Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) turut mengomentari unggahan TikToker Bima Yudho yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan kata janda.
"Saya rasa apa yang dilakukan Bima sudah offside," kata Hendi di rumahnya, Lempongsari, Semarang, Sabtu (29/4/2023) malam.
Mantan Wali Kota Semarang itu juga berpesan kepada generasi muda agar tetap menjunjung adab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menghargai anak muda yang kritis terhadap hal-hal yang tidak baik, tapi kemudian harus ada wilayah attitude, adab, yang itu harus dipunyai anak muda jika ingin sukses," ujarnya.
Hendi juga menyoroti ucapan Bima Yudho yang menyebut wafatnya Presiden Sukarno dengan kata yang tak pantas.
"Tidak boleh presiden pertama yang seorang pendiri negara ini dianggap wafatnya beliau dengan kata mampus. Kemudian ketua umum kami disebut dengan diolok seperti itu, ya pasti kita mengecam," ucap Hendi yang kini menjabat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP).
"Ini bisa jadi PR anak muda, kritis boleh tapi saran dan harapan kita harus ada etika, harus ada adabnya, harus ada tata cara dan tata kramanya. Sehingga apa yang disampaikan kritik bisa dicapai. Kemudian disambut dengan solusi yang lebih baik," pungkas Hendi.
Dilansir detikInet, TikToker Bima Yudho sempat dipuji karena mengkritik kondisi jalanan di Lampung. Sampai ada sebutan 'Bima effect' karena jalanan di Lampung banyak yang mendadak diperbaiki. Kini, dia mendadak kena bully juga dari netizen.
Gara-garanya video lama Bima Yudho yang menyebut Ketum PDIP dengan kata janda kembali viral.
Bima juga kedapatan membawa-bawa Presiden pertama RI, Ir Sukarno, dan dirasa banyak orang tidak pantas dilakukan.
(dil/dil)