"Setelah proses tracing kepada mahasiswa yang kontak erat dan dilakukan tes, ditemukan 13 mahasiswa dengan hasil matok test atau TST positif (Tes mantoux atau tuberculin skin test/TST)," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Faris Al-Fadhat kepada detikJateng, Senin (10/4/2023).
"Artinya 13 mahasiswa ini suspek TBC," lanjut Faris.
Untuk memastikan apakah mahasiswa tersebut positif TBC atau tidak, kata Faris, mereka telah menjalani tes dahak sejak pekan lalu. "Semua mahasiswa hasilnya negatif (TBC)," ucapnya.
Karena hasil tes sebelumnya menunjukkan mereka suspek, terindikasi TBC namun tidak menular, ke-13 mahasiswa itu tetap diminta melakukan terapi profilaksis selama 3 bulan. Di mana 13 mahasiswa itu meminum obat untuk penyembuhan.
"Dalam penanganan 13 mahasiswa, khususnya terapi profilaksis selama 3 bulan, UMY berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi DIY, puskesmas, dan Tim Kampus Sehat UMY," ujarnya.
Faris menyebut 13 mahasiswa itu bisa beraktivitas seperti biasa karena tidak menular. Namun, para mahasiswa itu diwajibkan menggunakan masker selama beraktivitas.
"Untuk 13 mahasiswa ini sudah bisa beraktivitas seperti biasa, mengikuti perkuliahan dan lain-lain, dengan catatan tetap menggunakan masker untuk pencegahan dan kehati-hatian," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial UA (21) ditemukan meninggal di indekos wilayah Kasihan, Bantul, karena TBC.
UMY kemudian melakukan screening dan ada hasilnya ada 16 mahasiswa yang diketahui berkontak erat dengan UA.
(dil/ams)