Ganjar Terapkan Ekonomi Sirkular di Jateng, Sejalan dengan Visi Jokowi

Ganjar Terapkan Ekonomi Sirkular di Jateng, Sejalan dengan Visi Jokowi

Sukma Nur Fitriana - detikJateng
Kamis, 15 Jun 2023 18:46 WIB
Ganjar Pranowo
Foto: Istimewa
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya mewujudkan ekonomi sirkular di Jateng. Hal itu sejalan dengan salah satu misi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mendorong transformasi ekonomi ke arah lebih 'hijau' atau sering disebut dengan ekonomi sirkular.

Ganjar mengatakan ekonomi sirkular dapat menyelesaikan beberapa persoalan di masyarakat, khususnya terkait ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan transformasi menuju ekonomi sirkular akan membawa banyak dampak positif, baik bagi lingkungan serta pertumbuhan berbagai sektor pembangunan di masa depan.

"Kalau kemudian masyarakat punya problem di tempatnya masing-masing dan mereka ingin menyelesaikan, ternyata berdasarkan sumber atau resources yang ada di situ, mereka mampu untuk mengolah kembali, dan ternyata praktik-praktik baik itu ada. Kita mencoba mendampingi," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (15/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar juga telah mengubah paradigma dari sistem ekonomi, yang sebelumnya menggunakan model linear menjadi ekonomi sirkular. Dia menambahkan konsep linear masih menerapkan pendekatan 'ambil-pakai-buang'. Sedangkan ekonomi sirkular merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada, agar dapat dipakai selama mungkin.

Adapun potensi sumber daya yang kerap dilakukan dalam ekonomi sirkular ini adalah panas matahari, gas rawa, geothermal, serta angin dan air. Dari sumber itu, Ganjar mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT), dalam bentuk geothermal, PLTS, hingga saluran gas pengganti LPG 3 Kg.

ADVERTISEMENT

Ganjar mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, jumlah Desa Mandiri Energi (DME) di Jateng saat ini telah berjumlah 2.353 DME. Seluruh DME itu, terdiri dari 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang, dan 26 DME mapan.

Selain itu, Ganjar juga berhasil mengatasi sampah di Jateng. Diketahui, Jateng merupakan provinsi dengan pengurangan sampah terbesar di Indonesia, dengan volume pengurangan mencapai 1.232.731 ton, dan tingkat pengelolaan sampah mencapai 63,19 persen.

Angka pengurangan sampah di Jateng lebih tinggi ketimbang DKI Jakarta yang hanya 812.165 ton, dan Jatim sebanyak 391.740 ton.

Sebagai informasi, Ganjar juga mengimplementasi ekonomi sirkular dengan perencanaan green economy yang dibuatnya. Dimana Green economy juga diwujudkan dengan pembangunan rendah karbon (mitigasi perubahan iklim), dan pembangunan berketahanan iklim.

Atas keberhasilan penerapan ekonomi sirkular, Pemprov Jateng pun sukses menerima penghargaan perencanaan pembangunan daerah terbaik dari Bappenas sebanyak tiga kali, di tahun 2019, 2020, dan 2023. Jateng juga diakui sebagai Provinsi Yang Memulai Inisiasi Awal Untuk Sirkular Ekonomi.

Sementara itu, Kepala Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Eko Purwanto menyampaikan tempatnya menjadi salah satu desa mendapat bantuan instalasi gas rawa atau Biogenic Shallow Gas (BSG). Berkat itu, warganya kini dapat memanfaatkan gas tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

Desa Bantar merupakan desa yang kaya akan gas rawa yang keluar secara alami sejak zaman purba dengan debit yang stabil. Saat ini sekitar 100 kepala keluarga dari tiga wilayah RT di desa tersebut menggunakan gas sebagai pengganti elpiji.

"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan instalasi ini, warga menerima manfaat, salah satunya untuk memasak. Harapan ke depan, semua warga desa bisa menggunakan gas rawa di rumah," terang Eko.

Ungkapan senada juga dilontarkan oleh Kepala Desa Tambak, Kabupaten Magelang, Dahlan mengatakan enam unit digester bawah tanah dibantu oleh Pemprov Jateng. Karena itu, 80 kepala keluarga di desanya kini dapat memanfaatkan biogas dari limbah tahu. Bahkan, desa tersebut telah dinobatkan sebagai Desa Mandiri Energi 2022.

Selain itu, Ganjar diketahui juga mendorong perusahaan-perusahaan di Jateng untuk mendukung kegiatan ekonomi sirkular. Di antaranya, pengelolaan sampah berbasis masyarakat oleh Coca-Cola Europacific Partners, di Desa Randugunting Semarang.

Selanjutnya, ada daur ulang sampah elektronik oleh Ewaste RJ di Semarang dan Salatiga. Daur ulang sampah ini melalui program bernama Campaign-Collect-Circulate, yang tersertifikasi KLHK.

Ada juga pemanfaatan ampas produksi menjadi biomassa, pupuk organik, dan minyak atsiri di PT Sido Muncul, pengolahan kotoran ternak menjadi energi di Boyolali, dan mengubah limbah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) di Cilacap, oleh PT Solusi Bangun Indonesia. Selain itu, daur ulang kemasan plastik menjadi kemasan baru, yang dilakukan PT Unilever Cilacap.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads