Sultan Agung merupakan penguasa Mataram yang berhasil membawa Kerajaan Mataram ke dalam masa kejayaan. Wataknya yang tegas dan pintar membuat Sultan Agung mendapatkan banyak gelar atas prestasinya.
Kerajaan Mataram menjadi kerajaan terkuat dan terbesar di Nusantara pada masa itu. Mataram juga berkembang pesat dalam berbagai bidang karena di bawah kendali Sultan Agung. Sultan Agung juga menjadi sosok pemimpin yang memiliki ciri yang unik dan khas.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Jogja dan dari buku berjudul 'Kitab Terlengkap Sejarah Mataram' (2015) karya Soedjipto Abimanyu. Berikut ini biografi sosok Sultan Agung sebagai penguasa Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biografi Sultan Agung
Sultan Agung adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Sultan Agung memiliki nama asli Raden Mas Jatmika, yang juga dikenal sebagai Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati.
Sultan Agung lahir pada tahun 1593 di Kotagede Mataram dan wafat pada tahun 1645 di Desa Karta, sekitar 5 kilometer sebelah barat daya Kotagede. Nama Sultan Agung merupakan sebuah gelar dari berbagai gelar yang diperolehnya.
Awalnya, ia dipanggil dengan nama aslinya, Raden Mas Rangsang atau Raden Mas Jatmika. Kemudian, setelah naik tahta, Mas Rangsang mendapat gelar Panembahan Hanyokrokusumo atau Prabu Pandita Hanyokrokusumo.
Gelar ini terus bertahan sampai sang Sultan berhasil menaklukkan Madura pada tahun 1624. Sejak itu, sang Sultan mengganti gelarnya menjadi Susuhunan Agung Hanyokrokusumo. Kemudian pada sekitar tahun 1640-an, gelarnya diganti menjadi Sultan Agung Senapati ing Alaga Abdurrahman.
Setahun setelah penggantian gelar terbarunya, Sultan Agung Hanyokrokusumo mendapatkan gelar bernuansa Arab dari pemimpin Ka'bah di Makkah, yaitu Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram. Nah, dari berbagai gelar itulah, kemudian gelar yang dipakai secara resmi dan populer adalah gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Tidak hanya terkenal karena berhasil membawa Mataram pada puncak kejayaan, Sultan Agung juga terkenal merupakan seorang raja yang sangat sakti mandraguna, berwibawa, dan bijaksana. Sultan Agung memiliki sifat yang keras hati, pemarah, tetapi juga lembut, pemaaf, murah hati dan tegas sebagai raja.
Kesaktian Sultan Agung itu semakin lengkap dengan hadirnya beberapa orang sakti yang menjadi pengikut setianya pada saat memerintah Mataram. Dua sosok sakti yang berada di samping Sultan Agung berhasil membantu Sultan Agung untuk memperkuat kekuasaannya di Mataram, yaitu Kanjeng Ratu Kidul dan Bau Reksa.
Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri utama. Kedua permaisuri itu kemudian dijadikan sebagai Ratu Kulon dan Ratu Wetan.
Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri Sultan Cirebon. Dari Ratu Kulon ini, Sultan Agung dikaruniai sembilan putra, salah satunya adalah Raden Mas Syahwawrat alias Pangeran Alit. Sementara, yang menjadi Ratu Wetan adalah putri Adipati Batang. Ratu Wetan melahirkan penerus tahta Mataram, yakni Raden Mas Sayidin alias Amangkurat I.
Sebelum Sultan Agung meninggal, ia sudah membangun Astana Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Mataram yang diawali oleh dirinya. Sesuai dengan wasiatnya, ia kemudian digantikan oleh putranya dari putri Adipati Batang, yakni Amangkurat I.
Selain itu, Sultan Agung juga meninggalkan sebuah kitab bernama serat Sastra Gendhing yang menjadi tuntunan hidup trah Mataram.
Ciri Unik Sultan Agung
Sultan Agung sangat dikenal kesaktiannya. Raja Mataram ini juga memiliki ciri unik dan khas.
Pertama, yang menjadi ciri khas dari sosok Sultan Agung yaitu terkait dengan penampilan fisiknya. Sultan Agung memiliki badan yang bagus, warna kulitnya lebih hitam daripada warna kulit orang Jawa pada umumnya, berhidung kecil, mulut datar dan agak besar, kasar dalam berbahasa, berwajah tenang dan bulat, serta memiliki tatapan yang tajam seperti singa.
Kedua, adalah ciri khas pakaian yang ia kenakan. Sultan Agung terkenal dengan gaya khas berpakaiannya.
Pakaian yang dikenakan Sultan Agung tidak jauh berbeda dengan pakaian orang Jawa kebanyakan. Ia memakai kopiah dari kain linen berwarna putih atau yang sering disebut kuluk.
Selain itu, ia juga mengenakan kain batik berwarna putih biru, mengenakan baju dari beludru berwarna hitam yang dihias dengan gambar daun-daun keemasan dalam bentuk bunga tersusun.
Sultan Agung juga mengenakan keris di badan bagian depan, dan ikat pinggang dari emas. Pada jari-jarinya terdapat cincin dengan banyak intan berlian. Bahkan, Sultan Agung juga merokok menggunakan pipa yang berlapis perak.
Masa Pemerintahan Sultan Agung
Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada tahun 1627, tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam.
Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat yang lebih tinggi.
Sultan Agung memiliki berbagai keahlian baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya,yang menjadikan peradaban kerajaan Mataram pada tingkat yang lebih tinggi.
Berikut ini keberhasilan Sultan Agung di masa pemerintahan Mataram.
- Sukses memperluas wilayah daerah kekuasaan hingga meliputi Jawa, Madura (kecuali Banten dan Batavia), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
- Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas langsung dari pemerintah pusat (Kotagede).
- Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim sehingga Mataram menjadi pengekspor beras terbesar pada masa itu.
- Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia hingga dua kali.
- Mengubah perhitungan tahun Jawa-Hindu (Saka) menjadi tahun Islam (Hijriah) yang berdasarkan peredaran bulan sejak 1633.
- Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gendhing. Kitab Serat Sastra Gendhing ini menjadi bukti bahwa pada masa Sultan Agung terjadi penjajaran antara ilmu kejawen dan ilmu.
- Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat Jawa, yaitu Surya Alam.
Demikian informasi mengenai biografi Sultan Agung, penguasa Mataram dan masa pemerintahannya. Semoga bermanfaat, ya Lur!
Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(aku/ams)