Visualisasi Kesengsaraan Yesus, Umat Katolik Ditetesi Lilin-Teguk Brotowali

Visualisasi Kesengsaraan Yesus, Umat Katolik Ditetesi Lilin-Teguk Brotowali

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Jumat, 07 Apr 2023 11:11 WIB
Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023).
Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng.
Wonogiri -

Jalan Salib di Gunung Gandul Wonogiri kembali digelar setelah tiga tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19. Ada sejumlah visualisasi baru untuk merasakan kesengsaraan Yesus dalam Jalan Salib tersebut.

"Pada tahun ini tidak ada peraga atau tablo (dalam kegiatan Jalan Salib Gunung Gandul)," Ketua Paskah 2023 Umat Paroki Wonogiri Daniel Wicaksono kepada detikJateng, Jumat (7/4/2023).

Diketahui, pada tahun-tahun sebelumnya ada tablo yang memperagakan Yesus membawa salib dari titik awal Jalan Salib dan Yesus disalib di titik akhir Jalan Salib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tahun ini dari pihak gereja menginginkan untuk mengutamakan penghayatan dari kegiatan Jalan Salib tersebut. Umat diajak menghayati perjalanan sengsara Yesus dari bawah hingga atas saat penyaliban.

Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023).Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Meski tidak ada tablo, kata Daniel, ada beberapa visualisasi baru yang diperagakan umat dalam Jalan Salib tersebut. Di antaranya meneteskan lilin ke para umat dan meminum brotowali.

ADVERTISEMENT

"Saat Yesus disalib tangannya itu sakit. Umat ditetesi lilin di tangannya agar juga merasakan. Ditetesi panasnya lilin saja terasa sakit terlebih kalau tangannya dipaku, disalib," ungkap dia.

Sementara itu, kata Daniel, para umat diajak minum brotowali (obat tradisional yang rasanya pahit) untuk memvisualisasikan saat Yesus dicucuk dengan Anggur Asam. Hal itu agar umat merasakan kepahitan Yesus.

"Tentunya yang dialami Yesus lebih dari itu semua. Kami ingin mengajak umat merasakan pengalaman berbeda dengan sebelumnya," kata Daniel.

Berdasarkan pantauan detikJateng di lokasi, visualisasi umat ditetesi lilin dan meminum brotowali dilakukan di tujuan akhir Jalan Salib. Tepatnya di kawasan yang berdekatan dengan puncak Gunung Gandul.

Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023).Visualisasi Kesengsaraan Yesus saat Jalan Salib Gunung Gandul Wonogiri, Jumat (7/4/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Para umat yang mengikuti Jalan Salib ditetesi lilin yang dinyalakan oleh panitia. Bagian tubuh yang ditetesi adalah tangan kanan maupun kiri. Dengan kondisi duduk semua, para umat meminta agar tangannya ditetesi lilin. Namun panitia tidak memaksa bagi umat yang tidak berani ditetesi lilin.

Tidak lama setelah itu, para umat diberi minuman brotowali. Minuman itu dibungkus menggunakan plastik yang berisi seteguk hingga dua teguk air brotowali. Tak heran jika sebagian umat merasakan pahitnya brotowali dengan mengeluarkan berbagai ekspresi wajah.

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Setelah itu mereka diberi permen oleh pantia. Pasalnya hal itu menandakan jika dalam setiap kepahitan akan ada kemanisan yang didapatkan.

Salah satu umat Katolik yang mengikuti Jalan Salib Gunung Gandul adalah Joko Wuryanto (58). Joko menilai visualisasi ditetesi panasnya lilin dan minum brotowali merupakan penghayatan tentang kesengsaraan Yesus.

"Ya tadi juga merasakan (ditetesi lilin dan meminum brotowali). Saya juga ikut jalan salib ini (dengan jalan tanjakan), bagi saya yang sudah tua agak berat. Tapi inilah bagian penghayatan kesengsaraan Yesus," kata dia.

Joko mengaku sangat kangen dengan suasana Jalan Salib Gunung Gandul. Sebab selama tiga tahun kemarin ditiadakan karena pandemi COVID-19.

"Ke sini pasti dengan keluarga. Jalan Salib ini impelementasi kehidupan sengsara Yesus disimbolkan di sini," kata Joko.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)


Hide Ads