Kepala Dusun Balekambang, Kandangan, Kabupaten Semarang, Hartomo membantah telah meminta uang hasil penjualan tanah sebesar Rp 1 miliar terhadap Jumirah (63).
Hartomo mengatakan, dirinya memang sempat menemui Jumirah. Ia diminta untuk menyampaikan jika ada kelebihan bayar sebesar Rp 902 juta dari hasil penjualan tanah sebesar Rp 4 miliar milik Jumirah.
"Saya disuruh, diminta oleh tim tol untuk menemui Bu Jumirah untuk menyampaikan bahwa dia ada kelebihan bayar UGR. Dan kemudian untuk menyuruh mengembalikan kepada kas negara. Bukan apa memalak atau meminta uang," ujarnya saat ditemui di Kantor Kepala Desa Kandangan, Kamis (13/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, ada uang Rp 902 juta yang harus dikembalikan kepada negara oleh Jumirah. Sebab, itu merupakan kelebihan bayar lantaran tim appraisal salah menghitung jumlah tanaman hidup di tanah milik Jumirah.
"Ternyata setelah di kroscek saya tanya ke tim tol untuk ganti rugi tanaman ada kesalahan dari tim appraisal. Sebenarnya pohon jati kecil itu dihargai Rp 50 ribu, sedangkan di sana dihargai Rp 400 ribu karena diidentifikasi sebagai jati sedang. Dari selisih itu muncul Rp 902 juta," jelasnya.
Ia juga membantah meneror rumah Jumirah. Termasuk mengancam akan memenjarakan Jumirah jika ia tidak memberikan uang sebesar Rp 1 miliar.
"Itu tidak betul itu (ancaman penjara). Di berita juga kami disebut menggedor-gedor, kami masuk juga sopan. Saya sendiri dapat banyak, kena dua bidang jadi buat apa saya minta. Jadi nggak masuk akal," tegasnya.
Ia berharap permasalahan ini segera dapat diselesaikan. Apalagi dirinya dan Kepala Desa Kandangan justru digugat oleh Jumirah ke PN Ungaran.
"Surat pertama 13 April pemanggilan pertama. Saya dibully netizen kasihan keluarga saya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jumirah mengatakan total UGR yang diterimanya sebesar Rp 4 miliar. Kemudian, Rp 1 miliar di antaranya diminta kembali oleh kepala dusun. Jumirah tidak menjelaskan apa sebab uang itu diminta kembali.
"Awalnya itu saya habis dapat uang untuk ganti rugi lahan saya yang kena proyek tol Yogyakarta-Bawen itu sekitar Desember 2022.Terus Pak Kadus itu datang sama orang-orang ke rumah saya, minta saya ngasih uang Rp 1 M, soalnya itu sudah jatahnya tim," kata Jumirah saat ditemui detikJateng di rumahnya, Rabu (12/3).
Jumirah pun menolak permintaan uang tersebut. Selama Januari 2023, Jumirah mengaku terus mendapatkan teror. Karena ketakutan, Jumirah sempat tak berani pulang ke rumahnya. Dia terpaksa mengungsi ke rumah adiknya.
(apl/ahr)