Bhante Pannavaro Diundang Gibran untuk Sampaikan Pesan Waisak di Solo

Bhante Pannavaro Diundang Gibran untuk Sampaikan Pesan Waisak di Solo

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 01 Jun 2023 21:32 WIB
Bhante Pannavaro saat menemui para biksu thudong yang berkunjung di Vihara Mendut, Kamis (1/6/2023).
Bhante Pannavaro saat menemui para biksu thudong yang berkunjung di Vihara Mendut, Kamis (1/6/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng.
Magelang -

Kepala Sangha Theravada Indonesia, Bhante Sri Pannavaro Mahathera diundang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Nantinya, Bhante Pannavaro akan menyampaikan pesan-pesan Waisak.

"Nanti tanggal 18, kami akan merayakan Waisak di Balai Kota Solo. Itu Wali Kota (Gibran) yang meminta dan depan balai kota juga dihias dengan nuansa Waisak. Baru pertama kali, mungkin terjadi," kata Bhante Pannavaro kepada wartawan usai menerima kedatangan biksu thudong di Vihara Mendut, Kamis (1/6/2023).

Bhante Pannavaro mengatakan, akan menyampaikan pesan Waisak di beberapa tempat. Adapun yang sudah dilakukan di gedung DPR/MPR, kemudian di Muntilan dan Temanggung yang dihadiri 3.000 umat.

"Tahun ini, kami menyampaikan pesan yang kurang lebih adalah menjaga moral, memperkokoh moral untuk keluhuran bangsa. Karena bangsa yang besar, tidak hanya dibangun dengan mengandalkan sumber alam yang melimpah atau sumber daya manusia yang cukup, tetapi bangsa yang besar juga harus dibangun dengan mental yang kuat. Moral yang kokoh dan itu akan kami sampaikan di mana-mana," katanya yang juga Kepala Vihara Mendut, itu.



Menurutnya, menengarai banyak terjadi meski dalam skala kecil, kekerasan-kekerasan seperti pembunuhan, tawuran. Kemudian, juga adanya perlakuan kurang baik kepada pekerja migran, korupsi juga masih di segala lini.

"Kami ingin mengingatkan kepada masyarakat, bukan hanya kepada umat Buddha. Siapa yang berkenan mendengar, kita harus memperkuat moral kita, memperkokoh mental kita, memperkuat moral kita untuk membangun dan menjaga keluhuran bangsa ini," ucapnya.

Bangsa yang luhur, sambung Bhante Pannavaro, tentu adalah bangsa yang damai dan bangsa yang rukun. Ia juga berpesan, jangan sampai tahun politik sekarang ini, pesta demokrasi yang akan datang itu menghancurkan keluhuran bangsa.

"Seribu tahun yang lalu dunia sudah mengenal bangsa ini, bangsa Indonesia ini di kawasan Nusantara ini bangsa yang luhur sejak zaman Sriwijaya, Syailendra. Keluhuran itu harus terjaga sampai sekarang, jangan sampai pilihan berbeda, boleh berbeda, tetapi kerukunan dikorbankan karena kerukunan itu adalah salah satu ciri bangsa yang luhur. Bangsa yang terpecah-pecah ya tentu bukan bangsa yang luhur," pungkasnya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads