Para nelayan di Kota Tegal, Jawa Tengah, sudah mulai mudik Lebaran 2023. Kepulangan kapal nelayan ini membuat Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal, mulai penuh.
Hingga Selasa (11/4/2023) ratusan kapal nelayan sudah memadati pelabuhan. Seiring kepulangan kapal, para ABK pun tampak sibuk melakukan pembongkaran muatan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah, Riswanto mengungkapkan setiap jelang Lebaran para nelayan pun melakukan perjalanan mudik, sama seperti masyarakat lain yang bekerja di darat. Mereka datang dari berbagai penjuru lautan, tempat mencari ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nelayan mulai berdatangan dan kapalnya sudah memenuhi pelabuhan Tegalsari. Setiap jelang Lebaran, mereka juga melakukan perjalanan pulang secara massal alias mudik," tutur Riswanto.
Diperkirakan, sebanyak 960 dari total 1.200 kapal sudah berlabuh dan melakukan bongkar muat hasil tangkapan. Usai bongkar, mereka akan berdiam di rumah hingga Hari Raya.
Hasil Menurun 50 Persen
Riswanto menambahkan, sejumlah nelayan mengaku hasil tangkapan lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Riswanto mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun.
"Pertama faktor musiman, karena biasanya masa panen ikan pada bulan Agustus. Faktor lain karena adanya aturan pembatasan daerah tangkapan ikan yang hanya mendapatkan satu lokasi daerah tangkapan," bebernya.
Turunnya hasil laut kali ini, lanjut Riswanto, menyebabkan nelayan mengalami kerugian. Kerugian diperparah dengan penarikan PNBP pascaproduksi 10 persen.
"Dengan penurunan hasil tangkapan ikan ini banyak yang merugi. Namun tetap pemilik kapal dikenakan penarikan PNBP pascaproduksi 10 persen," ungkapnya.
Terkait pendapatan ikan, informasi dari pemilik kapal Lebaran tahun ini hasil tangkapan menurun kurang lebih 30-50 persen.
Riswanto mencontohkan, seperti kapal dengan alat tangkap jaring tarik berkantong yang sebelumnya bisa ekspor 12-15 ton per kapal. Sementara tahun ini hasil tangkapan sekira 5-10 ton per kapal.
"Memang mengalami penurunan sekitar 30-50 persen dari tahun kemarin," tutup Riswanto.
(apl/rih)