Warga Semarang digemparkan dengan peristiwa pembunuhan terhadap bos depot air isi ulang di Tembalang, Semarang, Irwan Hutagalung (53). Pembunuhan tersebut dilakukan oleh Muhammad Husen (28) yang merupakan karyawan di depot air tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Husen menganiaya bos depot air minum isi ulang Semarang pada Kamis (4/5/2023) malam. Dia sempat meninggalkan bosnya dalam kondisi kritis setelah menganiaya menggunakan linggis.
Setelah itu, pada Jumat (5/5) dini hari, Husen kembali datang menghampiri bosnya yang sudah terkapar dan memutilasinya dalam kondisi hidup-hidup menjadi 4 bagian. Untuk menghilangkan jejak, Husen kemudian mengecor mayat korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Husen mengaku tega membunuh, memutilasi, dan mengecor korban karena sakit hati.
"Karena saya merasa sakit hati saya sering dipukuli," kata Husen saat dihadirkan dalam jumpa pers di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5).
Husen juga mengaku baru satu bulan bekerja di tempat air isi ulang itu. Selama satu bulan itu, dia sering dipukuli bila melakukan kesalahan.
Saat ini, polisi telah menetapkan Husen sebagai pelaku tunggal pembunuhan terhadap Iwan Hutagalung. Atas perbuatannya, Husen dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
Lantas bagaimana adab sikap yang baik dalam menjalin hubungan antara bos dengan karyawan maupun sebaliknya? Berikut ini penjelasannya, dikutip detikJateng dari NU Online, Universitas STEKOM, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB dalam laman resminya, Kamis (11/5/2023).
Adab atau Etika Bos ke Karyawan
- Tidak memberikan atau memaksakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang di luar kapasitas dan kemampuan karyawan. Membuat kesepakatan mengenai apa saja yang harus dikerjakan oleh karyawan. Oleh sebab itu, seorang bos tidak diperbolehkan untuk memberikan pekerjaan di luar kesepakatan tersebut.
- Berbelas kasih kepada karyawan ketika ia kelelahan ketika menjalankan pekerjaan. Serta memperlakukannya dengan baik, selain itu sebagai seorang bos tidak diperkenankan untuk menggunakan unsur-unsur kekerasan dalam mempekerjakan karyawan seperti memberikan pukulan maupun tendangan dan sebagainya.
- Tidak memberikan makian atau umpatan secara terus-menerus kepada karyawan karena hal itu dapat memicu rasa balas dendam di dalam diri karyawan. Ketika seorang karyawan belum bisa bekerja dengan baik, maka bos diwajibkan untuk memberikan arahan dan kesempatan kepada karyawan untuk belajar hingga memiliki keterampilan.
- Memberikan maaf kepada karyawan yang melakukan kesalahan, karena berbuat salah atau kesalahan adalah hal yang lumrah dilakukan oleh manusia. Oleh sebab itu sebagai seorang bos kita harus terbiasa membukakan pintu maaf kepada karyawan kita apabila melakukan kesalahan dalam bekerja.
- Menerima permohonan maaf karyawan. Ketika seorang karyawan melakukan kesalahan dan menyampaikan maaf kepada bos, maka sebagai seorang pemimpin yang baik harus bisa memberikan maaf kepada karyawan tersebut. Dengan demikian perasaan takut dan bersalah dari dalam diri karyawan akan hilang sehingga dapat kembali bekerja secara optimal.
- Memberikan makanan dan sering mengajak untuk berbincang. Sebagai seorang bos yang memiliki kerendahan hati dan rasa cinta kepada para karyawan maka ia tidak akan pernah sungkan untuk duduk dan berbincang bersama sembari menikmati hidangan makanan yang telah disediakan oleh bos.
- Memperlakukan karyawan sebagai manusia. Salah satu hal yang kerap kali dilupakan oleh seorang bos dalam memimpin karyawannya adalah menganggap mereka sebagai objek atau alat produksi bukan sebagai manusia yang harus dimanusiakan. Oleh sebab itu sebagai seorang bos selain mempekerjakan mereka sebagai karyawan maka juga harus mampu mempekerjakan mereka sebagai manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana seperti menanyakan kondisinya, kondisi keluarganya, atau memahami perasaan emosinya.
- Memberikan kesempatan untuk meningkatkan karier. Hal ini dapat dilakukan seperti dengan memberikan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas para karyawan.
- Menerima kritikan dan masukan dari karyawan. Tidak menutup kemungkinan dalam menjalani pekerjaannya seorang karyawan merasakan kondisi yang kurang membuatnya nyaman dengan lingkungan kerja. Dengan demikian karyawan akan menyampaikan saran dan masukan kepada bos atas keresahan yang ia alami. Sebagai bos yang beradab maka akan menerima dan menindaklanjuti atas apa yang disampaikan karyawannya tersebut.
- Memberikan waktu untuk beribadah. Sebagai manusia yang beriman dan beragama maka salah satu kewajibannya adalah beribadah. Oleh sebab itu sebagai bos tidak diperkenankan untuk melarang maupun tidak memberikan waktu untuk beribadah.
Adab atau Etika Karyawan ke Bos
- Menaati perintah dalam kebaikan. Ketika bekerja bos adalah pemimpin yang wajib ditaati segala bentuk perintahnya terutama berkaitan dengan pekerjaan maupun ajakan kebaikan.
- Menyampaikan kritikan dan masukan menggunakan bahasa yang santun. Sebagai seorang pekerja sudah barang tentu karyawan akan diberikan kesempatan oleh pimpinan tempat bekerja atau bos untuk menyampaikan gagasan, pendapat, maupun kritikan. Meskipun demikian, sebagai seorang karyawan tidak diperkenankan untuk menyampaikannya dengan sikap dan bahasa yang arogan, namun harus sopan dan santun.
- Menerima kritikan dan masukan dari bos. Ketika bos menyampaikan ketidakpuasannya akan kinerja maupun sikap seorang karyawan maka karyawan harus menerimanya dengan lapang dada dan berupaya untuk melakukan perbaikan terhadap kritikan atau masukan tersebut.
- Bekerja sesuai waktu. Seorang bos mempekerjakan karyawan bertujuan untuk membantu pekerjaannya dalam menjalankan usaha yang ia jalani. Sehingga sebagai seorang karyawan harus menyadari hal itu, sehingga akan senantiasa tidak terlambat tiba di tempat kerja dan pulang sesuai dengan kesepakatan oleh bos.
- Bekerja dengan giat dan semangat. Karyawan tidak boleh bermalas-malas di tempat kerja karena hal itu akan merugikan bos. Untuk itu sebagai karyawan yang baik harus bekerja dengan giat dan rajin sehingga hasilnya akan optimal.
- Tidak mencela bos. Salah satu kebiasaan yang kerap kali dilakukan oleh karyawan adalah mencela atau membicarakan bos di belakang. Padahal hal itu tidak baik bagi pekerjaan, selain itu agama pun melarang untuk melakukan hal tersebut.
- Berkomitmen terhadap pekerjaan. Penting bagi seorang karyawan untuk berkomitmen terhadap pekerjaan yang telah dilakoni. Lebih baik lagi apabila mencintai pekerjaan tersebut. Dengan begitu, karyawan akan bekerja secara optimal sehingga akan menguntungkan bagi bos. Selain itu, karyawan juga dapat mengembangkan diri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(aku/rih)