Pekerja outsourcing di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo mengeluhkan soal pembayaran gajinya yang tidak utuh. Pihak pengurus masjid hingga Kemenag Solo pun merespons kabar tersebut.
Awalnya, pekerja yang enggan disebut namanya itu bercerita kepada wartawan tentang gajinya. Dia mengaku sudah menerima gaji tiga kali, namun nilai yang diterimanya tidak sesuai dengan perjanjian.
"Kita kerja di bulan April, menerima (gaji) tanggal 1. Kalau bulan kemarin kita digaji secara flat, digaji secara UMK sebesar Rp 2.174.000, tapi praktiknya itu kurang. Prosesnya juga sudah ditutupi dibayarkan ulang," kata dia kepada wartawan di Masjid Zayed, Solo, Selasa (2/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia sempat kaget karena besaran gajinya tak sesuai perjanjian. Kekurangan gaji itu awalnya juga dilunasi. Namun, waktu pembayarannya cukup lama.
"Ada yang lima hari, ada yang setengah bulan belum clear dan sebagainya. Alasan mereka sistem dan sebagainya. Ini sudah ketiga kalinya masih tetap seperti itu," ungkapnya.
Pekerja itu mengatakan gaji yang diberikan hanya berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 1,8 juta. Sedangkan sisanya dibayarkan belakangan.
Dia juga mengeluhkan soal pekerja operasional masjid yang bekerja melebihi jam kerja namun tidak mendapatkan uang lembur. Mereka juga tidak mendapat libur saat Lebaran.
"Jam kerja kita 8 jam dituntut loyalitas menambah jam kerja tidak dihitung lembur. Kalau di sini tidak bisa mengajukan lembur," ujarnya.
"Lebaran harusnya ditambahkan gaji hari H dan H+1. Di gaji kita tidak ditambahkan. Diterima sesuai UMK dan kurang," pungkasnya.
Respons Pengurus Masjid Sheikh Zayed
Merespons keluhan pekerja tersebut soal gaji, pihak pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed berdialog dengan pihak penyedia jasa tenaga outsourcing dengan para pegawainya.
"Itu kan pegawainya outsourcing semua ya, jadi kita pengurus sedang berdialog dengan pihak ketiganya dan pegawai terkait masalah tersebut," kata direktur operasional Masjid Sheikh Zayed, Munajat saat dihubungi wartawan, Selasa (2/5/2023).
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Kami memfasilitasi, kami berada di tengah-tengah untuk masalah ini. Kami sedang cari tahu, ada permasalahan apa di balik itu, soal manajemen atau soal hubungan yang tidak baik masih kami cari tahu. Untuk yang delay kami sudah minta untuk segera diselesaikan," ucapnya.
Munajat juga mengumpulkan data dari para pegawai yang mengeluhkan masalah gaji. Dia juga meminta bukti dari aduan tersebut.
"Ini sedang kami kumpulkan data dan kami minta bukti. Ini belum selesai siapa kena, jangan-jangan hanya satu-dua orang saja atau tidak berangkat atau kami tidak. Makanya kami cari tahu informasi dari dua-duanya," jelasnya.
Dirinya mengaku bahwa untuk persoalan gaji dananya langsung dari Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, yang menunjuk pihak ketiga juga dari UEA. Dirinya juga tidak ingin persoalan tersebut berlarut-larut.
"Kami belum tahu apakah masalah di pihak ketiga atau dana dari UEA yang tersendat. Kami sedang cari tahu, kayaknya nggak sih kalau dari UEA. Kami berharap masalah ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut, untuk total berapa karyawan belum tahu, karena ini dilakukan pendataan di lapangan," jelasnya.
Penjelasan Kemenag Solo
Kepala Kantor Agama Kota Solo, Hidayat Masykur juga mengonfirmasi soal adanya aduan mengenai gaji yang tidak diberikan secara utuh. Hidayat menyebut aduan tersebut akan segera diatasi.
Hidayat menyebut pembayaran gaji tersebut dilakukan oleh pihak Uni Emirat Arab.
"Yang terkait dengan pembayaran insyaallah segera teratasi, karena memang yang membayar bukan dari Kementerian Agama tapi dari Uni Emirat. Tapi sudah kami terima keluhan," kata Hidayat.
"Kita juga sudah menerima beberapa pengaduan, ini sudah kita sampaikan sudah kita fasilitasi ada yang belum terbayarkan dan sebagainya insyaallah dalam waktu singkat akan teratasi," sambung dia.
Menurutnya, masalah kekurangan gaji yang diterima pekerja itu karena keterlambatan pembayaran saja.
"Itu masalah keterlambatan saja, tidak ada masalah lain. Aduan mulai masuk sebelum Lebaran kemarin," jelasnya.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)