Berkaca Kasus Ayah Bunuh Bayinya di Pati, Begini Pesan Psikolog

Berkaca Kasus Ayah Bunuh Bayinya di Pati, Begini Pesan Psikolog

Afzal Nur Iman - detikJateng
Sabtu, 06 Mei 2023 13:00 WIB
Bayi yang hilang di Pati ditemukan meninggal di sungai. Setelah diselidiki, ternyata korban dibuang dan dibunuh ayahnya sendiri. Apa motif pembunuhan tersebut?
Bayi yang hilang di Pati ditemukan meninggal di sungai. Setelah diselidiki, ternyata korban dibuang dan dibunuh ayahnya sendiri. Apa motif pembunuhan tersebut? Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng.
Semarang -

Mohammad Sholeh Ika Saputra (20) menjadi perhatian usai ditetapkan tersangka pembunuhan anaknya yang berusia tiga bulan. Psikolog RS Elisabeth Semarang Probowati Tjondronegoro mencoba mengurai permasalahan ini.

Probo mengaku tak banyak mengetahui latar belakang pelaku. Namun, apa yang dilakukan Sholeh jelas bukan babyblues syndrome.

"Babyblues itu terjadi pada perempuan, biasanya hingga dua atau tingga minggu setelah melahirkan. Perempuan itu kan punya rasa tanggung jawab harus menyusui, merasa bentuk tubuhnya berubah, dan juga karena hormonal," kata Probo, Sabtu (6/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sholeh yang telah berusia 20 tahun juga dianggap cukup untuk mengasuh anak. Umur 20 tahun dikategorikan sebagai dewasa awal, namun kematangan setiap orang berbeda.

Kematangan mengacu pada pola pikir seseorang. Hal itu dipengaruhi latar belakang keluarga, pendidikan, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Probo menduga Sholeh kurang memiliki pola pikir yang matang. Terlebih dalam pengakuan terakhirnya, Sholeh menyiapkan alibi yang terinspirasi dari film horor.

"Sepertinya dia kurang matang, karena kan dia berpikir bahwa orang-orang akan percaya dengan alibinya yang diambil genderuwo. Mungkin di sana ada yang satu dua percaya tapi kan ada banyak masyarakat yang melihat, ada polisi," kata Probo.

Kemungkinan Tumpukan Masalah

Sholeh mengaku melakukan pembunuhan itu karena kedua anaknya rewel. Menurutnya, itu hanya pemicunya saja. Probo mengajak untuk menggali lebih jauh.

"Apakah anak kedua itu anak yang direncanakan? Apalagi jaraknya dekat. Biasanya orang tua lebih siap dalam menghadapi anak pertama," katanya.

Menurutnya, bila anak itu tak direncanakan orang tua kemungkinan tidak siap. Artinya, akan ada lebih banyak waktu yang dibagi, lebih banyak perhatian juga akan terbagi.

"Itu masalah umum bila orang tua kesulitan ketika memiliki anak kedua dengan jarak dekat," jelasnya.

Sholeh juga mengaku pernah memiliki masalah dengan istrinya. Hal itu dinilai bisa menjadi salah satu penyebab. Rewelnya, bisa saja menjadi bagian kecil dari masalah ayah muda itu.

"Dengan kematangannya yang kurang, kita enggak tahu kan bagaimana komunikasi dia sama istrinya, jangan-jangan tidak ada komunikasi yang baik antara dia dengan istrinya, jangan-jangan dia stres," lanjutnya.

Selengkapnya baca di halaman selanjutnya....

Jangan Ragu Cari Pertolongan

Dia pun memberi beberapa saran kepada pasangan muda atau orang tua yang anaknya baru menikah. Pertama, pasangan harus mengedukasi dirinya sendiri. Probo menyebut menikah bukan hanya untuk mengatasi masalah seksual.

"Sekarang kan ada sekolah pranikah, di KUA juga disediakan," katanya.

Kemudian, dia berpesan agar setiap pasangan memiliki waktu tertentu untuk berkomunikasi berkala. Komunikasi yang dimaksud adalah untuk terus membangun komitmen.

"Luangkan waktu untuk komunikasi, masing-masing harus saling bertanya, komitmen juga harus dibangun ulang secara berkala," ucap Probo.

Terakhir, jangan ragu untuk mencari pertolongan profesional. Misalnya, datang ke psikolog bila merasa stres atau memiliki masalah. Bahkan, jika merasa tak ada masalah pun bisa sekadar curhat atau bercerita.

"Kalau dulu kan anggapannya orang bermasalah saja ya yang ke psikolog. Kalau sekarang enggak, banyak saya nangani pasangan muda yang memang secara berkala datang," ujar dia.

"Saya juga ada kelas 'Daddy at Home' jadi bagaimana ayah bisa berbagi peran dengan istrinya di rumah," sambungnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)


Hide Ads