Investor asal Amerika Serikat (AS), Jay Bloom memutuskan batal ikut ekspedisi menjelajahi bangkai Titanic dengan menumpang kapal selam Titan. Berikut sederet alasan Bloom dan putranya, Sean (20), urung ikut ekspedisi wisata yang berakhir tragis tersebut.
Dilansir detikNews yang mengutip AFP, Jumat (23/6), kapal selam Titan OceanGate yang hilang sejak Minggu (18/6) itu ditemukan dalam kondisi hancur tak jauh dari bangkai Titanic di perairan Atlantik Utara berkedalaman 4.000 meter pada Kamis (22/6) pagi waktu setempat.
Ledakan itu terjadi dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa karena besarnya tekanan di dasar laut. Lima pria di dalam kapal selam itu dinyatakan tewas, termasuk CEO OceanGate Expeditions, Stockton Rush, dan ahli kelautan serta pakar Titanic, Paul-Henri Nargeolet (77).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Reuters yang dikutip detikNews, Sabtu (24/6/2023), CEO dan pendiri perusahaan OceanGate, Stockton Rush, mengajak Bloom ikut dalam tur Titanic sejak setahun sebelumnya. Bloom dan putranya pun tertarik.
Namun, sebelum ikut ekspedisi itu, Bloom mengaku membaca berbagai informasi tentang kapal selam Titan. Khawatir soal keamanannya, dia pun membatalkan perjalanan pada menit-menit terakhir dengan alasan ada jadwal yang berbenturan.
Bloom yang memiliki lisensi helikopter pribadi itu mengaku sangat khawatir tentang penggunaan suku cadang kelas konsumen di kapal selam Titan, termasuk pengendali video game yang digunakan sebagai kemudi kapal.
Dia juga 'ketakutan' dengan fakta bahwa penumpang tidak dapat membuka Titan dari dalam, bahkan dalam keadaan darurat. "Semakin saya belajar tentang apa yang terjadi dengan operasi ini, semakin saya khawatir," katanya.
Walhasil, dua kursi yang telah dipesan Bloom di kapal selam Titan itu jatuh ke tangan pengusaha kelahiran Pakistan, Shahzada Dawood, dan putranya, Suleman. Ayah dan anak ini akhirnya meninggal dalam peristiwa meledaknya kapal selam Titan.
"Setiap kali saya melihat foto pengusaha Pakistan itu dan putranya yang berusia 19 tahun, saya berpikir betapa mudahnya itu bisa terjadi pada saya dan putra saya yang berusia 20 tahun-tetapi karena kebaikan Tuhan," kata Bloom, dikutip dari detikNews.
(dil/dil)