Pasien Meninggal Usai Operasi di RS, Keluarga Ngadu ke Ganjar

Pasien Meninggal Usai Operasi di RS, Keluarga Ngadu ke Ganjar

Afzal Nur Iman - detikJateng
Senin, 12 Jun 2023 17:32 WIB
Ilustrasi pasien di rumah sakit
Ilustrasi rumah sakit. Foto: iStock
Semarang -

Keluarga pasien di salah satu rumah sakit milik Pemprov Jateng, Arjuna Kristian Siwi mengadu ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo lantaran merasa ibunya mendapat penanganan yang kurang baik. Ibunya meninggal beberapa hari usai operasi.

Kepada detikJateng, Arjuna menjelaskan kejadian tersebut berawal pada Senin 16 Januari lalu saat ibunya yang bernama Tri Undar Prawini (60) harus menjalani operasi syaraf kejepit di rumah sakit tersebut.

Usai menjalani operasi, ibunya tersebut sempat dirawat di ruang ICU. Setelah kondisinya stabil, kemudian pasien dipindah ke salah satu bangsal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sengaja naik kelas ke VIP untuk mendapat pelayanan yang lebih baik," kata Arjuna, Senin (12/6/2023).

Beberapa hari kemudian, ibunya mengeluh susah tidur dan merasa nyeri. Kemudian keluarga diminta menebus resep obat jenis Esilgan. Menurut Arjuna, obat itu merupakan penghilang rasa nyeri yang termasuk psikotropika.

ADVERTISEMENT

"Saya diminta beli di apotek luar karena di rumah sakit tidak tersedia," kata Arjuna.

Namun, setelah meminum obat yang diresepkan tersebut, ibunya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Dia lantas berusaha mencari dokter di bangsal tersebut, namun hanya bertemu dengan perawat.

Menurut Arjuna, respons para perawat dalam menangani masalah tersebut tidak sigap. Bahkan, dokter baru datang satu jam kemudian.

"Ibu saya tidak sadar mulai jam 22.00 WIB kurang sedikit, mereka 1 jam lebih banyak baru datang," kata Arjuna.

Beberapa saat kemudian, ibunya lantas meninggal di bangsal VIP tersebut. Belakangan Arjuna mengetahui bahwa sebelum minum obat Esilgan yang diresepkan, ibunya juga mendapat obat dari RS berupa Aprazolam.

"Saya mengira waktu itu ibu saya overdosis obat karena Aprazolam dan Esilgan adalah obat psikotropika dan diminum dalam rentang waktu beberapa jam dan mengakibatkan ibu saya tidak sadar lalu kesulitan bernapas," kata pria yang merupakan sarjana farmasi itu.

Hal tersebut membuat pihaknya merasa kecewa dan berusaha meminta klarifikasi dari pihak rumah sakit. Pihaknya bahkan sempat melayangkan somasi dan akhirnya diundang oleh pihak rumah sakit namun jawaban yang diberikan tidak memuaskan.

Arjuna juga menyampaikan bahwa dirinya sudah mengadukan kasus ini ke berbagai pihak. Misalnya ke Badan Pengawas Rumah Sakit, Gubernur Jawa Tengah, dan Gubernur Jawa Tengah.

Arjuna juga memperlihatkan surat tanda terima aduan dari Tata Usaha Gubernur Jateng tertanggal 13 April. Surat itu merupakan aduan dugaan malapraktik yang dilakukan RS Moewardi.

Tanggapan Pemprov Jateng di halaman selanjutnya.

Terpisah, Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Kadinkes Jateng) Yunita Dyah Suminar menyebut baru mendapat laporan secara lisan. Wanita yang saat ini menjadi Penjabat Bupati Cilacap itu juga mengatakan kasus ini masih dalam kajian internal.

"Prinsip begini kalau aduan begitu kita bahas internal dulu kan nunggu informasi. Internal dalam arti melakukan kajian ya bukan apa-apa karena hal-hal seperti itu kan harus dilakukan kajian secara komprehensif dari sisi semua, semua pihak karena kalau kita kemudian menyampaikan hal yang belum pasti malah jadi blunder," jelasnya melalui sambungan telepon.

Pihaknya juga telah meminta rumah sakit yang bersangkutan untuk melakukan audit medis.

Adapun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru menyatakan laporan belum sampai kepada dirinya. Dia akan segera mengecek.

"Belum belum. Lapor saya saja, nanti saya cek," katanya saat di Kantor Disnaker Jateng, Semarang, hari ini.

Halaman 2 dari 2
(ahr/aku)


Hide Ads