mengalahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu.

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.

Tetapi, barang siapa dalam keadaan terpaksa, dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Nah, itulah informasi mengenai Surat Al Maidah Ayat 3 yang merupakan wahyu terakhir Rasulullah saat Haji Wada di Arafah. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads