Beda Suara Kader PDIP soal Timnas Israel, Pakar UNS: Olahraga Juga Diplomasi

Beda Suara Kader PDIP soal Timnas Israel, Pakar UNS: Olahraga Juga Diplomasi

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Rabu, 29 Mar 2023 18:05 WIB
Ilustrasi 100 Hari Menuju Piala Dunia U-20 Indonesia
Ilustrasi 100 Hari Menuju Piala Dunia U-20 Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
Solo -

Terjadi perbedaan pendapat antar kader PDIP soal keterlibatan Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Menurut pakar hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riwanto ada beberapa penyebabnya.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster menilai kebijakan politik Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan kebijakan politik pemerintah RI.

Sedangkan kader muda PDIP yang menjabat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ingin Piala Dunia U-20 tetap dilaksanakan meski dengan keikutsertaan Timnas Israel. Menurut Gibran, Timnas Israel hanya datang untuk bermain bola, bukan menjajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar hukum UNS Solo, Agus Riwanto mengatakan perbedaan pendapat antarkader PDI-P itu wajar di alam demokrasi.

"Menurut saya itu dinamika dalam berorganisasi, pendapatnya bisa berbeda-beda. Toh dua pandangan itu hanya aspirasi, semua tergantung FIFA," kata Agus saat dihubungi detikJateng, Rabu (29/3/2023).

ADVERTISEMENT

Agus menjelaskan, sejak dahulu hingga sekarang tidak ada hubungan diplomasi antara Indonesia-Israel yang terjalin. Sebab, konstitusi Indonesia dalam UUD 1945 menolak penjajahan.

Diplomasi Indonesia, kata Agus, di antaranya diatur dalam Pasal 1 UU Nomor 37 Tahun 1999. Pasal itu menyebut diplomasi Indonesia berdasarkan prinsip Pancasila dan UUD 1945. Dalam Pasal 4 disebutkan diplomasi harus hati-hati, strategis, efektif, dan rasional.

"Bisa saja dipahami dalam suatu perspektif bahwa diplomasi itu tak hanya dalam hubungan perdagangan, atau bisnis. Tapi menurut saya, diplomasi bisa dimaknai hubungan yang luas," jelas Agus.

"Olahraga juga bagian dari diplomasi simbolik, termasuk seni budaya, karena itu bagian dari pengakuan. Jika dia diakui hubungan dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia, berarti sikap dia sebagai penjajah seolah-olah diakui," imbuh dia.

Agus menuturkan, jika ada pihak yang menolak kedatangan Timnas Israel, itu hal yang wajar jika berdasarkan aspek hukum dan konstitusi.

"Namun bagian dari demokrasi, pendapat yang pro dan yang kontra tidak ada yang salah. Tapi tetap keputusan pada FIFA, mereka memutuskan apa, harus kita patuhi, karena kita bagian dari anggota FIFA," ucapnya.

Modal Pemilu 2024

Agus menambahkan, pro kontra soal Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia ini juga bisa dilihat dari sudut pandang politik.

"Kalau ini dibawa ke aspek politik, bisa jadi. Terlebih publik kita banyak yang anti Israel, dan pro Palestina. Bukan tidak mungkin, karena (Pemilu) 2024, isu yang dibawa bisa apa saja untuk meraih kemenangan dalam Pemilu," pungkasnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads