Sederet Usulan Benahi Tol Boyolali agar Tak Jadi Jalur Tengkorak Lagi

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 18 Apr 2023 16:13 WIB
Potret kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun di Tol Boyolali Km 487+600. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Selama 4 bulan terakhir kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo Boyolali telah menewaskan 16 orang. Jalur Tol Boyolali ini pun disebut sebagai jalur tengkorak karena ada titik black spot atau daerah yang sering terjadi laka lantas.

Kecelakaan teranyar terjadi dalam dua hari berturut-turut yaitu pada Jumat dan Sabtu, 14-15 April 2023 yang menewaskan 11 orang. Polisi pun mendorong perlunya pembenahan di ruas jalur tersebut.

"Untuk tekan laka lantas, perlu adanya pembenahan di jalur tol Boyolali," kata Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP M. Herdi Pratama kepada wartawan, Selasa (18/4/2023).

Herdi menerangkan kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tol menjadi perhatian publik. Menurutnya, ada peningkatan fatalitas dibandingkan tahun lalu yaitu pada 2022, dari 51 kejadian ada 9 korban meninggal dunia, 5 luka berat dan 37 luka ringan.

Sementara di tahun 2023 ini, baru dalam kurun 4 bulan terakhir terjadi 10 kejadian dengan jumlah korban meninggal dunia ada 16 orang. Kemudian luka berat 4 orang dan luka ringan 19 orang. Kejadian paling sering di jalur A atau dari arah Semarang menuju Solo.

Polisi pun menggelar focus group discussion (FGD), Upaya Pencegahan Laka Lantas yang Terjadi di Ruas Jalan Tol Area Boyolali, Senin (17/4) kemarin. FGD yang menghadirkan pakar transportasi dari Universitas Indonesia ini menghasilkan sejumlah usulan solusi untuk menekan angka laka lantas di jalan tol.

Usulan tersebut tentu ditujukan kepada operator atau pengelola jalan tol Semarang-Solo. Dalam hal ini Trans Marga Jateng (TMJ).

"Karena kami tidak mungkin dari kepolisian membangun sarana prasarana jalan tol. Upaya kami yang bisa kami lakukan sesuai tupoksi kami, yakni melakukan patroli," ujar Herdi Pratama.

Herdi mengatakan perlunya pembangunan rest area baru atau pelebaran rest area yang sudah ada saat ini. Kemudian pembangunan sarana clear zone sebagai jalur darurat.

"Kemudian pembangunan sarana Clear Zone sebagai jalur darurat apabila pengemudi kehilangan kendali atau pun rem blong dapat langsung membanting stik ke clear zone untuk penyelamatan," ujar Herdi.




(ams/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork