Video yang menceritakan kisah seorang siswa SD pindah ke SLB di Kabupaten Semarang gegara dirundung atau dibully viral di media sosial belakangan ini. Kini, anak tersebut mengaku betah di SLB. Bahkan ia berencana melanjutkan pendidikan hingga SMA di sana.
Hal itu diungkapkan salah seorang relawan kemanusiaan, Ardian Kurniawan, yang sudah memantau dan mendampingi anak lelaki itu sejak sebelum video kisahnya viral.
Ardian mengatakan pada April lalu ada seseorang yang mengirim video tersebut ke akun Instagramnya. Dia lalu melakukan kroscek. "Jadi ada yang DM saya, ada kejadian seperti itu," kata Ardian saat dihubungi detikJateng, Jumat (2/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah ditelusuri, anak itu tinggal bersama kedua orang tua dan satu kakaknya di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Usia anak itu 15 tahun. Menurut Ardian, anak itu memang memiliki kekurangan dalam daya tangkap.
"Sempat kita tes di Salatiga, psikotes begitu. Hasilnya rendah," ujarnya.
Menurut Ardian, hal itulah yang membuat anak tersebut sebelumnya sekolah di SD inklusi kini melanjutkan pendidikan di SLB. "Bapaknya yang bilang kalau anaknya betah di sana (SLB). Sudah dari SD kelas dua mau lanjut sampai SMA," ungkapnya.
Ardian juga mengklarifikasi ke pihak SD tempat anak itu bersekolah sebelumnya. Dia juga menghubungi pihak perekam video. Dari hasil penelusurannya, Ardian menyatakan tidak ada perundungan secara fisik. Perundungan dilakukan sebagian temannya secara verbal.
"Saya juga ke sekolahan dia. Gurunya sudah menasihati anak-anak itu (yang mengejek). Jadi memang tidak ada bully fisik. Bapaknya itu sayang sekali sama anaknya, lalu dipindahkan sendiri (ke SLB)," jelasnya.
Saat ini Adrian masih berupaya membantu keluarga anak tersebut karena kondisi ekonomi keluarganya memprihatinkan. Rumahnya sangat sederhana, atapnya berlubang banyak. Ayahnya bekerja serabutan dan selama ini mengantar anaknya dengan berjalan kaki.
"Jarak sekolahnya itu enam kilometer. Jalan kaki bisa satu jam," ucap Ardian.
Ardian sudah menyalurkan sepeda untuk anak tersebut. Dia juga berharap agar para donatur lain turut membantu. Dia juga berencana membantu merenovasi rumah anak itu. Lewat akun instagram @ardian_kurniawan_santoso, dia memberikan update informasi soal anak itu agar tidak simpang siur.
Mengenai perekam dan pengunggah video anak itu yang akhirnya viral, Adrian mengatakan orang tersebut telah berkomunikasi dengan dirinya. "Yang rekam itu malah bingung, menyerahkan ke saya," ujar Ardian.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, video siswa SD pindah ke SLB karena dirundung viral di media sosial. Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo pun menelusuri video tersebut.
"Betul di Kabupaten Semarang, SD dua tahun lalu dan itu SD Inklusi," kata Sukaton saat dimintai konfirmasi detikJateng, Rabu (31/5).
Dari hasil penelusurannya, anak itu tidak memiliki nilai di tahun pertamanya sekolah karena enggan membaca dan menulis. Pada tahun ketiga, pihak guru menawarkan apakah anak itu akan tinggal kelas atau boleh ke SLB agar dapat terurus dengan baik.
"Maksudnya guru kelasnya agar kopen (tetap bisa terawat), pihak orang tua memilih SLB," kata Sukaton saat itu.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)