Terungkap! Bukan Amazon, Hutan Terbesar di Dunia Ada di Lautan

Terungkap! Bukan Amazon, Hutan Terbesar di Dunia Ada di Lautan

Tim detikEdu - detikJateng
Rabu, 15 Mar 2023 06:30 WIB
Budidaya rumput laut di Nusa Penida
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/mihtiander
Solo -

Sebagian orang mungkin menganggap hutan Amazon atau hutan di Kalimantan sebagai hutan terbesar di dunia. Namun, hutan terbesar yang sebenarnya bukan dua itu lho, detikers.

Hutan hujan terbesar dan paling terkenal di dunia memang berada di hutan Amazon dan hutan Kalimantan. Tapi siapa sangka hutan terbesar di dunia ternyata tidak berada di daratan, tapi di lautan. Yang bener?

Dilansir detikEdu, Selasa (14/3/2023), hutan terbesar di dunia yang juga disebut dengan hutan laut itu berada di dua tempat. Pertama adalah Great African Sea Forest di lepas pantai selatan Afrika dan Great Southern Reef di Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hutan laut itu apa sih? Yuk simak fakta menariknya!

Mengenal Istilah Hutan Laut

Dikutip detikEdu dari Clean Wave Foundation, hutan diartikan sebagai ekosistem dimana terdapat berbagai pohon sebagai spesies yang mendominasi. Namun, hutan ternyata lebih dari itu. Ekosistem yang dimaksud adalah sebuah tempat hidup yang terdiri dari banyak makhluk hidup lain yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga terciptalah sebuah struktur atau ekosistem yang lebih kompleks.

ADVERTISEMENT

Hutan yang dipenuhi dengan pepohonan besar akan memberikan perlindungan untuk banyak spesies seperti hewan maupun tumbuhan. Faktanya, semakin besar dan kompleks struktur yang dimiliki, maka semakin banyak spesies yang akan hidup.

Uniknya, hutan tidak hanya berada di darat. Bahkan hutan di laut pun ada yang lebih besar. Struktur hutan laut digunakan sebagai tempat berlindung lebih banyak organisme laut.

Tidak hanya rumput laut, jenis dari alga juga tumbuh dengan menangkap energi matahari dan juga mengalami fotosintesis.

Para peneliti mengungkapkan hutan laut di seluruh dunia mencakup 6 juta hingga 7,2 juta kilometer persegi atau hampir setara dengan empat kali lipat luas negara Indonesia. Hutan-hutan laut tersebut menyebar di berbagai wilayah.

Untuk diketahui, kita memiliki dua hutan laut terbesar di dunia. Di lepas pantai selatan Afrika bernama Great African Sea Forest (GASF) dan di Australia dengan nama Great Southern Reef (GSR). Ayo cari tahu tentang keduanya berikut ini!

Great African Sea Forest yang Kaya Rumput Laut

Berdasarkan sumber dari Sea Change Project, Great African Sea Forest (GASF) ialah satu-satunya hutan rumput laut dan bambu di bumi. Terdapat dua 'pohon' yang mendominasi GASF bernama bambu laut Ecklonia maxima dan rumput laut kipas angin Laminaria pallida.

Hutan dengan kekayaan hayati ini berada di pantai Cape Town dan membentang ke utara lebih dari 1000 km ke Namibia, Afrika.

Tentang Great Southern Reef di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, terdapat beberapa hutan laut yang ada di bumi, seperti di laut Inggris, Amerika barat, Jepang, dan Arctic. Namun hutan-hutan itu telah menyusut, bergeser, bahkan menghilang.

Keistimewaan GASF berbeda dari hutan-hutan lainnya. GASF merupakan hutan laut yang sangat produktif dan tumbuh tiap tahunnya.

Fakta Peran Penting GASF

Disebut sebagai hutan laut yang mempunyai rumput laut yang melimpah, ini fakta mengapa GASF sangatlah berperan penting:

  • Rumput laut menyediakan perlindungan, tempat tinggal dan makanan bagi ribuan spesies. Bahkan sejumlah besar spesies di wilayah tersebut, belum dideskripsikan.
  • Rumput laut berperan dalam regenerasi laut dan menjadi ekosistem kunci untuk regenerasi di berbagai lautan di dunia.
  • Rumput laut dapat mengurangi CO2 dalam air: Karbon yang diserap oleh hutan GASF setara dengan gabungan hutan bakau, rawa asin, dan padang lamun. Selain itu, rumput laut dapat mengurangi jumlah CO2 dalam air juga mengurangi pengasaman laut lokal. Selain itu juga dapat membuat hutan laut menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan laut.
  • Hutan Laut menjadi peran penting dalam kestabilan iklim: Ketika suhu lautan menghangat, GASF dapat mengubah distribusinya dengan kecepatan yang cepat dan disebut tumbuh dengan baik.

Cepatnya tingkat pertumbuhan, juga dapat menarik karbon dan sejumlah besar dari air laut atmosfer. Alhasil hutan tersebut dapat berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim.

Namun GASF ternyata masih memiliki ancaman, diantaranya penangkapan ikan yang berlebihan, kurangnya pengetahuan dan kesadaran, polusi plastik, eksplorasi pertambangan hingga tantangan iklim.

Jika detikers ingin menyaksikan keindahan GASF, silahkan tonton film dokumenter My Octopus Teacher yang tayang di Netflix.

Great Southern Reef dengan Spesies Langkanya

Great Southern Reef (GSR) terletak di garis pantai selatan Australia. Hutan laut ini memiliki luas 71.000 kilometer persegi dari New South wales di sekitar garis pantai selatan Australia hingga Kalbarri di Australia Barat.

Keistimewaan hutan laut ini yaitu terdapat satu spesies yang hanya hidup di daerah GSR, dan tidak berada di belahan bumi lainnya. Misalnya spesies naga laut kurus (Phyllopteryx taeniolatus).

Seperti hal nya GASF, GSR juga memiliki banyak rumput laut yang disertai berbagai rangkaian terumbu karang. GSR juga menjadi hutan rumput laut produktif yang menjadi tempat tinggal bagi para hewan laut.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sayangnya, rumput laut di GSR ikut terkena dampak fenomena gelombang panas laut pada tahun 2011. Diketahui area hutan rumput laut telah menyusut hingga 43% di tahun 2015.

Parahnya, setelah fenomena gelombang panas itu, tepatnya di akhir tahun 2015, tidak ada indikasi bahwa hutan laut tersebut telah pulih.

Karena letaknya yang berada di Samudra Hindia, laut di GSR mengalami tingkat pemanasan yang tinggi hingga mencapai 0,65 derajat celcius selama 50 tahun terakhir.

Pemanasan ini dapat berdampak pada kehancuran ekosistem yang berbentuk hutan bawah laut GSF di masa depan.

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikEdu dan ditulis ulang oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 3
(dil/dil)


Hide Ads