10 Tahun Usai Masjid Dibangun di Tanah Wakaf Tukang Becak

10 Tahun Usai Masjid Dibangun di Tanah Wakaf Tukang Becak

Triono WS - detikJateng
Jumat, 21 Apr 2023 16:45 WIB
Warga hendak menunaikan salat Id di Masjid Al Maming 20 yang dibangun di atas lahan wakaf dari tukang becak bernama Sukino (50) di Dusun Ceplukan, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jumat (21/4/2023).
Warga hendak menunaikan salat Id di Masjid Al Maming 20 yang dibangun di atas lahan wakaf dari tukang becak bernama Sukino (50) di Dusun Ceplukan, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jumat (21/4/2023). Foto: Triono WS/detikcom
Karanganyar -

Sebagian umat muslim merayakan Idul Fitri hari ini, Jumat (21/4). Termasuk warga sekitar Masjid Al Maming 20, tempat ibadah yang dibangun di atas lahan tukang becak Sukino (50). Ratusan jemaah salat Id dengan khusyuk.

Masjid Al Maming 20 terletak di sebuah gang di Dusun Ceplukan, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. Ruangan utama masjid penuh jemaah pria, sedangkan bagian teras dan halamannya dipakai jemaah perempuan. Salat Id digelar pukul 06.15 WIB.

Masjid itu berdiri di atas lahan 300 meter persegi, separuh dari tanah warisan yang didapatkan Sukino dari orang tua. Dia masih ingat, 10 tahun lalu masjid itu belum beratap. Tarawih pertama pada tahun 2013 digelar di masjid yang belum beratap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal-awal memang seadanya. Pembangunan tidak bisa langsung karena tak ada bantuan. Saya jadi imam dan jemaah hanya beberapa," kata Sukino di rumahnya yang berada di sebelah masjid, Jumat (21/4/2023).

Pendapatannya sebagai tukang becak jelas tak mungkin dipakai membangun masjid. Hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Sementara istrinya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga juga berpenghasilan pas-pasan.

ADVERTISEMENT
Warga hendak menunaikan salat Id di Masjid Al Maming 20 yang dibangun di atas lahan wakaf dari tukang becak bernama Sukino (50) di Dusun Ceplukan, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jumat (21/4/2023).Tukang becak bernama Sukino (50) warga Dusun Ceplukan, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Masjid Al Maming 20. Dipotret Jumat (21/4/2023). Foto: Triono WS/detikcom

"Ya saya sendiri juga orang susah, Mas. Jadi ya lama, bangunan sampai berbentuk masjid," kata ayah dari satu anak ini.

Pembangunan masjid mulai lancar usai mendapatkan bantuan dari Bupati Karanganyar kala itu, Rina Iriani. Namun fasilitasnya tak langsung sempurna. Sedikit demi sedikit akhirnya masjid itu kian memadai.

Sukino memang niat mewakafkan tanahnya untuk masjid. "Itu bagian dari nazar saya kalau sembuh dari penyakit paru," ungkapnya.

Kini, Masjid Al Maming 20 telah jadi pusat aktivitas warga sekitar dan ditangani pengurus, bukan lagi oleh Sukino. Selain untuk ibadah juga dipakai belajar mengaji. Aktivitas kian meriah saat bulan Ramadan.

"Alhamdulillah, Mas. Saya dulu nggak menyangka jadi masjid seperti ini," kata pria yang tak lagi jadi tukang becak sejak pandemi dan bekerja serabutan ini.

Masjid Al Maming terdiri dari bangunan utama, ruangan di sayap kanan kiri, dan teras. Halamannya juga bisa dimanfaatkan untuk ibadah. Jadi bisa menampung jemaah lebih banyak.

Di dalam ruangan utama, 7 kipas angin menyapu ke segala arah. Mengurangi gerah karena cuaca panas saat salat Idul Fitri tahun ini. 'Penyempurnaan' fasilitas terus dilakukan jika ada bantuan yang kini dikelola pengurus masjid.




(dil/dil)


Hide Ads