Pakar ITB Angkat Bicara soal Viral Hoogerbeets Prediksi Gempa M 7 Indonesia

Regional

Pakar ITB Angkat Bicara soal Viral Hoogerbeets Prediksi Gempa M 7 Indonesia

Tim detikINET - detikJateng
Jumat, 10 Mar 2023 10:43 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa. Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9
Solo -

Peneliti asal Belanda dari Solar System Geometry Survey (SSGEOS), Frank Hoogerbeets, pernah memprediksi akan ada gempa besar di atas M 7-8 di Indonesia pada awal Maret 2023. Prediksi itu viral, meski kemudian tak terbukti. Menanggapi hal itu, berikut penjelasan pakar gempa ITB, Dr Irwan Meilano.

"Biasanya kami, pakar gempa, itu berhati-hati untuk tidak mengatakan prediksi. Kita hanya bicara potensi," kata Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dalam 'Eureka! Edisi ke-14: Bumi Patah', dikutip dari detikInet pada Jumat (10/3/2023).

Lulusan ITB dan Nagoya University ini mengatakan prediksi itu ibarat menebar jala. Orang yang memprediksi itu tinggal menyebut wilayah-wilayah yang berpotensi besar terjadi gempa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya kalau prediksi itu, ya sudah, kita sebutkan banyak tempat gitu. Sulawesi, atau sekitar Banda, akan terjadi gempa di dalam tahun ini. Ya sangat mungkin, karena memang wilayah tersebut wilayah sangat aktif," jelasnya.

Para ahli gempa memiliki kode etik bersama yaitu menghindari kata 'prediksi' dan menggantikannya dengan kata 'potensi'. Potensi itu pun mesti didasari riset yang mendalam.

ADVERTISEMENT

Pembelajaran salah satunya dilakukan pada satu wilayah yang pernah mengalami gempa untuk melengkapi potongan puzzle peta sumber gempa.

"Mungkin masih ingat Ambon pernah mengalami gempa tahun 2019 dan kenapa itu penting dikaji karena ada sumber gempa yang tidak kita pahami sebelumnya. Jadi gempa Ambon 2019 itu arah sumber gempanya Utara-Selatan, yang kita ketahui itu harusnya Timur-Barat. Ini unik sekali," terangnya.

"Jadi kami riset kami pasang instrumen dan akhirnya kami paham bahwa ada sumber gempa yang belum didefinisikan dan belum masuk ke dalam peta gempa sekarang. Nah, kita harus masukkan," pungkasnya.

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikInet dan ditulis ulang oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads