Kasus COVID-19 varian Arcturus atau Omicron XBB.1.16 ditemukan di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat dua kasus Arcturus pasien asal Jakarta.
"Iya betul, ada dua kasus. Sampelnya ditemukan positif Maret minggu keempat," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom, Kamis (13/4/2023) dilansir detikHealth.
"Keduanya dari Jakarta," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia membenarkan laporan Database Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) soal deteksi kasus COVID-19 varian Arcturus di Indonesia tersebut.
Nadia menyebutkan dua kasus itu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Ia memastikan kedua pasien tersebut bergejala ringan dan tengah menjalani isolasi.
"Bergejala ringan. Satunya perempuan usia 33 tahun dan laki-laki 54 tahun," ungkapnya.
Pasien laki-laki mengeluhkan gejala batuk, pilek, hingga nyeri otot. Sementara gejala pada pasien perempuan masih ditelusuri lebih lanjut. Ia belum bisa memastikan status vaksinasi pasien Arcturus di Indonesia lantaran masih dalam tahapan penelusuran epidemiologi.
Nadia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan imunitas melawan COVID-19 di tengah munculnya varian baru dengan vaksinasi booster. Publik juga diminta untuk tidak mengendurkan protokol kesehatan saat mobilitas sudah kembali meningkat.
Perjalanan dari India
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama mengungkap pasien varian Arcturus yang terdeteksi di DKI memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Salah satu pasien, yang berjenis kelamin laki-laki merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari India.
"Ya (melakukan perjalanan dari luar negeri) India. Tiba di Jakarta 16 Maret 2023," jelasnya ketika dihubungi detikcom, dilansir detikHealth.
Adapun yang bersangkutan menjalani isolasi mandiri pasca teridentifikasi positif pertengahan Maret dan dinyatakan sembuh awal April 2023. Terkait dengan status vaksinasi, kedua pasien positif COVID-19 varian Arcturus memiliki riwayat vaksin lengkap hingga dosis ketiga.
Kabar baiknya, gejala yang dikeluhkan terbilang ringan yakni batuk hingga nyeri otot.
"Pasien berangkat ke India tanggal 13 Maret 2023 dan pulang ke Indonesia tanggal 18 Maret kembali ke Indonesia. Sampai di Jakarta mengalami gejala flu, badan sakit semua, keringat dingin, leher gatal dan dahak kental," jelasnya.
"Lalu PCR dan berobat di salah satu RSUD Jakarta dan sampel dikirim laboratorium dengan hasil positif. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Istri sempat ada gejala, anak tidak bergejala sama sekali, ketiganya sudah cek antigen hasilnya negatif. Pada saat dihubungi oleh tracer Puskesmas, pasien hasil antigennya sudah negatif. Saat ini pasien sudah selesai masa isolasi dan sudah sembuh," lanjut dr Ngabila.
Halaman selanjutnya, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia dan India.