Plafon empat ruang kelas SMPN 1 Mejobo, Kabupaten Kudus, kondisinya ambrol. Akibatnya ruang kelas tersebut tidak bisa digunakan karena kondisinya rusak parah.
Pantauan di lokasi, Senin (5/6/2023) empat ruang kelas yang rusak parah dikosongkan. Kelas itu digunakan untuk siswa kelas IX. Siswa kelas IX saat ini sedang selesai ujian nasional.
Terlihat plafon atap ruang kelas jebol. Bagian atap pun terlihat dari plafon yang bolong. Serakan sisa-sisa plafon pun masih ada di lantai kelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMPN 1 Mejobo, Sutrisno mengatakan empat ruang kelas itu rusak sudah lama. Dia mengaku baru menjabat menjadi kepala sekolah sekitar sebulan ini. Meski demikian, kata dia, pihak sekolah telah mengusulkan untuk perbaikan ruang kelas.
"Menjabat sejak 28 April 2023 menerima SK sebagai kepala sekolah, ini baru," kata Sutrisno kepada wartawan di lokasi, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Kaesang Akui All Out ke Politik |
Dia mengatakan empat kelas yang rusak merupakan bangunan lama. Empat kelas tersebut pun telah dikosongkan. Apalagi siswa kelas IX sedang selesai ujian sehingga tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar.
"Ini ada empat ruang, yang penting empat kelas IX semuanya," ujarnya.
Sutrisno mengatakan pihak sekolah saat ini telah mendapatkan bantuan yang bersumber dari dana anggaran khusus (DAK). Namun bantuan dari DAK itu untuk pembangunan jamban. Padahal ada empat ruang kelas yang rusak parah.
"DAK dapat bantuan dan rencana tahun ini pekerjaannya, lokasinya sudah saya tunjukkan. Anggarannya Rp 342 juta," ungkap dia.
Di lokasi yang sama, anggota Komisi D DPRD Kudus, Muhtamat dan Susanto melakukan peninjauan sekolah SMPN 1 Mejobo. Muhtamat mengatakan kondisi ruang kelas cukup parah. Pihaknya pun mengusulkan agar segera ada perbaikan.
"Kita sudah meninjau langsung dan melihat kondisi sekolah ini, di samping bangunan model lama, dan kita lihat semua kayu di atas sudah lapuk, sudah dimakan rayap," kata Muhtamat di lokasi.
"Kita mengusulkan nanti dalam pengajuannya satu unit sekolah ini yang empat kelas ini, kalau kita bongkar satu lokal atau satu ruang kelas, menjadi persoalan tidak menyelesaikan ruang kelas lainnya," dia melanjutkan.
Muhtamat berharap agar empat kelas tersebut segera diperbaiki.
"Kita berharap menindaklanjuti temuan kita, kita harapkan empat lokal bisa dibangun semua, bisa belajar lagi dan tidak berbahaya," tambah Muhtamat.
(ams/apl)