Sebanyak 10 orang korban keracunan yang dirawat inap sudah kembali ke rumah. 10 orang tersebut sebelumnya dirawat di Puskesmas Sambirejo dan Rumah Sakit Sarila.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini mengatakan saat ini tinggal 1 warga yang dirawat di RS dr Soehadi.
"Pasien yang dirawat di Puskesmas maupun Rumah Sakit Sarila sudah pulang semua, masih 1 yang di RSUD dr Soehadi," katanya dihubungi detikJateng, Senin (1/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya mengatakan bahwa saat ini masih menunggu hasil dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah.
"Hasilnya belum keluar, kita masih menunggu hasilnya dari makanan punjungan dulu dan air sanitasinya," kata Udayanti.
Sementara itu, Camat Sambirejo, Didik Purwanto, mengatakan sampai saat ini sudah tidak ada warga yang mengalami gejala keracunan. Menurutnya, dari laporan medis 304 warga yang mengalami keracunan massal sudah mulai membaik.
"Dari laporan dinas sudah membaik semua, total terakhir 304 yang rawat jalan dan rawat inap," terangnya.
Didik menjelaskan, awalnya warga Desa Jambeyan mengalami mual, muntah dan pusing usai menerima punjungan Hajatan pada Jumat (28/4) lalu.
"Dari nasi punjungan itu, satu atau dua orang mengeluh sakit lalu ke tempat bu bidan, lalu (jumlah korban) bertambah-tambah," jelas Didik.
Sementara hajatan sendiri tetap dilaksanakan pada Minggu (30/4) kemarin meskipun sempat ada kejadian keracunan massal.
"Hajatan kemarin Minggu, tetap dilaksanakan seperti biasanya. Sebelumnya setelah kejadian kita imbau untuk kehati-hatian," ungkapnya.
Juru Masak-Pemilik Hajatan Diperiksa Polisi
Polisi mengungkap ada 15 warga yang sempat diperiksa terkait kasus keracunan massal di Sambirejo, Sragen itu. Warga yang diperiksa di antaranya juru masak dan juga pemilik hajatan.
"Itu yang kita mintai keterangan untuk ada sekitar 15 orang. Terus yang kita periksa warga sekitar, terutama yang di lokasi kejadian tersebut. Termasuk yang menggelar hajatan," kata Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono dihubungi detikJateng, Senin (1/5).
"Yang diperiksa juga termasuk yang masak dan tetangga-tetangga, karena itu yang dipunjung banyak orang. Termasuk keluarga kita juga klarifikasi untuk mengetahui asal mula awal penyebab kejadian tersebut," sambung dia.
Diduga gegara Daging Sapi
Wikan mengatakan dicurigai penyebab keracunan dari daging sapi. Namun, untuk kepastiannnya pihaknya masih menunggu hasil dari sampel makanan yang dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah.
"Keterangan mereka yang dicurigai daging sapi yang dimasak dan diberikan ke warga. Tapi masih nunggu hasil sampel yang dikirim ke Labkesda," ungkapnya.
"Barang bukti kita amankan sampel makanan yang diberikan ke warga khususnya daging sapi tersebut. Karena yang dicurigai daging sapinya itu untuk meyakinkan menunggu hasil," lanjutnya.
Pihaknya belum mengetahui apakah daging sapi tersebut tercemar atau pun sudah kedaluarsa.
"Kita belum tahu tercemar atau kadaluwarsa yang bikin keracunan itu nanti hasil lab. Untuk selanjutnya kita belum tahu apakah terbukti termasuk kelalaian atau disengaja. Kita juga belum tahu untuk ambil langkah selanjutnya, kita menunggu perkembangan," pungkasnya.
(sip/sip)