Kecelakaan lalu lintas di jalan tol Boyolali yang cukup tinggi menjadi perhatian serius Polres Boyolali. Usai kejadian dua lakalantas yang merenggut 11 korban jiwa, Satlantas Polres Boyolali menggelar focus group discussion (FGD) dengan mengundang sejumlah pihak.
"Kita melaksanakan focus group discussion di mana kita mencoba mendiskusikan tentang masalah lakalantas di Boyolali. Upaya-upaya yang bisa kita lakukan secara bersama-sama, diharapkan bisa menurunkan lakalantas," ujar Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama usai FGD upaya pencegahan lakalantas yang terjadi di ruas jalan tol area Boyolali di Front One Hotel Airport Ngemplak, Boyolali, Senin (17/4/2023).
Sejumlah narasumber hadir yakni pakar transportasi dari Universitas Indonesia, Alan Marino; Dirut Trans Marga Jateng, Prajudi; dan Kepala Dinas Perhubungan Boyolali, M Arief Wardianta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat sejumlah solusi untuk mengantisipasi dan menekan kecelakaan lalulintas di jalan tol Boyolali. Jika pun terjadi kecelakaan maka tingkat fatalitasnya diharapkan rendah.
"Dari ini kita bisa mendapatkan beberapa solusi. Tadi dijelaskan Ir. Alan ada dua solusi. High cost atau berbiaya tinggi dan low cost atau biaya rendah," jelasnya.
Untuk yang high cost yaitu dengan menambah rest area dan pembuatan clear zone. Yaitu daerah di pinggir ruas jalan tol di mana ketika ada trouble tidak menabrak guardrail, tapi langsung ke arah rerumputan sehingga tak mengalami fatalitas.
"Yang low cost yaitu dengan memasang perambuan dengan reflektor yang terang. Karena menurut penelitian bahwasanya ketika masyarakat mengemudi dan melihat reflektor yang terang bisa menjadi lebih awas ketika di jalan," jelasnya.
"Dari kami sendiri, dari kepolisian yang low cost, kita melaksanakan patroli yang lebih rutin dan ditingkatkan di area jalan tol. Juga mobil Polantas cuting stikernya lebih terang reflektornya. Juga bisa menjadi penunjuk arah ketika mobil kami melintang (pengalihan arus)," imbuhnya.
Solusi untuk menekan terjadinya lakalantas pada arus mudik ini, lanjut Herdi, pihaknya menggelar patroli yang ditingkatkan.
Sementara itu, pakar transportasi dari Universitas Indonesia, Alan Marino, dalam paparannya mengaku cukup merinding dengan kondisi Tol Semarang-Solo, khusus di area Boyolali ini.
Dalam penggal jalan yang tidak begitu panjang, namun tingkat fatalitas akibat kecelakaan tinggi.
"Tahun lalu, 8 orang meninggal dunia. Tahun ini baru 4 bulan sudah 16 orang yang meninggal karena kecelakaan di jalan tol di Boyolali," kata Alan.
Dia mengaku sebelumnya telah mengamati Tol Semarang-Solo di Boyolali. Dia melihat kondisinya yang cukup ekstrem.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Mulai dari Km 475 sampai 490 (dari arah Semarang-Solo) itu konturnya terus menurun. Kita nggak ngapa-ngapain (nggak injak gas) kecepatan kendaraan kita sudah bertambah sendiri, semakin kencang," ujarnya.
Dengan kondisi itu, tol perlu ada clear zone sehingga jika terjadi trouble, pengemudi bisa menggunakan ruang itu tanpa membikin celaka pengendara lain. Selain itu, penambahan rest area juga dapat meminimalisir terjadinya potensi kecelakaan.
Hanya saja, lanjutnya, kedua opsi itu butuh biaya besar. Alan pun juga memberikan alternatif upaya antisipasi lain yakni dengan penambahan rambu lalu lintas dan marka jalan dengan bahan reflektif. Sehingga meski rendah cahaya, rambu lalu lintas dapat terlihat dengan baik dan menyala terang.
Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)