Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) melakukan sejumlah penyesuaian tempat perawatan Muhammad Fajri, pria berbobot 300 kilogram. Pasalnya, sejumlah fasilitas termasuk ruangan tidak bisa pakai secara langsung oleh pria asal Tangerang tersebut.
Kondisi pria 26 tahun itu sempat viral menjadi perbincangan lantaran sampai harus dievakuasi menggunakan forklift. Usai dirujuk ke RSCM, sedikitnya 14 dokter langsung menangani MF dengan pemantauan ketat dan sejumlah pemeriksaan. Dikarenakan bobot terlalu besar, tidak ada tempat tidur yang bisa menampung Fajri.
Modifikasi Ruang Perawatan
RSCM memutuskan menempatkan Fajri dalam ruang isolasi yang dimodifikasi dan khusus hanya merawatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alat-alat untuk ICU kita tarik untuk ditaruh di sana untuk dimonitor all out untuk pasien tersebut, jadi untuk pasien tersebut seluruh perawatan kita tarik ke ruangan tersebut dengan memodifikasi ruangannya, kita membobol pintu dan sebagainya," tutur Dirut RSCM Lies, dalam konferensi pers Rabu (14/6/2023) seperti dilansir detikHealth.
Demi menjaga kode etik, RSCM tidak menampilkan foto dan gambar pasien ke publik. Namun, dr Lies menguraikan, dalam kondisi telentang panjang pasien bahkan mendekati dua meter.
"Pasien ini waktu waktu tidur terlentang lebarnya dari ujung ke ujung kanan kiri itu hampir 1,7 meter jadi memang besar sekali," beber dia.
Kondisi Terkini Fajri
Persinya bobot tubuh Fajri juga tidak bisa diukur lantaran keterbatasan alat. Hanya ada timbangan dengan maksimal bobot 150 kg, yang jika dipaksakan kemungkinan akan patah.
Karenanya estimasi pihak RSCM berada di 300 kg. Dengan kondisi seberat tersebut, metabolisme otomatis sulit berjalan dengan baik ke seluruh tubuh. Organ-organ vital bekerja dengan amat keras.
"Jantung menjadi bekerja sangat berat, paru-paru juga, apalagi dia tidak pernah bergerak, jadi di rumah dan lingkungan yang lembap, menimbulkan masalah di paru-paru, kemudian juga pada kulit, kulitnya banyak luka," sambung dr Lies.
Pihak RSCM disebutnya bakal terus melakukan sejumlah pemeriksaan terkait kasus langka, lantaran pasien merupakan kategori obesitas terberat yang pernah ditangani.
(apl/sip)