Penyidik Satlantas Polres Klaten mengusut kasus kecelakaan tunggal kereta kelinci yang terguling di Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten. Saksi dan sopir kereta yang mengangkut puluhan lansia sudah diperiksa.
"Kita sudah periksa dua saksi dan sopir kereta kelinci. Sopir kereta kita mintai keterangan di Polsek Bayat," jelas penyidik Sat Lantas Polres Klaten Bripka Warsid kepada detikJateng, Selasa (30/5/2023) siang.
Dijelaskan Warsidi, kecelakaan tersebut menyebabkan empat orang dirawat di RS. Satu orang sudah pulang karena kondisinya membaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir kami cek satu orang sudah pulang dan tiga masih dirawat. Para korban belum kita minta keterangan karena belum memungkinkan," jelas Warsidi.
Proses hukum, sambung Warsidi, masih berlangsung. Namun saat ditanya tersangka, dijelaskan penyidik masih menunggu instruksi pimpinan.
"Kita masih menunggu instruksi pimpinan, nanti pimpinan yang lebih berwenang menjelaskan," imbuh Warsidi.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Klaten Iptu Slamet Riyadi menyatakan proses penyelidikan masih berlangsung. Beberapa saksi sudah diminta keterangan penyidik.
"Beberapa saksi sudah diminta keterangan penyidik. Lebih jelasnya ke penyidik," ungkap Slamet saat dimintai konfirmasi detikJateng.
Pantauan detikJateng, setelah kecelakaan tersebut, akun Instagram @satlantasklaten mengunggah postingan larangan kereta kelinci beroperasi. Postingan tiga hari lalu itu menyatakan kereta kelinci dilarang karena berbahaya.
Sebelumnya diberitakan, rombongan lansia peserta acara senam tujuan Taman Nyi Ageng Rakit kecelakaan di Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten. Akibatnya empat orang dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (27/5) pukul 07.00 WIB. Para lansia itu berangkat serombongan dengan kereta atau sepur kelinci.
"Betul (ada kecelakaan). Mengangkut lansia yang akan ikut senam ke Taman Nyi Ageng Rakit," ungkap Camat Bayat, Joko Purwanto saat diminta konfirmasi detikJateng, Sabtu (27/5).
Joko mengatakan masyarakat di sekitar langsung berdatangan memberikan pertolongan. Ambulans pun dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
"Tidak ada korban jiwa. Yang di Puskesmas sudah pulang dan ada 4 orang yang dirujuk ke rumah sakit karena ada indikasi retak tulang," jelas Joko.
(aku/ahr)