Mayat ditemukan dalam kondisi berdiri di dekat Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Semarang sempat membuat gempar. Tidak butuh waktu lama, polisi pun mengungkap identitas mayat tersebut.
Mayat tersebut diketahui bernama Roffi Teguh Prakhoso (27) warga Semarang Utara. Polisi juga menyebut Roffi merupakan korban pembunuhan dan juga pencurian pada Sabtu (27/5) malam hari. Dari hasil pengungkapan ini polisi menangkap para pelakunya yang berjumlah tujuh orang.
Dari foto yang dilihat detikJateng, korban memang terlihat seperti berdiri dengan posisi menunduk. Bagian tubuh dari bahu hingga ke bawah berada di dalam air got. Sedangkan, bagian bahu ke atas sedikit mengapung. Wajahnya menunduk menghadap air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena mati berdiri bisa dikatakan sulit dipercaya, hal ini karena biasanya tubuh seseorang akan jatuh ke bawah mengikuti gaya gravitasi saat meninggal dunia. Berikut ini sederet penjelasan fenomena mati berdiri hingga penyebabnya.
Apa Itu Mati Berdiri?
Tak jarang, fenomena mati berdiri kerap kali menjadi perbincangan masyarakat karena fenomena ini adalah fenomena yang tak biasa. Hal ini karena seseorang yang sudah tak berdaya hingga meninggal dunia biasanya akan jatuh mengikuti gaya gravitasi.
Namun, dikutip dari National Library of Medicine, Amerika Serikat, mati berdiri bisa saja terjadi karena kondisi tubuh seseorang saat meninggal dunia dalam keadaan kaku. Dalam sumber tersebut disebutkan pula bahwa kondisi kaku saat meninggal dunia tersebut disebut rigor mortis.
Adapun posisi tubuh di mana rigor mortis terjadi menunjukkan posisi tubuh pada saat kematian.
Rigor Mortis Adalah
Masih dikutip dari sumber yang sama, rigor mortis adalah perubahan postmortem yang mengakibatkan kekakuan otot-otot tubuh akibat perubahan kimiawi pada miofibrilnya (protein pada benang-benang daging manusia).
Sementara itu, dikutip dari kamus digital Cambridge University, rigor mortis adalah kekakuan sendi dan otot-otot mayat. Kondisi rigor mortis ini biasanya terjadi antara dua hingga empat jam setelah kematian.
Penyebab Rigor Mortis
Menurut laman resmi Yale Scientific Medicine milik Yale University, rigor mortis atau kekakuan tubuh beberapa jam setelah kematian muncul dari kombinasi dua definisi kematian, yaitu berhentinya detak jantung dan berhentinya pernapasan. Setelah salah satu dari fungsi penting ini berhenti, sel-sel tubuh kehilangan suplai oksigennya dan tidak dapat lagi melakukan respirasi aerobik.
Tidak ada oksigen yang mengalir dalam tubuh menyebabkan senyawa kimia ATP (adenosine triphosphate) tidak bekerja dengan baik atau bahkan berhenti bekerja. Padahal, otot tetap dalam keadaan berkontraksi sampai ATP berikatan dengan miosin, melepaskan filamen miosin dan aktin dari satu sama lain.
Apabila dalam keadaan tidak dapat melepaskan kontraksi, seluruh otot tubuh tetap tegang sehingga menyebabkan rigor mortis.
Kemungkinan Rigor Mortis Dialami Korban Mati Berdiri Semarang
Berdasarkan keterangan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan tersangka dengan benda tajam ditusukkan ke perut dan dada serta dipukuli, korban masih bisa naik motor. Namun saat berada di dekat PRPP dia berhenti dan turun dari motor kemudian terkapar.
Saat korban sekarat, justru menjadi korban pencurian di mana tersangka mengambil tiga telepon genggam yang dibawa korban kemudian pergi. Saat itu korban masih hidup dan berusaha bergerak namun terjatuh ke got yang sempit sehingga ditemukan dalam keadaan mati berdiri keesokan harinya Minggu (28/5).
Berdasarkan penjelasan di atas, kemungkinan korban mengalami rigor mortis karena sudah terjatuh di dalam got sejak malam harinya, sehingga bisa mengalami kekurangan oksigen yang berujung pada kekakuan sendi dan otot yang posisi kematiannya mengikuti posisi terakhir tubuh korban.
(aku/apl)