Sejarah, Makna dan Perayaan Minggu Palma: Momen Yesus Diarak ke Yerusalem

Sejarah, Makna dan Perayaan Minggu Palma: Momen Yesus Diarak ke Yerusalem

Santo - detikJateng
Selasa, 28 Mar 2023 17:16 WIB
Umat Katolik melakukan perarakan sambil melambaikan daun palem pada hari raya Minggu Palma di Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta, Alak Kota Kupang, NTT, Minggu (14/4/2019). Perayaan Minggu Palma merupakan peringatan menyambut Yesus Kristus ketika masuk ke kota Yerusalem sambil menunggang keledai sebagai pesan perdamaian. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha./wsj.
Sejarah, Makna, dan Perayaan Minggu Palma: Momen Yesus Diarak ke Yerusalem. Foto Ilustrasi perayaan Minggu Palma (Foto: Antara Foto)
Solo -

Minggu Palma merupakan salah satu hari perayaan umat Katolik sebagai pembukaan sebelum memasuki pekan suci perayaan Paskah. Berikut serba-serbi Minggu Palma yang menjadi momen penting bagi umat Katolik di mana Yesus Kristus diarak ke Yerusalem.

Hari Raya Paskah akan dirayakan oleh umat Katolik pada bulan April mendatang. Perayaan tersebut dimulai dengan Rabu Abu dan pada minggu terakhir sebelum perayaan Paskah, umat Katolik akan merayakan Minggu Palma untuk mengenang sengsara Yesus.

Pengertian Minggu Palma

Dikutip dari laman Universitas Stekom Pusat, Minggu Palma atau secara resmi disebut Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan adalah hari peringatan dalam liturgi Gereja Kristen, terutama Gereja Katolik Roma. Minggu Palma selalu jatuh pada hari Minggu terakhir tepat sebelum Paskah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam liturgi Minggu Palma, umat umumnya mendapatkan daun palem dan ruang gereja dipenuhi ornamen palem dan meniru orang-orang di zaman dulu yang mengelu-elukan Yesus dengan daun palem.

Selain itu, umat juga akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, melainkan pada peristiwa kematianNya di kayu salib.

ADVERTISEMENT

Sejarah Minggu Palma

Perayaan Minggu Palma merujuk pada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44, dan Yohanes 12:12-19. Dalam perayaan Minggu Palma, dikenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang banyak.

Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa sebab hal ini terjadi sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian. Itulah alasan kenapa Minggu Palma disebut sebagai pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem.

Pada Minggu Palma gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem, melainkan juga mengenang kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara.

Perayaan Minggu Palma

Perayaan Minggu Palma terdiri dari dua suasana yang kontras. Upacara pemberkatan daun palma dilakukan di luar gedung gereja dengan suasana yang meriah, terlebih ketika memasuki gedung gereja. Umat akan melambai-lambaikan daun palma sambil menyanyikan pujian-pujian dengan lagu yang meriah.

Kemudian suasana meriah tersebut berganti menjadi suasana menyedihkan ketika memasuki gedung gereja. Di dalam Liturgi Sabda akan dibacakan kisah penderitaan Yesus.

Sejak Minggu kelima Prapaskah, patung-patung orang Kudus dan salib-salib diselubungi. Salib-salib tersebut diselubungi sampai akhir liturgi Jumat Agung. Hal ini memiliki simbol bahwa Yesus sungguh menunjukkan kemanusiaannya.

Oleh karena itu, perbedaan suasana ini mengingatkan umat Katolik bahwa di dalam kemeriahan sorak-sorai penyambutan Yesus sebagai Raja, ada derita dalam diri Yesus yang harus Ia tanggung.

Makna Daun Palma di Salib

Daun palma merupakan simbol dari kehidupan, harapan, dan berkat. Daun palma dalam perayaan Minggu Palma akan diberkati oleh imam, kemudian dapat dibawa pulang.

Biasanya daun palma tersebut akan diletakkan di salib. Di tahun berikutnya, daun palma yang sudah diberkati dalam Perayaan Minggu Palma akan dikumpulkan dan dibakar untuk Rabu Abu.

Kristus kerap kali menunjukkan hubungan simbol kemenangan atas doa dan kematian. Daun palem memiliki warna hijau, warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi.

Oleh karena itu, daun palma disimbolkan sebagai kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian, dan warna hijau merupakan sebuah campuran dari kuning-biru yang melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.

Makna Warna Liturgi Minggu Palma

Dikutip dari buku 'Dasar-Dasar Liturgi' (2019) oleh Komisi Liturgi-Keuskupan Agung Semarang, warna Liturgi yang dipakai dalam perayaan Minggu Palma adalah merah. Warna merah merupakan simbol dari api dan darah.

Karenanya, warna merah dimaknai sebagai penumpahan darah para martir sebagai saksi iman, sebagaimana Yesus sendiri menumpahkan darahNya bagi kehidupan dunia.

Demikian pembahasan mengenai Minggu Palma yang menjadi hari peringatan Yesus memasuki kota Yerusalem mulai dari pengertian, sejarah, hingga makna daun palem dan warna liturgi yang dipakai. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads