Perang saudara pecah di ibu kota Sudan, Khartoum usai upaya kudeta. Mahasiswa Indonesia di Sudan pun diungsikan ke tempat yang lebih aman. Hal itu diungkap Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan.
Dilansir detikNews, Selasa (18/4/2023) berdasarkan keterangan resmi di situs Muhammadiyah, pada Minggu (16/4) kemarin, kobaran api masih terlihat di sekitar Universitas Internasional Afrika (IUA) Sudan.
Adanya ketegangan tersebut tentara militer Sudan pun mengimbau warga agar tidak keluar rumah pada malam hari. Hal ini karena ada penyisiran titik-titik lokasi pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) melalui udara. Muhammadiyah melaporkan mahasiswa Indonesia di Sudan segera dievakuasi ke lokasi aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mahasiswa IUA yang di asrama saat ini tengah diungsikan di beberapa lokasi aman di dalam kampus karena bangunan asrama mahasiswi bersebelahan dengan markas paramiliter," kata PCIM Sudan, seperti dikutip, Selasa (18/4).
Sementara itu, mahasiswi Indonesia lainnya di asrama kampus Khartoum International Institute for Arabic Language (KIIFAL) juga telah diungsikan di daerah sekitar Makmuroh. Evakuasi itu dibantu seorang pengajar KIIFAL yang tinggal di daerah tersebut.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia IUA telah memasok bantuan kebutuhan logistik untuk para mahasiswi yang mengungsi. Kooordinasi juga dilakukan dengan Kedutaan Besar RI di Khartoum.
Sebelumnya Dirjen PWNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha memastikan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
"Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa dimaksud. Tercatat terdapat sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan," kata Dirjen PWNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Minggu (15/4).
(apl/ams)