Serangan hama uret atau gayas semakin mengganas di Kecamatan Jatinom dan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Pemprov Jateng dan Pemkab Klaten akhirnya turun tangan bersama petani melakukan gerakan pengendalian di enam desa.
"Hari ini ada gerakan di enam desa di wilayah Kecamatan Jatinom dan Karangnongko. Uret di sini berbeda karena berasal dari hewan ampal, bukan wang-wung pohon kelapa," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkab Klaten, Widiyanti kepada detikJateng, Selasa (7/3/2023) siang.
Menurut Widiyanti, kasus di dua kecamatan tersebut berbeda jenis dengan kasus uret di Desa Wiro, Kecamatan Bayat, lima tahun lalu. Hama tersebut muncul di daerah pengguna pupuk kandang mentah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Petani menggunakan pupuk yang masih mentah. Pengendalian ini tidak bisa langsung tuntas kalau tidak ada perubahan perilaku petani, yang digunakan mesti pupuk jadi, sehingga tidak merangsang uret," jelas Widiyanti.
Untuk sementara, kata Widiyanti, selain dengan dicari manual, lahan diberi dengan bahan kimia furadan bantuan dari laboratorium penelitian hama dan penyakit tanaman Palur, Sukoharjo. Dinas juga akan berkoordinasi dengan laboratorium di Salatiga.
"Kita akan kerja sama dengan laboratorium Jawa Tengah di Salatiga. Karena uret di sini jenisnya beda, diberi metarizhim tidak mempan," imbuh Widiyanti.
Sasongko, pakar organisme pengganggu tanaman (POPT) dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan uret di Kecamatan Jatinom dan Karangnongko sudah di fase 3. Panjangnya mencapai 3-4 sentimeter.
''Ini sudah 3-4 sentimeter, sudah fase 3. Nantinya jadi kepompong dan jadi ampal," ungkap Sasongko.
Gerakan pengendalian, jelas Sasongko, dilakukan di beberapa desa di dua kecamatan yang sudah dua tahun ditemukan kasus. Untuk pengendalian dilakukan dengan penebaran obat yang mengandung furadan.
"Di Kecamatan Jatinom ada 3 desa gerakan, Desa Randulanang, Beteng dan Bengking. Kita kasih bahan kimia, untuk 25 hektare diberi 20 kilogram, selebihnya dari swadaya," papar Sasongko kepada detikJateng.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Pantauan detikJateng, operasi pengendalian dilakukan mulai pukul 09.00 WIB. Tim Dinas Kabupaten dan provinsi disebar ke beberapa titik.
Bersama petani selain mencari dengan cangkul, Juga dengan menebar furadan. Uret yang ditangkap dimatikan di lokasi secara langsung.
Satu pohon ketela pohon, ada yang dikeroyok lima ekor uret di batangnya. Bahkan ketela pohon yang sudah berbuah pun buahnya diserang.
Diberitakan sebelumnya, hamauret atau gayas meresahkan petani di beberapa desa Kecamatan Karangnongko dan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Hama tersebut membuat petani terancam gagal panen kali kedua.
"Gagal panen ini menurut hitungan saya. Sebab sudah saya ganti dua kali pohon baru," kata petani ketela pohon Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko, Minah (61) kepada detikJateng di lahannya, Jumat (3/3/2023).
Diceritakan Minah, serangan uret itu terjadi dua tahun terakhir ini. Awalnya yang diserang wilayah desa di Kecamatan Jatinom dan meluas.
"Awalnya itu di desa sebelah Kecamatan Jatinom tapi menular ke desa lain. Yang dimakan hama itu tidak hanya kulit pohon tapi juga ketela dan akarnya, sampai judeg (pusing)," papar Minah.