Sakit, Harimau Sumatera Dewi Siundul di Barumun Mati

Regional

Sakit, Harimau Sumatera Dewi Siundul di Barumun Mati

Tim detikSumut - detikJateng
Selasa, 21 Mar 2023 15:16 WIB
Harimau sumatera bernama Dewi Siundul mati di Barumun, Sumut.
Harimau sumatera bernama Dewi Siundul mati di Barumun, Sumut. Foto: Dok. BBKSDA Sumut
Solo -

Seekor harimau sumatera di Barumun Sanctuary, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara (Sumut), mati. Harimau bernama Dewi Siundul itu sempat dirawat 2,5 bulan karena sakit.

Dilansir detikSumut, Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Elvina Rosinta Dewi mengatakan harimau tersebut mati pada Minggu (19/3) lalu. Sebelum mati, harimau Dewi Siundul sempat dirawat intensif selama 2,5 bulan.

"Harimau itu sebelumnya selama 2,5 bulan dirawat intensif karena mengalami beberapa kali sakit dan luka yang mengharuskan dirawat intensif," kata Elvina dalam keterangannya, Selasa (21/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elvina menyebut Dewi Siundul merupakan harimau yang dievakuasi dari Kecamatan Sosopan karena sering berkeliaran di sekitar permukiman warga setempat. Petugas BBKSDA mengevakuasi harimau itu ke Barumun Sanctuary pada 16 Desember 2021. Saat dievakuasi, harimau tersebut berumur 14 tahun.

"Saat di-rescue, Dewi Siundul sudah masuk usia tua dan dalam keadaan sakit. Terdapat juga luka pada bagian perut hingga keluar belatung dan mengalami malnutrisi hingga fisiknya lemah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Usai dievakuasi, Dewi Siundul lalu dirawat hampir selama enam bulan. Setelah itu BBKSDA mengusulkan agar harimau itu dilepasliarkan.

Namun setelah dicek kembali, harimau Dewi Siundul mengalami penurunan daya dan dikhawatirkan tidak mampu bertahan hidup. Pelepasliaran harimau itu pun ditunda.

Selang beberapa waktu, kondisi harimau sumatera Dewi Siundul semakin menurun. Pada Sabtu (11/3), petugas lalu melakukan perawatan untuk mengobati luka pada ekor, siku, dan perut.

"Nafsu makan masih ada, tetapi harus disuapi sama keeper. Jalannya masih bisa tetapi sempoyongan dan terdapat indikasi gula darah tinggi," ujarnya.

Lalu pada Rabu (15/3), harimau itu sudah mulai bisa makan daging. Namun harimau itu tidak dapat berjalan dan susah untuk berdiri. Sejak saat itu kondisinya memburuk hingga akhirnya mati pada Minggu (19/3).

"Kondisi Dewi masih lemah hingga akhirnya pukul 16.25 WIB dinyatakan mati," jelasnya.

Petugas kemudian melakukan nekropsi dan bangkai harimau itu akan dikubur di Barumun Sanctuary.




(rih/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads