Sebuah video yang dinarasikan adanya warga di Kabupaten Pekalongan yang digeruduk ormas viral di media sosial. Berikut pengakuan warga dan ketua ormas yang videonya viral tersebut.
Warga bernama Mustofa (63) tersebut menyebut permasalahan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Dia menyebut persoalan yang viral di video tersebut merupakan persoalan pribadi dan tidak terkait dengan kritik ke siapapun termasuk Pemkab Pekalongan.
"Itu video sudah lama. Saya itu hanya ada persoalan pribadi itupun hanya kesalahpahaman. Sudah selesai juga. Persoalannya bukan soal kritik pada pemerintah, bukan juga soal debt collector," ungkap Mustofa, ditemui detikJateng, Senin (8/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga heran kenapa video yang serupa namun dengan narasi yang berbeda tersebar luas di sosial media. Video tersebut ada yang dinarasikan pengkritik Pemkab yang didatangi ormas. Namun ada versi lainnya yakni sekelompok debt collector mendatangi rumah debitur yang nunggak.
Hal senada diungkapkan ketua ormas yang turut dalam video viral tersebut. Anggota ormas bernama Dwi Hendratno (41) itu menegaskan permasalahan yang terjadi adalah persoalan personal.
"Kita heran juga, video itu ada berbagai versi. Ada yang debt collectorlah, ada yang soal kiritik pemerintahlah. Itu nggak benar. Hanya persoalan personal kita masing-masing dan kesalahpahaman sudah kita selesaikan dengan baik," ucapnya.
"Yang terpenting kita sudah damai. Ya lihat saja, sekarang kita berdua duduk ngopi bareng di warung. Persoalan salah paham seperti biasa, tidak perlu dibesar-besarkan," ucapnya.
Diwawancarai terpisah, Bupati Pekalongan, Fadia A Rafiq, mengungkapkan pihaknya tidak tahu menahu soal video viral yang dinarasikan warga digruduk ormas gegara mengkritik pemkab.
"Kita sempat bingung apa yang terjadi. Toh selama ini kita sediakan tempat untuk memberikan masukan dan kritik. Kita terima kritik, karena demi kebaikan dan kemajuan Kabupaten Pekalongan. Jadi nggak benar jika ada yang mengkritik terus didatangi ormas," kata Fadia dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (8/5/2023).
Fadia menyebut keduanya merupakan tim suksesknya. Simak di halaman selanjutnya.
Ditambahkan Fadia, ia sendiri mengakui mengenal keduanya, karena keduanya merupakan tim suksesnya.
"Saya kenal Pak Mus, Saya Kenal Pak Dwi, mereka tim saya. Dan selama ini, gak ada kritikan dari salah satu mereka. Saya heran juga, kenapa sosial media begitu mudahnya memposting pada hal-hal yang tidak benar, atau berita bohong," ungkapnya.
Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama. Soal wadah kritik dan masukan untuk kemajuan Kabupaten Pekalongan, pihaknya telah menyediakan wadah berupa 'Wadul Bupati' melalui nomor 085600900300.
"Wadul Bupati atau Lapor Bupati ini, siapapun bisa mengkritik, memberikan masukan, aduan agar Kabupaten Pekalongan lebih maju," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang dinarasikan adanya warga di Kabupaten Pekalongan yang digeruduk ormas viral di media sosial. Warga itu digeruduk lantaran melontarkan kritik terhadap pemkab setempat.
Video berdurasi 40 detik tersebut salah satunya diunggah oleh akun @dhemit_is_back di Twitter. Sejak diunggah pada Jumat (5/5/2023) lalu, video itu sudah ditonton ratusan ribu netizen.
"Perkara kritis dengan pemerintahan Pekalongan Jateng Bapak Mustofa di intimidasi Oknum ormas, Ternyata kritis Di Jateng ngeri juga ya.. Hallo @ganjarpranowo gimana ini apa iya premanisme bisa buat konten juga?" tulis akun tersebut seperti dilihat detikJateng pada Senin (8/5).