Salah satunya karena pemilihan lokasi acara di tengah persawahan yang berlumpur. Hal ini sontak viral di media sosial dengan beragam tanggapannya. Di hadapan seribuan petani yang siang itu menerima sertifikat dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Blora, Jokowi mengaku tidak tahu-menahu kenapa acara harus digelar di lokasi tersebut. Padahal ada tempat bagus di Kabupaten Blora, juga di Kota Cepu. "La, kok malah milih di sini? Tempatnya sangat bagus sekali. Pertanyaan saya, yang milih ini siapa?," kata Jokowi sambil geleng-geleng kepala. "Kita kayak mbajak sawah saja. Kados ngluku to...," lanjutnya.
Sementara Bupati Blora Arief Rohman yang duduk di sebelah kanan belakang Jokowi cuma mesam-mesem. "Warga, Pak, warga...," tukas mereka bersahutan.
Seribuan petani itu hadir dan duduk di atas kursi plastik beratap tenda, dengan kaki-kaki terbenam di lumpur hingga selutut. Jokowi tersenyum simpul mendengar balasan tersebut. Sebagai mantan wali kota dan gubernur dia mafhum ada yang sengaja dituju dengan pemilihan lokasi tersebut.
Jokowi sudah mengenal Blora jauh sebelum menjadi birokrat di Solo. Sebagai pengusaha mebel, di pengujung 1990-an dia disebut-sebut kerap mondar-mandir ke kawasan Blora untuk mendapatkan jati terbaik. Lokasi yang biasa disasar antara lain Tempat Penimbunan Kayu Cabak, Pasar sore, Cepu, Randublatung.
Bupati Blora Arief Rohman menegaskan pemilihan lokasi merupakan kehendak para petani hutan di sana. Dalam pertemuan dengan Menteri LHK Siti Nurbaya pada 4 Maret 2023, kata dia, ada dua alternatif lokasi penyerahan sertifikan oleh Presiden Jokowi. Pertama di Kecamatan Jati (Doplang) dan kedua di Kecamatan Randublatung. Semuanya ada di wilayah Blora bagian selatan. Di desa desa tepi kawasan hutan yang akan dijadikan kawasan Perhutanan Sosial.
Hal itu juga dikomunikasikan dengan Wakil Menteri Agraria Raja Juli Antoni. Selain LHK, Kementerian Agraria adalah pemilik utama acara. Sementara Pemprov Jawa Tengah dan Kabupaten Blora cuma bertindak sebagai pihak yang ketempatan acara.
"Alternatif lokasi di Lapangan Minong Kutukan Randublatung. Sudah disurvei bersama Menteri LHK Siti Nurbaya. Tapi Kelompok Tani Hutan yang akan menerima SK Perhutanan Sosial memilih area persawahan dekat Oro Oro Kesongo sebagai lokasi acara," kata Arief saat berbincang dengan detikcom, Minggu malam (12/3/2023). Ndilalah, ia melanjutkan, malam sebelum acara ternyata turun hujan sangat lebat di sektiar lokasi sehingga beceknya nggak ketulungan.
*Kunjungan Jokowi pada Jumat, 10 Maret itu adalah kunjungan kerja keempat ke wilayah blora. Kunjungan yang pertama kali dilakukan pada Sabtu 7 Maret 2015 dalam rangka panen raya jagung di kawasan hutan jati di petak 18 Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Ngliron KPH Randublatung di Desa Ngliron Kecamatan Randublatung.
Ketika itu Blora masih dipimpin Djoko Nugroho dan Arief Rohman masih wakil bupati. Menjadi terkesan istimewa ketika Blora di bawah kendali Arief, 2021-2026, yang menggantikan Djoko, dalam tempo 16 bulan Jokowi sampai tiga kali menyambangi Blora.
Pada 17 Desember 2021, dia meresmikan Bandara Ngloram di Cepu yang masih merupakan wilayah Blora. Belum genap satu bulan, Jokowi kembali melakukan kunjungan kerja di Blora. Pada 5 Januari 2022, Presiden datang untuk meresmikan Bendungan Randugunting di Kecamatan Japah.
Arief yang memimpin Blora bersama wakilnya, Tri Yuli Setyowati, tak menampik bila dirinya ikut memanfaatkan langsung kunjungan Jokowi tersebut. Dia mengaku sempat curhat mengenai kondisi infrastruktur di wilayahnya. Sebab sejak dilantik 26 Februari 2021 sudah dalam kondisi Covid-19 yang membuat ruang gerak menjadi lebih serba terbatas.
Beberapa pembangunan jalan yang diusulkan ke Presiden, kata Arief, di antaranya beberapa ruas strategis jalan kabupaten penghubung antarkecamatan dan kabupaten. Serta beberapa ruas jalan provinsi yang kondisinya rusak.
"Salah satu jalan kabupaten yang kami ajukan adalah ruas jalan Randublatung-Getas akses strategis tembus Ngawi, dan beberapa ruas jalan lainnya. Respons Pak Jokowi positif, insya Allah," jelas Arief.
Secara objektif, kondisi infrastruktur di Blora memang sangat tertinggal. Hampir 1.000 kilometer jalan rusak, 350 km di antaranya rusak berat yang tersebar di berbagai kecamatan. "Kami ini berada di zona miskin nomor 6 dari belakang di Jawa Tengah," ujarnya.
Padahal masyarakat awam kerap beranggapan kondisi di Blora seharusnya bisa lebih baik karena punya Blok Cepu. Nyatanya, penikmat terbesar pendapatan dari minyak itu adalah Kabupaten Bojonegoro, Rp 2,2 triliun.
Memasuki tahun 2022, ia bersama Tri Yuli Setyowati yang selama kampanye mengusung tagline, "Jalan Alus, Banyu Mengalir Terus" memberanikan diri mengajukan pinjaman ke Bank Jateng untuk mencicil perbaikan jalan, Rp 150 miliar. Arief optimistis dapat melunasi pinjaman dalam tempo dua tahun. Sebab untuk 2023, Blora mendapatkan dana bagi hasil migas Blok Cepu Rp 160 miliar dari Rp 400 miliar yang ditargetkan.
Jumlah tersebut sejatinya tetap paling kecil dibandingkan daerah lain seperti Kabupaten Tuban Rp 533 miliar, Madiun (Rp 183 M), Ngawi (Rp 180 M), Lamongan (Rp 177 M), dan Jombang Rp175 miliar. Toh begitu Arief Rohman tetap mensyukurinya.
Peningkatan porsi itu dimungkinkan berkat revisi UU No. 1 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Arief juga melakukan lobi-lobi ke koleganya di Kabupaten Bojonegoro yang lebih makmur agar mendapatkan hibah pembangunan jalan. Hasilnya, Pemkab Bojonegoro memberikan hibah senilai Rp 33 miliar untuk perbaikan jalan dari Desa Medalem, Kecamatan Kradenan hingga Desa Klagen, Kecamatan Kedungtuban sepanjang 9 kilometer.
Selain melakukan lobi-lobi intensif ke pusat, provinsi, maupun daerah-daerah yang menjadi tetangga sekitar, duet Arief Rohman - Tri Yuli Setyowati, juga menggelorakan semangat kebersamaan segenap warga masyarakat.
Lewat slogan "Sesarengan mBangun Blora" keduanya menyasar diaspora Blora di berbagai wilayah NKRI untuk melirik kembali kampung halaman mereka.
Pada pertengahan Januari lalu, Arief mengundang empat jenderal polri untuk mudik. Mereka adalah Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, Kasespimma Sespim Lemdiklat Polri, Brigjen H. Mardiyono, Kapus Inafis Mabes Polri Brigjen Mashudi, dan Kabag RBP Ro RBP Srena Polri Brigjen Mas Gunarso.
(jat/ams)